Prolog

2.7K 231 5
                                    

༺═────────────────────═༻
Bab 0:
『Kutukan』
༺═────────────────────═༻

Di sebuah perkotaan era modern, di negara X terdapat seorang pengusaha yang memiliki kekayaan yang melipat ganda, bahkan sanggup untuk membeli sebuah negara.

Rambut Pirang emas, netra abu abu gelap yang memiliki tatapan dingin seolah dapat membekukan mu.

"NTR Corporation, telah bangkrut sesuai dengan perintah anda, Tuan" ujar sekertaris lelaki itu.

"...Bagus, kau boleh pergi" ujar suara berat dan dingin, namun...dapat membuat ribuan wanita kepincut.

"Baik"

Setelah sekertaris itu pergi, lelaki itu Sieg Arthurian, menekan tombol di dinding ruangan nya, tiba tiba dinding itu terbuka memperlihatkan sebuah ruangan lift, saat Sieg masuk, dinding tersebut tertutup seolah tak ada yang terjadi.

Sieg menekan tombol turun, hingga beberapa menit ia sampai di sebuah ruangan yang sangat sangat mewah.

Namun, terdapat sebuah titik yang membuat atensi semua orang akan tertuju di tempat itu, jika semua orang dapat masuk ke sana.

Terdapat sebuah sangkar emas besar, dengan di dalam nya terdapat gadis cantik dengan kaki dan tangan di rantai, namun tidak mengekang, karena tali rantai yang sangat panjang.

Sieg melonggarkan dasinya, wajah datar yang sebelumnya melekat di wajahnya seketika berganti dengan wajah sumringah dengan rona merah menjalar.

menatap ke arah dalam sangkar, lebih tepatnya sesosok gadis cantik tersebut tengah di penjara, kedua kaki yang dirantai terlihat lemas tanpa bisa digerakkan.

Tanpa sepatah kata pun, Sieg membuka pintu sangkar tersebut, seketika gadis tersebut pun berbalik ke arah Sieg.

Air mata nya menetes, ia mengulurkan kedua lengan nya ke arah Sieg, yang disambut baik oleh Sieg.

"Kumohon...lepaskan aku" liriknya menyembunyikan wajahnya di dada bidang Sieg.

Sieg tersenyum tipis, ia memeluk gadis cantik itu dengan lembut, seolah bila ia kasar sedikit saja gadis tersebut akan hancur layaknya Kaca.

"Aku bisa mengabulkan semua keinginan mu, kecuali melepaskan mu" ujar Sieg dengan mengecup lembut kedua pipi milik gadis itu.

Sieg merasakan bahu nya basah, Ya...gadis itu menangis dan sieg tahu dialah yang menyebabkan air mata itu keluar.

"Maafkan aku Sieg...." gumam gadis itu.

Jleb!!!

Sebuah pecahan kaca menembus dada sieg, Jadi ini kah alasan mengapa akhir akhir ini gadisnya tak memberontak seperti biasanya.

"haha..." kekeh sieg dengan hambar, tanpa maksud apapun.

Tangan kekar nya mengelus lembut pipi merah merona milik gadis, netra abu abu indah dengan liquid bening yang terus menetes.

Bukan dia tak tahu apa yang di lakukan oleh gadis nya, namun ia hanya ingin tahu apa maksud dari tindakan nya.

"Hiks..." sebuah is akan kecil keluar dari bibir manis gadis itu, bersamaan dengan tubuh Sieg yang tumbang.

Pada akhirnya, dirinya tetap tak bisa bersama dengan gadis itu, Reinkarnasi dari istrinya.

Ia merasakan tetesan air mata yang mengenai pipi nya, ia menatap ke arah wajah yang berada di atasnya.

Ia mengulurkan tangan nya, menyeka air mata itu, Sieg adalah pendosa, Sieg merasa ia tak layak untuk ditangisi dengan air mata ini.

Dirinya terlalu berdosa untuk sesosok gadis baik seperti nya.

"hidupku...benar benar menyedihkan"
batin Sieg dengan miris lalu menutup matanya.

Di akhir khayat nya, ia merasakan sebuah ciuman hangat di dahinya, dengan pelukan hangat yang selama ini ia impikan setiap malam.

"...yah setidaknya, kematian kali ini tak terlalu buruk..." batin Sieg.

"....aku...mencintaimu...Retha.." ujar Sieg lalu ia pun menghembuskan nafas terakhir nya.

"....aku juga menyayangi mu...Kakak" ujar Retha gadis itu, dengan air mata yang terus mengalir.

Kata kata yang tak akan pernah dapat tersampaikan ke Sieg, satu satunya penyesalan Retha.

<>-°-<>

Sebuah dataran tandus, dengan darah dan mayat ada dimana mana.

Namun, di satu titik terdapat sesosok makhluk bertanduk dengan rambut panjang dan dengan banyak luka di sekujur tubuhnya bersandar di reruntuhan batu yang masih berdiri kokoh.Setidaknya.

"Ada kata kata terakhir?" ujar seorang pria dengan dingin.

Rambit Emas berkilauan, dengan netra biru kristal yang sangat indah, namun dengan pandangan dingin dan membekukan.

『Haha...Aku memang tak bisa membunuh mu , namun aku bisa mengutuk mu』

『Aku ******, Mengutuk mu di 99 kehidupan mu, kau tak akan pernah bisa bersatu dengan istri mu』

『Kau akan selalu melihat istrimu hidup bersama dengan orang lain, sekalipun kau mengingat kejadian ini...』

『...Sekalipun kau ingin berhenti, kau tak akan bisa berhenti, tubuhmu akan bergerak secara naluri tubuh kehidupan pertama mu』

『Camkan itu baik baik, Hero』

Dengan dingin, Pria itu menebas kepala makhluk itu hingga kepalanya terpisah dari tubuhnya dan seketika pula hancur menyisakan sebuah batu kristal hitam.

"....Takdir Matahari dan Bulan, benang merah yang tersambung, berubah menjadi gembok berantai yang terkutuk...." ujar Sieg(?) dengan sorot mata kosong.

"....Pasangan yang ditakdirkan, akan semakin menjauh satu sama lain, cahaya yang bersinar semakin meredup hingga tenggelam di kegelapan..."

"....saat itu akan tiba, Bulan dengan kelembutan dan perasaan dingin yang dapat menghangatkan, Matahari yang bersinar dengan perasaan hangat yang mendinginkan...."

"....sebuah keterikatan yang menciptakan era baru dalam dunia..."

"....Nyanyian merdu sang Salju dan tarian indah sang Api..."

Seketika setelah itu pria terjatuh pingsan, tak ada yang mendengar atau mengetahui hal yang pria ucapkan kecuali alam dan para Roh roh yang menyaksikan, Akhir yang mengakhiri Awal, dan menciptakan Awal yang baru.

To Be Continue

99th Life: I Won't hurt you again My WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang