Bab 5

1.2K 118 4
                                    

༺═────────────────────═༻
Bab 5
『Bangun』
༺═────────────────────═༻

"Siapa kau?!!"teriak Aretha dengan waspada, sosok tersebut menyeringai.

Tiba tiba, Aretha merasakan sakit di area leher nya, ia melihat sebuah simbol pedang berwarna hitam dengan bulan merah ditengah nya.

Aretha membelalakkan matanya.

"Apa kau lupa?dulu kau pernah bertemu denganku, bukan?"

"Apa mak-"

Aretha menjeda ucapan nya, sebuah kilasan tentang sesosok bayangan hitam besar dengan netra merah darah menatap nya dengan tajam, namun Aretha tidak ingat kapan itu.

Aretha tiba tiba merasakan, ada benda basah dan lembut yang menyentuh bibirnya
, sontak ia mendongakkan kepala dan melihat Sieg(?) tengah menjilat bibirnya yang masih suci.

Aretha sontak mendorong kasar Sieg(?).

"Kau kurang cepat, A*******a"

Aretha kembali merasakan panas di leher nya, simbol itu berubah menjadi pedang hitam dengan full moon di atas nya, di keliling oleh tulisan kuno kecil yang melingkarinya.

Pengikatan Berhasil.

Ditutup oleh seringaian lebar milik Sieg(?) lalu terjatuh, dan kembali ke wujudnya yang asli, hawa panas itu seketika menghilang.

Di sisi lain, Aretha memandang Sieg dengan sendu.

"Padahal...aku berharap agar kau hidup dengan gadis pilihan mu sendiri,Sieg. Tetapi, malah berakhir dengan mengikat mu...maafkan aku...aku benar benar minta maaf..." batin Aretha, mengelus lembut simbol yang muncul di lengan Sieg.

Di tubuh Sieg, terdapat darah Aretha yang Aretha gunakan untuk melacak keberadaan Sieg bila Sieg menghilang, apalagi dulu saat Sieg baru ditemukan sangat banyak monster yang berusaha untuk melahap nya.

"...maaf"

༺═────────────────────═

Sieg Pov

Aku membuka mataku, aku merasakan dekapan hangat dan lembut di tubuhku, aku tersenyum mengetahui bahwa ini memang bukan mimpi.

Aku mengelus lembut, pipi gadis di depan ku, aku terdiam disaat melihat sebuah simbol di leher nya, simbol yang sama dengan yang ada di lengan ku, hanya saja warna bulan yang berbeda.

Milikku Biru bercampur hitam, sedangkan dia merah bercampur hitam gradasi.

"Pengikatan? sejak kapan?...ah, lupakan setidaknya dia sudah terikat denganku" batinku sembari sedikit menyeringai.

"uhmmm..." lenguh nya.

Aku tersenyum, Retha benar benar menggemaskan disaat bangun tidur, sisi dewasa yang selama ini terlihat seolah tak pernah ada.

Dia mengerjap kan matanya, sampai bersitatap dengan netra abu abu kelam milik ku, aku tersenyum manis.

"Selamat pagi, kakak" yah, untuk saat ini aku akan memanggilnya kakak seperti biasa.

"Huh............." seperti nya dia bingung, aish, aku ingin mencium nya hanya saja itu akan menimbulkan kecurigaan.

Cih, aku benci tubuh anak anak ini.

99th Life: I Won't hurt you again My WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang