Part 11

456 63 18
                                    

Hari-hari berlalu, sekarang tay juga sudah menikah, krist mengemasi barang-barangnya bersiap akan pindah rumah, Tay juga menikahi seorang pria yang manis.

Di sana ada off dan suaminya yang membantu krist mengemasi barang-barangnya.

"Kapan giliran mu" ucap off, sembari memasukan barang-barang krist ke dalam kotak.

"Aku belum memikirkan itu" ucap krist.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Walau kedua sahabatnya sudah menikah mereka masih tetap sering bertemu dan kumpul bersama, yang membedakan hanya sekarang mereka berlima, sudah tidak bertiga lagi seperti hari-hari lalu.

Terkadang mereka menghabiskan waktu di rumah off, terkadang di rumah tay dan kadang di rumah krist tak ada kata lelah setelah berkerja, sebisa mungkin mereka pasti akan tetap saling bertemu, entah kenapa mereka seperti tak bisa jika tak bertemu sehari saja.







*****
Saat ini singto baru selesai meeting di sebuah kafe, ia berjabat tangan dengan rekan kerjanya kemudian rekan kerjanya beranjak pergi dari sana.

"Ayo makan siang dulu, aku lapar" ucap namtarn kepada singto.

"Di kantor saja nanti, aku sudah kenyang sekarang"

"Sing, kita hanya memakan kue tadi" ucap namtarn.

"Aku tak mau tahu kita harus makan dulu sebelum kembali ke kantor, aku tak ingin mati kelaparan" ucapnya lagi sembari menarik tangan singto keluar dari kafe tersebut

"Singto" sapa seseorang membuat singto dan namtarn menghentikan langkah mereka. Singto melihat off dan tay yang menggunakan seragam barista.

"Off, tay.. apa kabar?"

"Tentu saja baik, bagaimana dengan mu?" Ucap off.

"Aku juga" jawab Singto seadanya.

"Sudah lama kita tak bertemu, apa kamu tak merindukan ku?" Ucap tay.

"Aku sibuk akhir-akhir ini" ucap Singto.

"Benarkah? Kamu sudah sukses sekarang, apa kamu sengaja menghindari kami?" Tanya off.

"Tidak... Aku benar-benar sibuk" ucap Singto.

"Siapa dia?" Tanya Off.

"Kekasih ku" ucap singto.

Namtarn hendak mengeluarkan suaranya namun singto langsung menutup mulutnya.

"Aku pergi" ucap singto lagi sembari menggandeng tangan namtarn.

"Makan dimana kita" ucap singto sembari menyengir lebar.

"Cih, awas saja kau!" Ucap namtarn.

Beberapa menit kemudian mobil namtarn berhenti di sebuah restoran mewah, singto terkejut melihatnya, sudah lama ia tak menginjakan kaki di restoran itu.

"J-jangan di sini" ucap Singto.

"Kenapa? Ini restoran paling bagus dan mahal yang ada di kota ini, jadi tempatnya sangat cocok untuk kita BERKENCAN!" Ucap namtarn.

"Tempat lain saja, ayo pergi" Ucap Singto.

"Tidak, aku sudah sangat lapar" ucap namtarn sembari keluar dari mobil.

Lama termenung akhirnya singto ikut keluar dia mencari namtarn yang ternyata ke taman belakang restoran.

Singto menatap jembatan kecil yang ada di tepi laut kemudian menggelengkan kepalanya berusaha mengusir bayangan itu.

Langkah kaki krist terhenti saat melihat dua orang yang duduk di tepi laut. Tanpa sengaja singto juga menatap ke arah waiter yang tengah mematung membawa buku menu.

Oh My Ghost, My Love ✓Where stories live. Discover now