Chapter 10

853 57 2
                                    


Desclamier : Naruto punya paman Masashi Kisimoto

Pairing : SasuHina dan temukan sendiri

Warning : OOC, AU,typo (always) dll
Dont like, dont read

.
.
.
.

Hinata mengernyit ketika ia membuka pintu apartemennya dan mendapati Itachi sudah berdiri di depan pintu dengan membawa tas ala backpacker. Pakaiannya juga rapi dengan kets putih yang menunjang penampilannya.

Rambut panjangnya dibiarkan menjuntai. Sepertinya dia baru memotong rambutnya sedikit, pasalnya kini rambutnya hanya sebatas leher padahal terakhir bertemu dengan pria itu rambutnya masih panjang sepundak.

Itachi tersenyum hangat dan membuat hati Hinata berdesir. Ia tak nenampik bahwa wajah dari kakak Sasuke itu memiliki standar tampan diatas rata-rata. Marga Uchiha memang memiliki bibit, bebet dan bobot yang mumpuni.

"Kau ke Tokyo kan, pagi ini? aku ikut!" jawab Itachi, sepertinya laki-laki ini tahu makna yang tersirat diwajah Hinata.

"Darimana kau  tahu?" tanya Hinata.

"Tenten." Ia nyengir, menampilkan deretan gigi putih susunya yang terawat.

"Kau tidak mengijinkanku masuk?"

Hinata mengusap tengkuknya. Ini pertama kali ia didatangi laki-laki lain selain Sasuke. Bahkan kakak tertuanya pun belum pernah mengunjunginya selama berkuliah di sini. Ia ingin menolak namun demi menjaga tata krama seorang Hyuuga, akhirnya ia mempersilahkan Itachi untuk masuk.

"Maafkan apartemenku yang tidak senyaman apartemen mu,"

Itachi yang sudah lebih dulu masuk melihat ke sekeliling.

"Apartemenmu malah lebih bersih dariku."

"Duduklah aku akan membuatkan minuman untukmu."

Itachi pun menurut. Ia duduk disatu-satunya sofa yang menjadi pusat dari ruangan ini sambil menonton acara televisi yang menyala.

Semula ia tampak antusias dengan acara televisi yang mengedukasi penontonnya tentang cara mengatasi badai musim dingin yang akan datang beberapa bulan lagi. Namun sesuatu tiba-tiba menghalangi penglihatannya. Ia bergerak mendekati televisi, dan... Pupilnya melebar.

***********

Hinata tak bisa menyembunyikan kegelisahan hatinya, pasalnya kini ia telah berada di ruang tunggu bandara bersama Itachi. Hanya Itachi. Sakura mendadak mengabari bahwa ia ada perkuliahan yang wajib untuk diikuti jika tidak ingin mendapat nilai D, perempuan bersurai pink itu akan ikut penerbangan selanjutnya.

Itachi dan Hinata sama-sama terdiam. Tidak ada percakapan yang berarti. Hinata tampak gugup, Itachi belum pernah sediam ini padanya. Takut terjadi apa-apa akhirnya ia putuskan untuk buka suara.

"Kau tak enak badan ya?"

Itachi hanya tersenyum kemudian menggeleng.

"Aku baik-baik saja. Tapi ada yang mengganggu pikiranku."

Hinata masih sibuk memangku tas hitam tersebut sebelum membalas pernyataan Itachi.  "Apa?" tanyanya lagi setelah tasnya berhasil ia pangku.

Itachi diam sejenak. "Lupakan saja."

"Kau yakin? Memendam sesuatu itu tidaklah baik. Kau nantinya akan tersiksa dengan spekulatifmu sendiri yang belum tentu kebenarannya. Bahkan itu bisa mempengaruhi kesehatan mental ataupun fisikmu. Jika bisa berbagi, kenapa kau tidak mau menceritakannya padaku?" ujar Hinata sambil menatap Itachi.

I Need YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang