Bab 4

1.2K 131 3
                                    

༺═────────────────────═༻
Bab 4
『Bloodmark』
༺═────────────────────═༻

Dahulu kala, terdapat sepasang dewi dan manusia, sang dewi jatuh hati kepada sang manusia, dikarenakan disaat ia tengah menjalani masa ujian nya, dimana dirinya diubah menjadi sesosok kelinci putih dan indah.

Saat itu, sedang terjadi perburuan besar besaran, dikarenakan musim dingin akan tiba, maka mereka berbondong-bondong untuk mencari sumber makanan.

Saat itu, sesosok anak manusia menyelamatkan nya, dan merawatnya hingga sembuh, karena tubuh nya yang terluka.

Alhasil, sang dewi berencana untuk melindungi sang manusia, sebagai balas budi nya, namun lambat laut ia mulai memiliki sebuah perasaan kepada sang manusia.

Dia tahu, Dewi dan Manusia tak dapat bersatu, maka dari itu sang dewi hanya bisa mencintai sang manusia dalam diam.

Di suatu hari, Sang dewi terbangun mendapati dirinya yang berada di sebuah ruangan, besar namun nyaman, ia pun menyadari bahwa dirinya tengah dirantai, dengan rantai sihir.

Ia terkejut, disaat dirinya melihat di cermin, bayangan nya bukanlah sesosok kelinci putih, namun bayangan dirinya yang asli.

Bersamaan dengan itu, muncul sesosok manusia yang sangat ia kenal, namun dengan wujud yang berbeda, terlihat lebih dewasa.

"Kau telah terbangun rupanya, wahai kelinci ku" ujar manusia itu dengan senyum manis.

Sang dewi menatap dengan ketakutan, pertama kalinya dirinya melihat makhluk dengan aura se mengerikan ini, manusia itu....sudah terkontaminasi.

Terkontaminasi adalah istilah, yang digunakan untuk menamai benda, tempat, maupun makhluk hidup yang memiliki aura gelap dan jiwa yang hancur.

Hancur, dalam artian dimana sudah terlampau buruk hingga sulit untuk diobati, jiwa yang telah termakan oleh iblis.

Jiwa yang sulit untuk dikembalikan, Jiwa yang rusak tak akan bisa dikembalikan lagi, sedangkan kasus manusia itu mirip dengan kasus Sieg.

Waktu berjalan dengan cepat, dunia dewa dan manusia digemparkan oleh hilang nya sang dewi, menciptakan bencana dahsyat yang tak dapat terelakan.

Sang manusia sama sekali tak peduli dengan sesama ras nya, sang manusia hanya melakukan aktivitas seolah bencana itu tak pernah terjadi, mulai dari memandikan sang dewi, memberinya makan, bermain dengan nya, seolah olah dewi itu adalah hewan peliharaan nya.

"Mengapa....kau...kau melakukan ini..." lirih sang dewi dengan sendu.

Terdapat banyak bekas gigitan dan tanda merah di tubuh dewi itu, satu hal yang mencolok yaitu, sebuah simbol Bulan yang dimakan oleh serigala, di dahi sang dewi.

Pengikatan Darah.

Sang dewi dipaksa untuk meminum darah sang manusia, hingga tercipta lah simbol itu, dengan pandangan kosong, sang dewi menatap ke arah manusia yang tengah tertidur di pangkuan nya, dengan tubuh bersimbah darah.

Air mata nya menetes.

『Yang telah Hilang tak dapat kembali,
Yang telah Hancur tak dapat diperbaiki....』

Sang dewi menjeda ucapan nya, ia mengelus lembut rambut manusia itu, lalu mengecup lembut bibir manusia itu, dengan air mata yang mengalir deras.

『...Yang terkontaminasi harus dihabisi』

99th Life: I Won't hurt you again My WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang