CHAPTER 17

383 49 6
                                    

2300 word. Semoga tidak mual. Pelan – pelan saja membacanya, ya. Itupun kalau mau dibaca. Hehehe. Enjoy :)

.

.

.

Karin setuju dengan permintaan Suigetsu untuk bertemu dengannya. Mereka bertemu di apartemen milik pria itu. Hari masih siang ketika bel apartemen Suigetsu berbunyi. Ia membuka pintu hanya dengan memakai celana boxer, toh ia sudah tahu siapa tamunya. Ini hari libur, hari minggu, hari bermalas-malasan yang cuma ia punya sehari.

Begitu tangannya menarik kenop pintu, mata ungu almondnya menangkap Karin yang tengah berdiri sambil kedua tangannya bersidekap di depan dada. Salah satu sudut bibirnya terangkat ke atas, lantas ia terkekeh. Suigetsu segera menyamping, memberikan akses bagi Karin untuk masuk ke dalam.

"Ku kira kamu adalah gadis pengecut. Ternyata tidak. Baguslah," ujar Suigetsu dengan nada mengejek yang sukses membuat Karin mendelik ke arahnya.

Setelah pergumulan panas mereka tempo lalu dan Suigetsu yang membantu Karin untuk melancarkan aksinya terhadap Sasuke, mereka berdua memang tidak pernah lagi bertemu seperti sekarang ini. Suigetsu memang meneror Karin dengan meminta sejumlah uang kepada wanita itu dengan alasan uang tutup mulut. Namun, tujuan Suigetsu bukan itu sebenarnya. Uang yang diberikan Karin, tidak berarti apa-apa untuknya. Tidak banyak orang yang tahu kalau sebenarnya Suigetsu lahir dari keluarga berada. Apartemen tempat tinggalnya sekarang termasuk apartemen yang mahal untuk ukuran mahasiswa seperti dirinya.

Selain berasal dari keluarga kaya, Suigetsu juga sudah mampu mencari uang sendiri dari kemampuannya dalam bidang teknologi meskipun belum tamat dari universitas. Ia menciptakan aplikasi dan game yang beberapa diantaranya sangat terkenal dan dipergunakan banyak orang. Dari situ saja ia sudah bisa menghasilkan pundi-pundi uang lebih banyak dari yang diberikan oleh Karin, yang notabene masih anak ingusan.

Lalu tujuan Suigetsu sebenarnya apa? Mudah saja. Ia hanya ingin tetap berhubungan dengan wanita bersurai merah itu. Bayang-bayang Karin terus saja menghantui isi kepalanya, apalagi setelah pergumulan panas itu. Ia tidak bisa lagi melakukannya dengan wanita lain. Sebab, setiap ingin menyentuh wanita lain, alih-alih untuk menghapus Karin dalam otaknya, wanita itu malah semakin melekat dalam ingatannya. Sial!

Karin datang dengan penampilan yang lebih sopan dibandingkan saat terakhir kali mereka bertemu, menurut Suigetsu. Celana panjang berwarna hitam pudar dan baju crop top berwarna salem dengan kancing depan. Baju kekurangan bahan itu—lagi-lagi menurut pria itu, menampilkan perut bagian bawah Karin yang tampak rata.

Dari celah kancingnya baju Karin, mata ungu almond milik Suigetsu melihat bra hitam milik wanita itu. Double kill! Suigetsu segera membuang wajahnya dan berdecak sebal. Ini masih siang, tapi yang di bawah sana sudah berdenyut.

"Apa mau mu kali ini?" Karin bertanya dan mau tidak mau Suigetsu kembali menarik wajahnya ke arah wanita itu. Suigetsu tidak pernah bermasalah dengan wanita menggunakan lipstik berwarna merah, tapi entah mengapa ia tidak menyukai warna merah menyapu bibir Karin. Seperti tante-tante norak!

Ingin sekali Suigetsu mencium bibir Karin dan menghilangkan warna merah itu dengan bibirnya.

Suigetsu terkekeh kemudian melanjutkan, "Jangan terburu-buru, Baby. Waktu kita masih banyak. Kau mau minum apa?" tawar pria itu sambil lalu, berjalan menuju dapur. Tangannya membuka kulkas dan ia menemukan beberapa kaleng bir, sekotak susu cokelat dan sebotol air mineral.

"Kau mau susu cokelat? Hanya itu yang aku punya untuk bocah sepertimu." Suigetsu mengambil dua gelas. Satu untuknya dan satu lagi untuk Karin. Meskipun ia laki-laki brengsek yang suka bermain ke kelab malam hingga jajan wanita, tapi susu cokelat tetap menjadi salah satu minuman kesukaannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 03, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I Need YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang