Chapter 9

1.4K 65 8
                                    



Desclamier : Naruto punya paman Masashi Kisimoto

Pairing : SasuHina dan temukan sendiri

Warning : OOC, AU,typo (always) dll

Dont like, dont read

.

.

.

Ranjang itu berbunyi dercitan dan bergerak naik turun. Pelakunya kini mengerang dengan keras tanpa perduli jika orang lain di luar sana mendengarnya. Karin mendesah ketika bibir merah yang nampak mulai menghitam milik Suigetsu mencium dengan ganas tengkuk hingga ke lehernya. Pria itu ingin memberikan bekas kepemilikannya pada leher Karin, tetapi gadis itu bersikeras menolak. Ia tak ingin kalau kegiatan panas mereka yang dilakukan saat cuaca lagi terik-teriknya ketahuan. Suigetsu tak bisa tak menerima alasan itu, sebab jika Karin marah maka ia tidak bisa lagi menyalurkan kepuasannya ini. Suigetsu bukanlah pria baik-baik yang hanya bercinta dengan satu orang saja. Namun, selama ini hanya Karinlah yang mampu menyainginya di ranjang.

"Lepasskan, akh... aku bodoh!" umpat Karin disela desahannya.

Kedua tangannya telah diikat di kepala ranjang sesaat setelah ia datang ke rumah Suigetsu. Pria itu langsung menghadangnya dengan ciuman di bibir yang memabukkan. Saat ia lengah, pria itu kemudian menggendong dan menjatuhkannya di ranjang. Kedua tangannya langsung di tarik ke atas dan di ikat. Pakaiannya semua ditanggalkan. Kasar memang, tetapi Karin menyukainya.

"Tidak secepat itu, baby." Seringai tertangkap di wajah Suigetsu.

Suigetsu mengulum payudara Karin di sebelah kanan dengan lembut layaknya bayi yang sedang menyusui. Tangan bebasnya tak lupa menangkup payudara di sisi lain yang putingnya telah mengeras sedari tadi.

"Sakit!!!" berang Karin ketika Suigetsu menghisap dengan keras payudaranya bahkan sedikit menggigit. Noda merah tercetak jelas di gundukan putih perempuan berkacamata itu.

Suigetsu tertawa puas. Jika ia tidak bisa mengklaim kepemilikannya di leher jenjang Karin, maka disini lah satu-satunya tempat yang aman. Pikirnya.

Deru nafas Karin tak terkontrol. Ia sudah dalam keadaan yang terangsang dan siap-siap dimasuki.

"Kau sudah sangat basah, sayang." Dua jari Suigetsu bermain di liang sensitive milik Karin. Menekan titik klitorisnya dengan brutal.

Desahan keluar dari bibir Karin. Ia menggeliat seperti cacing kepanasan, bahkan dadanya naik turun. Menikmati semua perlakuan Suigetsu membuat dirinya akan meledak saat ini juga.

Suigetsu mengerling kemudian menghentikan aktivitasnya. Karin melotot. Ia sudah berada dipuncak birahinya dan Suigetsu menahannya. Ia tidak bisa diperlakukan seperti ini. Biasanya, ia lah yang memimpin permainan tapi hari ini Suigetsu mempermainkannya.

Pria itu membisikkan sesuatu ke telinga Karin, "Untuk hari ini aku lah yang akan memimpin permainan." Di tiupnya telinga Karin yang membuat sang empu bergedik geli.

Suigetsu kemudian melumat bibir Karin dengan ganasnya. Ia menjelajahi tiap deretan gigi putih Karin satu persatu. Ia menghisap lidah gadis itu seperti permen. Sang gadis berdesah disela-sela ciuman itu, kedua kakinya ia lebarkan selebar mungkin. Jika saja tangannya tidak di ikat ia akan bermain-main dengan klitorisnya sendiri hingga mencapai kepuasaan.

Suigetsu melepaskan pagutannya kemudian berdiri. "Are u ready, baby?" ia menanggalkan semua pakaiannya ke lantai. Sedangkan Karin? Jangan tanyakan, ia sudah polos sebelum permainan kecil ini di mulai.

I Need YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang