🥀__🥀
"Jev, kalo aku gak ada dunia bakal berubah nggak?" Jev noleh sebentar, Hazel itu pemikir, hal serandom apa pun akan ia sampaikan.
"Zel, kamu tuh bukan pemeran utama dihidup orang. Dunia mungkin gak akan berubah, tapi meskipun kamu bukan pemeran utama, bisa jadi kamu punya peran penting dihidup orang lain, bayangin kamu kehilangan orang yang penting banget dihidup kamu. Hidup kamu bakalan masih sama gak?" Hazel yang tadinya sudah lelah memikirkan jawaban atas pertanyaannya kini semakin lelah karena Jevano malah balik bertanya.
"Mungkin bakal masih? Setelah aku kehilangan hidup aku tetap berjalan kan?" Jevano mengangguk.
"Makanya, kita tuh cuma sebulan dua bulan doang tau ditangisinnya. Sisanya orang bakal lupa sama kita Zel" Hazel mengangguk setuju, bukan tidak mau menghargai orang-orang yang terpuruk akan kehilangan. Tapi memang kebanyakan dari mereka bahkan akan benar-benar lupa jika sudah terlalu lama.
"Jev, kira-kira perjalanan kita sampe mana ya?" Jev ikut menerawang bersama Hazel. Hari ini adalah hari kelulusan keduanya, masih dengan seragam putih abu-abu yang sudah dipenuhi dengan coretan pilox keduanya memutuskan untuk duduk-duduk sebentar di atas rooftop gedung sekolah mereka.
"Sampe aku mencintai mu" Niatnya bercanda, tapi Hazel malah melemparinya dengan tatapan tajam.
"Jadi sekarang lo belum cinta gue??!" Melihat mata itu membola membuat Jevano terkekeh. Bukannya seram, marahnya Hazel lebih ke lucu?.
"Udah sih, tapi sedikit. Mungkin kalo ditiup angin langsung terbang"
"IHHH!!" Jevano tertawa terbahak, menghindari pukulan Hazel sampai mengharuskannya untuk berlari. Hazel yang tidak tahu kata menyerah tetap saja mengejar Jevano dengan semua kekuatan yang ia punya.
Jika waktu itu Hazel yang mengejar Jevano, kini Jevano lah yang mengejar Hazel. Dia bahkan lupa kalau dibelakangnya ada bunda yang susah payah menyamakan langkah mereka. Jev bisa liat kalau ada keluarga Hazel yang sedang mengelilingi gadis itu. Bahkan Jevano gak tau tubuh siapa yang jatuh karena dorongannya.
"Hazel sayang, ini aku. Kamu gimana sayang, apa yang sakit Zel" digenggamnya tangan Hazel pelan, takut malah semakin menyakiti gadis itu. Hazel badannya sudah tidak karuan karena dipenuhi darah. Jev gak tau apa alasan dokter yang gak ngebersihin darah ditubuh Hazel, ingatkan ia untuk memarahi para dokter itu nanti.
"Jev" Hazel mengeluarkan kata pertamanya dengan susah payah.
"Jangan nangis" Larangan berupa perintah, Jevano semakin terisak. Hatinya hancur melihat Hazel lagi-lagi menjadi korban kecelakaan. Jika tau akan seperti ini akhirnya, lelaki itu akan memaksa Hazel untuk naik KRL saja atau bahkan ia sendiri yang akan mengantar Hazel pulang.
"Zel, please stay" Suara Jev parau, bunda dibelakangnya sibuk menenangkan Yasha dan Rena yang baru saja tiba. Hazel tidak lagi mengeluarkan kata apapun, bahkan membuka matanya saja Hazel tidak. Tangis Jev semakin mengeras, Hazel bahkan belum mengucapkan satu katapun untuk perpisahan, seolah tidak perduli akan orang yang ia tinggalkan, jantung Hazel berhenti berdetak saat itu juga.
