Satu tahun berlalu~
Singto benar-benar menepati janjinya kepada krist, ia tak pernah berada di sekitar krist lagi, singto seakan menghilang bagai di telan bumi, off dan tay juga tak pernah bertemu dengan singto lagi sekarang, nomor ponsel singto juga tak aktif lagi setelah hari itu.
Sedangkan krist? Tak ada yang tahu dengan perasaannya saat ini, ia terlihat biasa saja setiap harinya, kedua sahabatnya benar-benar tak bisa menebak krist, apa krist merasakan kehilangan atau tidak.
Krist dan tay masih tinggal di kontrakan lama mereka, kecuali off, dia sudah menikah dan menyewa rumah sendiri. Siapa yang menyangka jika pria normal seperti off akan menikahi seorang pria juga, dulu mereka sempat berpikir jika pria yang awalnya normal tak akan bisa menyukai pria. Namun sekarang mereka mengenyampingkan itu semua, off sudah merasakannya sendiri saat di kampung ia memang menyukai wanita namun saat kehadiran barista baru di cafe mereka membuat off jatuh hati padanya hingga mereka menikah sekarang.
"Sebentar lagi aku juga akan menikah" ucap tay.
Saat ini krist dan tay memang tengah bersantai di depan rumah mereka, menghabiskan malam menunggu waktu ngantuk tiba.
"Biar aku yang mencari rumah baru" ucap krist.
"Jangan, aku yang akan menyewa rumah sendiri nanti" Ucap Tay.
"Tidak, aku yang akan pergi dari sini, kamu tenang saja aku sudah mendapat rumah sewa tak jauh dari sini jadi kita masih bisa bertemu" ucap krist.
"Kenapa?"
"Aku hanya malas disini"
"Apa karna semua kenangan mu dan singto" Tanya Tay hati-hati, sudah lama mereka tak menyebut nama Singto.
"Bukan" jawab krist singkat.
Tak lama datang off dengan suaminya. Off memang sering mengunjungi sahabatnya itu. Bukankah sudah di bilang jika mereka bertiga seakan susah untuk di pisahkan, jika mereka sama-sama kaya mungkin mereka akan mencari rumah mewah untuk tinggal bersama, semua hanya terkendala oleh uang sekarang.
"Lihat teman mu itu, semakin hari semakin gila ku lihat" ucap tay.
Ya, off berjalan sembari bergelayut manja di lengan suaminya, itu sebabnya Tay merasa sedikit geli melihat itu.
Krist hanya tersenyum melihatnya.
"Apa kalian tak merindukan kampung halaman kita? Bagaimana jika besok kita pulang sehari saja" ucap off.
"Benar, aku merindukan orang tua ku" ucap tay.
"Jadi krist? Apa kamu mau ikut pulang?" Ucap Off.
"Iya, aku juga merindukan nenek ku" ucap krist.
"Aku sengaja ingin pamer kepada orang-orang di sana jika aku mempunyai suami yang sangat manis seperti gun ini" ucap off sembari mencubit pipi suaminya.
"Sakit, phi!!" ucap gun marah.
"M-maaf sayang" ucap off sembari mengusap pipi gun yang memerah.
****
Keesokan harinya mereka sudah bersiap untuk pulang kampung, off menyewa mobil untuk mereka.Perjalanan memakan waktu 5 jam akhirnya krist tiba lebih dulu di rumah neneknya, krist keluar dari mobil setelah itu off menjalankan mobilnya lagi menuju rumahnya dan tay.
Tanpa sengaja tatapan mata krist terarah ke sebuah kursi kayu tempatnya sering duduk dan memainkan gitarnya, ia mengingat disitu kali pertama dia bertemu dengan singto. Krist menggelengkan kepalanya kemudian masuk ke rumah neneknya.
Krist melepas rindu dengan neneknya, krist juga sudah berulang kali mengajak nek ida untuk ikut dia ke kota namun neneknya masih tetap ingin berada di kampung halamannya.
Setelah melepas rindu, krist mengambil gitarnya dan duduk di tempat biasa ia memainkan gitarnya.
krist memetik gitar sembari bernyanyi tiba-tiba kilasan masa lalu terulang kembali diingatannya, ia sering bercanda dan duduk berdua bersama singto di tempat ini.
Lagi-lagi krist mengacak rambutnya merasa prustasi, ia kembali memainkan gitarnya sembari menyanyikan lagu dandelions, itu reflek entah kenapa tiba-tiba ia mengingat lagu itu.
Tak jauh dari dirinya ada seseorang yang menatapnya dari kaca jendela. Singto memang baru pulang dari luar negri, ia menghilang selama ini karna melanjutkan kuliahnya di luar negri dan baru satu minggu ia pulang ke kotanya kembali.
Singto hanya merindukan semuanya jadi ia memutuskan untuk ke rumah neneknya, sudah dua hari singto berada di rumah neneknya, dia mengingat semua kenangannya bersama krist di sana dan sekarang rasa rindunya sedikit tersalurkan saat melihat krist yang tengah memainkan gitarnya di tempat biasa ia bermain.
Singto tersenyum senang kemudian pergi dari sana dan masuk ke kamarnya, bukankah dia sudah berjanji untuk menghilang dari kehidupan krist, singto hanya berusaha untuk menepati janjinya sekarang, ia takut jika krist melihat dirinya nanti.
"Besok saja baru pulang, aku lelah" ucap off kemudian ia mematikan panggilannya.
Krist mendengus kesal, bukankah off berjanji jika mereka hanya pulang satu hari, krist tak mengatakan kepada bosnya jika ia akan mengambil cuti, karna off nanti gajinya akan di potong, tapi mengingat perjalanan yang begitu jauh juga tak memungkinkan untuk mereka pulang.
Krist hanya menghabiskan waktunya di depan rumahnya sembari memainkan gitarnya.
Malam tiba, krist masih betah berada di sana dan tak jauh darinya ada singto yang kembali melihat dirinya.
"Apa dia tak lelah berada di sana seharian" gumam singto.
"Krist masih sama seperti dulu, nenek tak tahu apa yang membuatnya betah duduk di sana sembari memainkan gitarnya" ucap nek wati.
"Nenek" ucap singto terkejut karna kedatangan neneknya.
"Apa kamu tak ingin menemuinya?" Tanya nek wati.
"Tidak" ucap singto.
"Kenapa? Nenek dengar dari nek ida jika kamu sering menjenguknya saat dia masih koma dulu"
"Tidak ada alasan untuk itu, nek jangan beritahu dia jika aku ada disini" ucap singto.
"Iya, ayo kita makan malam" ucap nek wati, singto hanya mengangguk kemudian mereka pergi dari sana.
*****
Pukul 10 malam singto melihat krist lagi dari jendela dan krist masih berada di sana dengan posisi yang sama, hanya saja krist sudah tak memainkan gitarnya lagi, singto melihat jika krist hanya duduk termenung entah apa yang di pikirkannya."Aku merindukan mu" gumam keduanya secara bersamaan di waktu yang sama.
Ingin rasanya singto menemui krist sekarang namun ia masih mengingat janjinya, singto memilih untuk pergi dari sana dan masuk ke kamarnya.
Sedangkan krist masih duduk di luar sembari berperang dengan isi kepalanya, sejak tadi siang dia duduk di sana, dia masuk hanya untuk makan saja, setelahnya dia akan menghabiskan waktu di depan rumahnya.
"Apa aku sangat keterlaluan sing, aku benar-benar minta maaf, sekarang aku sadar jika aku mencintai mu, dimana kamu sekarang" gumam krist.
Tbc.
YOU ARE READING
Oh My Ghost, My Love ✓
Fiksi PenggemarBerawal dari satu kesalahan singto membuat dirinya bertemu dengan krist di waktu yang tak tepat, seiring berjalan waktu rasa itu hadir dengan sendiri di hati keduanya. Antara dendam dan cinta yang di rasa oleh krist, namun ia mengenyampingkan rasa c...