🥀__🥀
Setiap insan pasti punya mimpi. Masing-masing dari orang tua pasti memberi gambaran tentang profesi yang menjamin kenyamanan hidup, sehingga membuat kita yang mendengarkan tergiur. Kebanyakan anak kecil jika ditanya ingin menjadi apa, jawabannya pasti tidak jauh dari profesi mulia seperti dokter, guru, atau bahkan abdi negara. Sejauh ini tidak ada yang salah, namun ketika usia beranjak dewasa mampukah anak ini mempertahankan mimpinya yang ingin menjadi ini itu??
"Boro-boro anying, hidup gue bisa tenang aja gue udah syukur" Hazela, gadis yang tengah bertarung dengan jenuhnya semester lima itu mendengus ketika mendengar motivasi tentang sukses yang tengah ramai diperbincangkan. Mereka selalu mengatakan bahwa sukses itu bisa untuk semua orang, ya Hazel membenarkan itu, bisa untuk semua orang yang punya privilege!
Hidup dikeluarga yang hidupnya pas-pasan kadang bikin Hazel muak sama kalimat-kalimat motivator di TV, mana ibunya suka banget lagi nontonin yang begituan.
"Kak?? Cuci piring dong" Ayahnya mengintip apa yang sedang Hazel lakukan didalam kamarnya, bahkan pria paruh baya itu melihat bahwa Hazel sedang sibuk dengan tugas-tugasnya. Sebagai anak yang baik, Hazel menuruti perintah ayahnya.
"Loh ini lho, adek nganggur gini. Kenapa gak dia aja sih yang nyuci"
"Kalo adek mu yang nyuci takut gak bersih kak, adekmu juga belum bisa" Ibunya yang menyahut, karena sepertinya ayah tidak mendengar protesan Hazel.
"Idih apaan, adek tuh udah tujuh belas tahun masa nyuci piring aja gak bisa. Makan doang emang kerjanya!" Hazel kesal, karena orang tuanya selalu saja memerintahnya padahal ia punya adik yang juga menurut Hazel sudah bisa diandalkan.
🥀__🥀
Hampir sebagian besar orang-orang yang bergabung dengan HIMA kampus adalah orang yang menyesal karena dulu mau-maunya ditipu senior. Teriming-imingi dengan janji senior yang mengakibatkan mereka menjadi budak kampus.
"Jev, kapan nih mau rapat perdana?? Ini bukan cuma tentang HIMA tapi masalah nilai juga bro, acara ini buat uas kemarin kata pak Haris" Jevano, lelaki yang menyandang sebagai ketua Himpunan Jurusan itu mendengus sebal, kenapa apa-apa harus minta izinnya dahulu sih.
"Kemarin kan gue udah nunjuk si Yasha nih buat jadi ketua panitia, tanya Yasha dong. Gue jatuhnya udah ngikut aja nanti"
"Yasha nih bareng cewek lo mulu anjirrr, gak nongol-nongol dia di sekre" Jevano menghela nafas pelan, teman seperjuangan yang sama-sama menjadi babu kampus ini benar-benar tidak memanfaatkan fungsi ponsel dengan baik dan benar.
"Jer, lo punya hp tuh buat apa sih?? Kita bikin grup chat tuh juga buat apa? Yasha sama Hazel emang gak sempet mau ke sekre, absen aja mereka titip ke Rena" Jeremi, lelaki yang dari tadi merecoki Jev hanya terkekeh, dia tau kalau Jev tuh lagi capek karna beberapa hari ini pulang malem mulu soalnya rapat sama BEM Univ, tapi dia suka aja gitu godain Jev. Ya memang, si Jeremi ini belum pernah dilempar pake gobi sama Jev.
Kehidupan kampus yang sepertinya indah, apakah akan indah juga dikisah mereka??
🥀__🥀
Ini bukan cerita tentang kuliah, ini juga bukan tentang keluarga dan anak kedua, ini cuma tentang other side.
HazelaJevano
KAMU SEDANG MEMBACA
You
FanfictionKamu tuh hal terindah yang pernah dipunya sama orang-orang disekitarmu.