Dari awal dokter sudah menjelaskan kalau harapannya kecil, jantung Hazel terhimpit rusuk dan kepala belakang gadis itu terhantam kuat. Sebuah mukjizat Hazel masih mampu bertahan padahal api sudah sangat lahap memakan bagian bawah tubuhnya. Malam itu, yang terdengar hanya tangisan mereka dan permintaan agar Hazel dapat kembali. Tidak ada yang tidak patah hatinya, bahkan para pasien UGD yang sedari tadi menatap mereka ikut meneteskan air mata. Hazel, sampai sini saja kah perjalanan mu?
🥀__🥀
Hampir seluruh orang yang datang kerumah duka menangis, awalnya memang menangis karena Hazel mereka yang ceria tidak akan pernah ada lagi, tapi tangis itu semakin dalam ketika mereka mendengar raungan Yasha dan Rena. Dua orang yang bahkan tidak pernah meninggalkan Hazel dalam segala situasi, dua orang yang tidak akan pernah bisa mereka bayangkan bagaimana ada diposisi keduanya.
"ZELL, lo pamit buat dateng ke upacara pemberkatan mbak lo!! Kenapa lo malah bawa kita ke upacara lain" Yasha seperti kehilangan dirinya. Kemeja hitam yang gadis itu kenakan bahkan sudah tidak terlihat lagi lipatannya. Rambutnya yang tadi pagi sempat diikat oleh mami, sekarang ikatannya sudah melorot. Dia gak perduli gimana orang ngeliatin dia, yang dia mau cuma neriakin Hazel karena Hazel tidak suka teriakan Yasha. Berharap Hazel akan bangun kembali dan menampar kepala Yasha seperti yang biasa ia lakukan.
Keadaan Rena tidak jauh berbeda, hanya saja Rena tidak sampai teriak seperti Yasha. Tapi justru isakannya yang pelan itulah yang ikut mengiris hati semua orang diruangan tersebut. Kehilangan Hazel semendadak ini tidak ada di list masa depan mereka. Mereka berjanji untuk menghabiskan masa tua bersama dengan menjadi tetangga.
Jevano ada ditengah Rena dan Yasha. Ia adalah gabungan dari keduanya. Tidak ada yang berani menghampiri ketiganya kecuali bunda yang memberitahu kalau sebentar lagi peti Hazel akan ditutup dan dibawa kepemakaman.
"Bunda" Bunda membawa ketiganya kedalam pelukan, ia faham sekali bagaimana perasaan ketiganya. Merekalah saksi atas hidup pahit yang Hazel alami.
"Abis ini Hazel gak bakal sakit lagi, dia gak akan lagi ngerasain sakitnya tidak dihargai, kalian yang ikhlas ya" Bunda mengeratkan pelukannya ketika peti Hazel perlahan ditutup. Tangis Rena bahkan sudah tidak jelas, yang terdengar hanya nafasnya yang tidak beraturan.
Perlahan peti Hazel dibawa, ada ayahnya dan Jingga ikut membawa peti Hazel. Tidak ada yang tidak menangis menatap peti Hazel yang perlahan tertimbun oleh tanah.
"ZEL, LO BAHKAN BELUM PAMIT SAMA GUE!!!" Itu adalah teriakan terakhir Yasha sebelum gadis itu terduduk lemas karena kakinya tidak sanggup lagi menopang tubuhnya. Hari ini, mereka dipaksa untuk merasakan kehilangan. Segar diingatkan mereka bahwa kemarin pagi Hazel masih menyapa mereka, siangnya gadis itu bahkan membeli satu dus mie instan untuk disimpan di sekretariat. Siapa yang menyangka bahwa itu adalah hari terakhir Hazel ada bersama mereka.
Bicara tentang ikhlas, mungkin tidak sekarang. Mereka masih dengan pemikirannya yang berhadap akan keajaiban semoga ini hanya mimpi.
Zel, kamu beneran udah gak ngerasain sakit lagi?
🥀__🥀
My Heart 💔
KAMU SEDANG MEMBACA
You
FanfictionKamu tuh hal terindah yang pernah dipunya sama orang-orang disekitarmu.