Saat ini singto baru saja selesai makan malam bersama neneknya, ia kembali ke kamarnya dan melihat krist yang tengah duduk di ranjangnya dengan memainkan gitarnya, krist memang selalu berada di dekat singto sekarang, selalu mengganggu singto dengan kemesumannya dan singto sudah terbiasa akan hal itu.
Singto merebahkan tubuhnya di samping krist dan memejamkan matanya, sudah hampir satu minggu singto tinggal bersama neneknya, ia sudah sangat merindukan orang tuanya sekarang entah sampai kapan dia harus tinggal di kampung kecil bersama hantu mesum seperti ini.
Krist melepas gitarnya dan menindih tubuh singto di bawahnya sehingga membuat singto membuka matanya karna merasa berat di tubuhnya.
"Krist, kamu berat!" Ucap singto.
"...."
"Turun atau kamu aku lempar dari jendela!" Ucap singto
"Aku tinggal masuk lagi"
"Dasar hantu mesum!"
Krist mengabaikan ucapan singto, ia mengusap lembut bibir merah singto, ingin rasanya ia mencicipi bibir itu namun ia juga takut jika singto akan marah besar sedangkan singto tubuhnya meneggang karna bibirnya di usap oleh krist.
Krist memegang dagu singto dan menatap mata singto, perlahan ia mendekatkan wajahnya ke wajah singto hingga kedua bilah bibir mereka bertemu, krist melumat bibir itu dengan lembut begitu juga dengan singto yang memejamkan matanya membalas lumatan krist di atas tubuhnya, singto memeluk tubuh krist dengan erat dan krist semakin memperdalam ciuman mereka, keduanya berpagut lidah, berbagi saliva dan saling menghisap, aroma mint dari mulut singto membuat krist semakin bernafsu memagut bibirnya beberapa menit kemudian singto memukul dada krist karna ia merasa kehabisan oksigen membuat krist menghentikan ciumannya.
"Apa kamu ingin mengajak aku mati bersama mu!!" Ucap singto marah.
"Ayo mati bersama ku" ucap krist.
"Turun dari atas tubuh ku krist!"
"Tapi kita belum selesai"
"Maksud mu?"
"Kita belum sampai ke inti" ucap krist dengan tatapan mesumnya.
"Cihh.... Pergi dari kamar ku!"
"Tidak, baiklah aku hanya akan tidur di sampingmu tanpa melakukan apa-apa"
Singto mengubah posisinya menjadi memunggungi krist dan memejamkan matanya sedangkan krist masih terlentang entah apa yang di pikirkannya saat ini.
"Ayo main truth or dare?" Ucap krist tiba-tiba.
"Tidak" jawab singto singkat.
"Ayolah" Ucap krist berusaha merayu singto.
Singto berpikir sejenak, tiba-tiba ia tersenyum miring.
"Baiklah" ucap singto sembari mengubah posisinya menjadi terlentang.
"Apa ada botol bekas?" Tanya krist.
Singto bangkit dari tidurnya dan beranjak dari kasur, ia berjalan ke luar kamar menuju dapur untuk mencari botol.
Setelah beberapa menit singto datang kembali, mereka duduk di lantai dengan saling berhadapan.
"Kamu dulu yang mulai" ucap krist.
"Truth or dare" ucap singto saat melihat ujung botol mengarah ke arah krist.
"Truth"
"Sejak kapan kamu mulai menyukai pria"
"Hmm, sejak kedatangan mu?"
"Yakin?" Ucap singto tak yakin.
"Hmm"
"Baiklah" ucap singto.
Singto kembali memutar botol dan ujung botol malah mengarah ke arah dirinya sendiri.
"Truth or dare?" Tanya krist.
"Dare" ucap singto dengan bangganya.
Krist tersenyum miring mendengarnya.
"Seks with me" ucap krist.
Singto terkejut mendengarnya dan menatap horor krist. Ia bergelut dengan pikirannya, apa bisa manusia biasa sepertinya berhubungan seks dengan hantu seperti krist?
