Enam bulan berlalu, kali ini singto menjenguk Krist bersama dengan Off dan Tay, ini kali pertama off dan tay ke kota, menjenguk krist di rumah sakit. beruntung mereka masih saling memberi kabar dengan singto jadi saat singto tahu keduanya akan ke kota singto menjemput mereka di terminal bus, singto juga menyuruh off dan tay untuk menginap di rumahnya agar menghemat biaya, sebenarnya keduanya sempat menolak tapi di yakinkan oleh kedua orang tua singto, sebelum keduanya mendapat perkerjaan mereka boleh menumpang di rumah singto, mau tak mau off dan tay menerima tawaran itu, keduanya berangkat dengan uang pas-passan sangat tak mungkin jika harus mencari kost dan bertahan hidup sembari mencari perkerjaan.
"Krist, tubuh mu semakin kurus" ucap off.
"Krist tak akan mendengar ucapan mu, off" ucap tay.
"Tetap saja aku rindu bicara dengannya" ucap off.
"Aku menyesal karna tak ikut dengan mu ke sini waktu itu, jika kita berangkat bersama semuanya tak akan terjadi" ucap tay.
Sedangkan singto hanya diam, bagaimana jika mereka tahu jika dirinya yang menabrak sahabat mereka.
Tiba-tiba jari krist bergerak, entah keajaiban dari mana krist membuka matanya. Singto, off, tay dan nek ida sama-sama terkejut, tay langsung keluar ruangan untuk memanggil dokter.
Setelah memeriksa tubuh krist dan melepas alat-alat yang menempel di tubuhnya, dokter beserta perawatnya keluar dari ruangan, kini hanya tinggal nek ida, off, tay dan singto.
Semua ingatan krist mulai pulih kembali, ia mengingat off dan tay sahabatnya saat di kampung, ia juga mengingat neneknya, semuanya dari krist besar disana, bersahabat dengan off dan tay, mereka sering bermain gitar dan menyanyi bersama hingga ia merantau ke kota dan di tabrak mobil, krist mengingat itu semua.
"Dia siapa?" Tanya krist, sembari menatap ke arah singto.
"Dia singto, cucu nek wati" ucap off.
Hati singto sedikit sakit karna krist melupakan dirinya, berarti krist juga melupakan janjinya jika ia bangun mereka akan menjalin hubungan, tapi di satu sisi singto juga senang jika krist lupa padanya berarti krist juga lupa jika dirinya yang menabrak krist waktu itu.
"Aku singto, teman off dan tay" ucap singto sembari mengarahkan tangannya ke dekat krist dan di sambut oleh krist.
Keduanya saling berjabat tangan.
"Aku krist" ucap krist.
Setelah itu krist melepas tangannya, entah kenapa ia merasa jika ia sering menggenggam tangan singto.
"Aku merasa singto pernah masuk ke mimpi ku" ucap krist.
"Kamu pasti berhalusinasi, kamu koma selama 6 bulan, bukan tertidur bagaimana bisa kamu memimpikan singto" ucap off.
"Benarkah? Selama itu?" Ucap Krist tak percaya, rasanya dia hanya tidur sebentar.
"Hmm, apa kamu tak merindukan kami?" Ucap Off.
"Aku merasa aku pernah menemui kalian di kampung" ucap krist.
"Sudahlah krist, kamu benar-benar semakin berhalusinasi sekarang" ucap off.
.
.
.
.
.
.
Waktu berlalu, krist semakin sehat sekarang, dia hanya sedang dalam proses pemulihan, singto juga sering ikut off dan tay menjenguk krist di rumah sakit.Pintu ruangan terbuka singto melihat krist tengah bermain gitar di atas ranjangnya, singto tersenyum sendiri menatap krist yang sepertinya tak menghiraukan kedatangan mereka.
"Bagaimana keadaan mu" tanya off.
"Aku sudah sehat dan besok boleh pulang" ucap krist.
"Pulang kemana?" Tanya singto.
