3

1.3K 168 25
                                    

🥀__🥀

"Gimanaa coba harinya mau bagus, kalo sepagi ini aja udah cemberut" Hazel mendengus, sapaan Jev terdengar sangat mengesalkan menurutnya.

"Nih makan, aneh banget. Harusnya tuh aku tau yang nitip makanan ke kamu, secara aku nginepnya dikampus. Sedangkan kamu kan dari rumah"

"Yakalo gue berangkat dari rumah kayak biasanya juga gue bawain lo makanan" Hazel menerima roti dan susu dari Jev, mukanya masih ia tekuk sebal. Sebenarnya harinya tidak akan seberantakan ini kalau saja ia dan ayah tidak kembali bertengkar. Tadi pagi, ketika Hazel hendak berangkat ayah tiba-tiba meminta kunci motornya. Ayah bilang kalau Ji perlu motor soalnya nanti ada belajar kelompok dirumah temannya yang jauh banget dan gak memungkinkan untuk Ji pulang pake bis atau ojol, sebenarnya Hazel tidak sepelit itu untuk memberikan motornya. Tapi ia tidak suka cara ayah memintanya.

"Yaudah sih, nanti pulangnya aku anter" Jev mencoba menghibur kekasihnya, Hazel kalau bad mood berlarut bisa bahaya, yang kasihan adalah junior-juniornya nanti ketika mereka akan rapat.

"Aku tuh sebel Jev, harus banget gitu ayah pake ungkit-ungkit aku belum pernah ngasi apa-apa untuk keluarga?? Tuh anak kebanggaannya, gak pernah juga ngasi dia duit. Semenjak dapet kerja juga mbak Dina gak pernah pulang" Jev tidak menyahut, ia hanya mengelus pelan tangan kiri Hazel, karena tangan kanan gadis itu masih memegang roti yang sesekali ia suapkan kemulutnya.

"Aku tuh tau kalo aku gak serajin mbak, tapi bisa gak sih ayah tuh sehari aja gak banding-bandingin kami?? Bisa gak sih ayah tuh sehari aja mikirin aku juga, gak cuma Ji doang!" Nafas Hazel memburu, ingin menangis tapi air matanya tidak mudah menetes. Sangat menyiksa.

"Udah oke, bentar lagi sekre rame, kelas kamu juga bentar lagi mulai. Yuk aku anter kekelas" Jev menuntun Hazel perlahan, keduanya berjalan beriringan menuju kelas yang yang akan Hazel gunakan untuk mata kuliahnya pagi ini.

"Nanti gak usah rapat ya?? Kita jalan aja"

"Bener, boleh??" Jev mengangguk, tangannya mengusak poni Hazel yang lepek karena keringat.

"Makasih bbbyyyy" Hazel hendak melompat kedalam pelukan Jev, namun sayang ia kalah cepat karena Yasha muncul diantara keduanya.

"Masih pagi gak usah maksiat lo berdua!! Kelas anjirrrr!!!!" Yasha menjewer Hazel dan menyeretnya untuk masuk kelas, dibelakang Yasha ada Rena membuntuti keduanya, tiga orang yang tidak bisa dipisahkan. Jev hanya terkekeh melihatnya, berpacaran dengan Hazel bikin dia juga akrab sama sahabat Hazel bahkan dengan pacar masing-masing.

"Bye sayang!!!" Beberapa detik setelah ucapan perpisahan itu, penghapus mendarat dikepala Jev, Rena pelakunya.



🥀__🥀


Tepat seperti janjinya, Jev dan Hazel izin untuk tidak rapat hari ini. Biarlah, karena ada Yasha, Rena dan Jeremi saja menurut Jev sudah cukup. Jalan-jalan versi Jev tuh bukan yang shopping atau refreshing ketempat indah kayak gunung atau pantai gitu, Jev cuma bawa Hazel ke alun-alun buat parkir motornya trus mereka berdua jalan kaki, vibesnya kayak di sungai han gitu.

"Disini udah lumayan rame ya Zel?" Hazel mengangguk, lalu menatap sekelilingnya. Dulu alun-alun ini gak terlalu ramai, cuma ada beberapa orang aja tapi sekarang bahkan SPG juga banyak yang nyari costumer disini.

"Semenjak wali kota bikin trotoar tuh orang-orang jadi mau kesini Jev, sama kayak kita sekarang. Sekedar jalan-jalan refreshing atau nyari jajanan. Yang lebih seru lagi kalo malem, disana tuh ada buka sewa scooter listrik"


"Kadang ya Zel, aku tuh pengen tau negara kita kayak Jepang, Korea atau China tuh. Orang-orang lebih milih jalan kaki dan naik kendaraan umum daripada pake kendaraan pribadi. Asik tau kalo misalnya mahasiswa rame-rame jalan kaki dari kosan nuju kampus"


"Iya, tapi sisi lainnya juga negara kita udah mengembangkan ojek online Jev, jadi mau mulai budaya kayak yang kamu maksud tuh rada susah karna sisi lain malah mutus rezeky orang"


"Dah ah, gak habis kalo bahas ginian. Ehhh kamu duduk dulu disini. Aku beli jajanan dulu" Hazel terkekeh, bahasannya dengan Jev memang tidak pernah beraturan. Sejujurnya ia tipe orang yang banyak bicara dan syukurnya dia punya pacar yang nyambung diajak ngomongin apa aja.

"Corndog rasa tiramissu trus minumnya choco mania" Jev ngos-ngosan, gak tau kenapa dia malah lari.

"Aaav hapal bener bapakkk"

"Gimana gak hafal, kamu pernah ngamukin Jeremi cuma gara-gara beliin kamu yang rasa coklat" Hazel tertawa ketika Jev menyinggung kejadian beberapa minggu yang lalu, sebenarnya bukan cuma Hazel yang ngamuk tapi hampir satu sekre. Ya gimana gak ngamuk, kalo dia beli nya yang rasa original masih mending, lah ini semua dibeli yang rasa coklat.

"Gimana?? Feel better??" Tawa Hazel perlahan berubah jadi senyum yang menurut Jev tuh manis bangett.

"Better lah ya, makasih Jevvv"

"Effortless loh ini, gak usah makasih"

"Effort banget tau ini. Makasih banget udah jadi salah satu yang mau faham posisi aku tanpa menghakimi lebih dulu. Pokoknya makasih banget" Jev tidak menjawab, ia hanya tersenyum dan mengelus pelan pipi Hazel. Jika orang lain menghilangkan senyum manis gadis itu, maka Jev akan berusaha semaksimal mungkin untuk menghadirkan senyuman itu kembali.








🥀__🥀







Menurut kalian, orang keras kepala tuh karena apa???

YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang