"Singto, ke sini kamu" ucap papanya sembari menatap anaknya tajam.
Singto baru saja menginjakkan kaki di rumahnya namun ia sudah di tatap sinis oleh papanya.
"Kenapa pa?" Ucap singto.
"Dari mana kamu?"
"Kampus"
"Jangan berbohong!"
"Eeee.... Aku...."
"Kamu bolos lagi kan?"
"Hmm"
"Ckk.... Sudah berapa kali papa katakan, jangan bolos lagi singto! Mau jadi apa kamu nanti jika tak pernah masuk kelas! Dan apa ini, kamu menghabiskan 50 juta untuk hari ini? Kamu beli apa tadi?"
"Aku hanya mentraktir teman-teman ku"
Papa singto sampai kehabisan kata-kata, ia terlalu lelah untuk menegur singto lagi, singto sangat pembangkang dan juga pintar menjawab ucapan papanya.
"Pa...." Ucap mamanya yang baru saja tiba.
"Iya ma?"
"Mama sudah berbicara dengan nenek singto tadi, dia bersedia menampung singto di sana" ucap mamanya.
"Maksudnya apa ma?" Ucap singto.
"Kemasi barang-barang mu, kamu lelah kuliah kan? Sekarang tinggal bersama nenek di desa kamu tak akan kuliah lagi"
"Mama ingin menyuruhku jadi orang desa?" Ucap singto tak percaya.
"Hmm, lebih baik kamu ikut nenek ke sawah setiap hari dari pada menghabiskan uang tak jelas di sini!" Ucap mamanya.
"Tidak!" Ucap singto.
"Kemasi barang-barang mu sing, jika kamu tak mau tak masalah, jangan bawa apa-apa, biar kamu pakai baju kumal bekas papa mu di sana, sebentar lagi kita berangkat" ucap mamanya final.
Mama dan papa singto pergi meninggalkan anaknya.
"Apa mama yakin ingin menyuruh singto tinggal bersama neneknya?" Tanya papa singto pada istrinya.
"Iya, sekali-kali singto harus di beri pelajaran" ucap mama singto
"Bagaimana jika dia menyusahkan neneknya nanti?"
"Tidak akan, papa tenang saja"
Beberapa jam kemudian singto sudah bersiap dengan tiga koper yang berisi pakaiannya, dia hanya tak ingin berpakaian kumal saat tinggal di desa nanti, kasian wajah tampannya jika ia memakai pakaian jelek, dia juga akan menganggap jika dirinya tengah pergi berlibur saat ini, bukan di buang oleh mama dan papanya.
"Ckk... Menyedihkan sekali hidup ku" gumam singto.
Orang tuanya hanya menggelengkan kepalanya saat melihat singto membawa koper sebanyak itu, papanya membantu singto memasukan kopernya ke dalam bagasi mobil kemudian papa singto melajukan mobilnya membelah jalananan menuju kampung neneknya.
Hampir 5 jam perjalananan akhirnya mereka tiba di sebuah kampung kecil dan jalannya juga masih tanah belum ada aspal disana, singto terbangun dari tidurnya dan melihat sekeliling hanya ada sawah dan pohon-pohon, di lengkapi dengan rumah warga yang terbuat dari kayu semuanya.
"Pa, kita dimana?" Tanya singto.
"Kampung nenek" ucap papanya singkat.
Beberapa menit kemudian papanya menghentikan mobilnya di sebuah rumah yang sangat sederhana, singto dan mama, papanya keluar dari mobil di depan sana sudah ada neneknya yang menunggu mereka.
"Apa ini cucu nenek, kamu sudah sebesar ini sekarang" ucap nenek singto, karna memang terakhir kali ia bertemu singto saat singto masih kecil dulu.
"Iya nek" jawab singto sopan.
YOU ARE READING
Oh My Ghost, My Love ✓
Fiksi PenggemarBerawal dari satu kesalahan singto membuat dirinya bertemu dengan krist di waktu yang tak tepat, seiring berjalan waktu rasa itu hadir dengan sendiri di hati keduanya. Antara dendam dan cinta yang di rasa oleh krist, namun ia mengenyampingkan rasa c...