"Aku akan ikut nenek pulang kampung" jawab krist.
"Biarkan nenek pulang sendiri krist, aku sudah mencari kontrakan, bagaimana jika kita tinggal bersama di sana?" Ucap off.
"Aku juga sudah di terima berkerja tadi di sebuah kafe" ucap off senang.
"Apa tak merepotkan kalian?" Ucap Krist.
"Tentu saja tidak, bukankah kita sahabat?" Ucap off sambil menaik-turunkan alisnya.
"Baiklah, aku juga harus mencari orang yang menabrak ku, aku tak akan pulang sebelum bertemu orang itu" ucap krist.
Singto benar-benar terkejut mendengarnya, berarti Krist masih menyimpan dendam kepada orang yang menabrak dirinya.
"Bagaimana dengan mu tay?" Tanya krist kepada tay sembari meletakan gitarnya di samping dirinya.
"Aku berkerja di kafe yang sama dengannya" ucap tay.
"Kalian memang tak pernah terpisahkan" ucap krist mengejek keduanya.
"Aku juga heran kenapa aku bisa betah bersama off terus-menerus" ucap tay.
"Bagaimana dengan mu sing?" Tanya krist.
"Kamu belum terlalu mengenal singto, biar aku perkenalkan, Singto itu ibarat tuan muda, dia berkerja di perusahaan dan juga sedang kuliah saat ini jadi dia berbeda jauh dengan kita" ucap tay.
"Jangan berlebihan, aku sama seperti kalian, semua milik orang tua ku, bukan milik ku" ucap singto.
Krist hanya mengangguk mengerti.
"Krist, apa aku boleh request lagu?" Ucap singto yang akhirnya mengutarakan keinginannya sejak tadi.
Singto rindu bernyanyi bersama dengan Krist.
"Tentu saja, lagu apa?" Ucap krist, sembari mengambil gitarnya lagi.
"Dandelions"
Krist menganggukan kepalanya dan mulai memetik gitarnya, saat bagian 'I see forever in your eyes, I feel okay when i see you smile, smile Wishing on dandelions all of the time, praying to God that one day you'll be mine, Wishing on dandelions all of the time, all of the time'
Singto ikut menyanyi dan mengingat kenangan mereka saat di kampung dulu, ia mengingat mereka bernyanyi bersama dengan lagu itu, entah kenapa krist merasakan dejavu hingga lagu berakhir krist menghentikan permainan gitarnya dan singto bertepuk tangan sembari tersenyum.
"Kalian sudah seperti saling mengenal di waktu yang lama" ucap Off heran, keduanya terlihat sering melakukan itu.
Krist hanya tersenyum, entah kenapa ia juga merasakan itu, dia tak canggung sama sekali dengan singto yang notabenya baru di kenalnya beberapa minggu ini, Krist paling susah untuk akrab dengan seseorang sebenarnya tapi dengan singto dia semudah itu untuk dekat.
****
Keesokan harinya krist sudah bersiap untuk pulang, sebelum itu mereka mengantarkan nek ida ke teriminal bus dulu baru mereka pulang ke kontrakan Off.Singto sudah mengganti mobilnya, ia hanya takut jika krist ingat dengan mobilnya yang menabrak Krist waktu itu, dia juga sudah membuang hoodie dan celananya, singto hanya berjaga-jaga takut krist masih mengingat itu semua.
Katakanlah singto jahat karna ia benar-benar tak ingin krist tahu jika dirinya yang menabrak krist waktu itu, singto ingin mengulang semuanya dari awal dan mulai mendekati krist dari awal juga.
Tbc.
YOU ARE READING
Oh My Ghost, My Love ✓
Fiksi PenggemarBerawal dari satu kesalahan singto membuat dirinya bertemu dengan krist di waktu yang tak tepat, seiring berjalan waktu rasa itu hadir dengan sendiri di hati keduanya. Antara dendam dan cinta yang di rasa oleh krist, namun ia mengenyampingkan rasa c...