Tanpa menunggu jawaban dari singto krist mendekat dan mencium bibir singto, mereka saling berpagut dengan penuh nafsu, tangan krist mulai menggerayai tubuh singto, ia membawa singto ke atas ranjang dan perlahan merebahkan singto di sana, bibir krist mulai menjelajah ke area leher sedangkan singto mendongakan kepalanya menikmati hisapan kecil dari bibir krist.
singto memiringkan kepalanya ke kanan dan melihat ke arah kaca, hanya ada pantulan dirinya sendiri di sana tak ada sosok krist yang tengah berada di atas tubuhnya, singto mengalihkan atensinya ke arah krist yang berada di atasnya ia tengah asik menyusu di putingnya, entah sejak kapan bajunya mulai terlepas dari tubuhnya.
"Kenapa?" Tanya krist saat merasakan tubuh singto mulai menegang.
"K-kamu tak ada di cermin" ucap singto sembari menunjuk ke arah cermin.
"Bukankah aku hantu dan kamu sudah tahu itu?" Ucap krist.
"I-iya... T-tapi... A-aku... Menjadi takut dengan mu" ucap singto lirih.
"Shit! Tak usah di pikirkan" ucap krist, ia kembali melumat bibir singto mencoba membuat singto merasakan rileks kembali, tangannya berusaha membuka reksleting celana singto dan mulai merayap masuk ke dalam.
"Anggap seperti kamu sedang mimpi basah" bisik krist lagi.
Entah sejak kapan pakaian keduanya mulai terlepas dari tubuh mereka, krist kembali mengukung tubuh singto di bawahnya.
"Apa kamu pernah melakukan ini sebelumnya?" Tanya krist.
"B-belum" ucap singto.
"Sama... Tapi aku akan mencoba dengan perlahan" ucap krist.
Krist mengarahkan 3 jarinya ke mulut singto dan langsung di lahap habis oleh singto, setelah di rasa cukup basah krist mengarahkan tangannya di lubang singto dan memasukan jarinya satu persatu, tubuh singto meneggang saat dua jari mulai masuk, tubuhnya bergetar ketakutan, apa lagi di saat ia melihat ke cermin hanya ada pantulan dirinya sendiri di sana.
"Jangan lihat cermin" ucap krist.
*Jlebb.... Tanpa aba-aba krist langsung memasukan penisnya ke dalam lubang singto membuat singto berteriak kesakitan.
"Ssttt... Kamu mau membangunkan nek wati, sing" ucap krist.
"Sakit bodoh!" Umpat singto.
"Tidak, ini nikmat dan hangat" bisik krist.
Krist mendaratkan ciumannya ke leher singto, memberi hisapan dan jilatan kecil di sana sedangkan bagian bawahnya mulai bergerak perlahan keluar masuk.
"Nnhhhh.... Aarrgghhhh"
Desahan tertahan mulai keluar dari bibir singto membuat krist semakin bersemangat menggenjotnya.
Lagi-lagi pandangan singto tertuju ke arah cermin, dia melihat tubuhnya bergerak karna genjotan krist semakin cepat, ia merasa seperti orang gila sekarang.
"Jangan lihat cermin" ucap krist.
Krist mencium bibir singto dan singto membalas lumatan krist, gerakan di bawah sana juga semakin cepat.
"Aahhh... A-aku... Keluarrhhh" ucap singto.
"Bersama" ucap krist.
Krist semakin bergerak cepat tangannya mengocok penis singto seirama dengan hentakannya, beberapa menit kemudian keduanya mengeluarkan cairan mereka bersamaan.
Singto meraup banyak oksigen setelah mencapai klimaksnya begitu juga dengan krist, ia mencabut penisnya perlahan dan merebahkan tubuhnya di samping singto.
Lagi-lagi singto melihat ke arah cermin hanya ada dirinya dengan keringat yang membasahi sekujur tubuhnya di sana.
"Besok pindahkan saja cermin itu" ucap krist kesal.
"Dasar hantu mesum!" Ucap singto.
Singto mengubah posisinya menjadi membelakangi krist dan mengeratkan selimut di tubuhnya kemudian terlelap.
Tbc.
YOU ARE READING
Oh My Ghost, My Love ✓
FanfictionBerawal dari satu kesalahan singto membuat dirinya bertemu dengan krist di waktu yang tak tepat, seiring berjalan waktu rasa itu hadir dengan sendiri di hati keduanya. Antara dendam dan cinta yang di rasa oleh krist, namun ia mengenyampingkan rasa c...