13

55 27 125
                                    

Hallo readers setia aing , gimana kangen gak nunggu gue? Eh ga deng maksdnya kangen gak nunggu updateannya. Sorry ya gue Hiatus slma brp Minggu ini, maapin ye soalnya hp gue di ambil orang dan berhubung gue tak bermoney jadi gue nabung dulu buat beli iPhone gak Deng canda tapi Alhamdulillah skrng udh bisa ke beli hp jadi bisa deh up buat kalian semua.

Sebelum baca jangan lupa buat vote and komen Jan lupa juga follow akun aing nnti di follback kalo di dm in wkwkwk

Happy reading!

Seorang pemuda mencuci tangannya di wastafel dengan wajah yang sulit di artikan, entah sudah berapa kali ia menggosok tangannya dan dengan cepat ia memukul cermin didepannya , membiarkan darahnya terus mengalir, tak cuma cermin saja sebagai bahan pelampiasannya ia juga mengacak-acak isi kamar mandinya lalu ia berjalan gontai ke arah kasurnya.

Melihat isi kamarnya ia pun langsung mengacak-acak isi kamarnya sama persis seperti di kamar mandi tadi.

"ARGHH!!!!!" teriaknya prustasi dan membiarkan bulir bening yang menetes dari pelupuk matanya.

Ia merosot ke lantai dan memandang Foto seorang wanita paruh baya yang tersenyum dengan memeluk seorang anak laki-laki.

Andai saja ibu nya masih ada mungkin kehidupan dia tidak seperti ini.

"Mi, kenapa harus mami yang pergi kenapa bukan pria tua itu aja," ucapnya dengan lirih.

"Deral gak kuat mi, harus melihat keluarga harmonis mereka dirumah ini."

Yah pemuda itu adalah Deral, seorang pria yang dikenal oleh publik sebagai pewaris keluarga Wyasa sejagad yang suka hura-hura menghabiskan uang keluarganya.

Tapi siapa tau dibalik semua itu Deral menjadi sosok yang sangat jauh berbeda, ia memiliki ibu tiri dan juga adik  tiri namun sayangnya ayahnya tidak pernah melirik ke arahnya.

Kebahagiaan Deral hanya muncul ketika bersama sang ayah di depan publik, walaupun ia tau jika sang ayah hanya bersandiwara tapi ia tak memperdulikannya, karena saat didepan media ia bisa merasakan rangkulan seorang ayah.

...

Dilain tempat seorang Gadis menatap kesal lelaki di depannya, entah sudah berapa kali ia menghela napas kasar.

"Gue bilang gue gak mau pulang!"

"Sampai kapan!" Bentak laki-laki itu membuatnya diam.

"Stop jadi beban di rumah orang, lu masih punya rumah, dan lu juga masih punya keluarga jadi buat apa lu pergi!"

"Gue pergi juga atas suruhan nyokap lu!"

"Nyokap gue juga nyokap lu kak!"

"Nggak! kalo dia nyokap gue, gak akan mungkin dia ngusir gue yang notabenya anaknya sendiri yang baru berusia tujuh belas tahun untuk keluar dari rumah."

"Kak please pulang, mamah dirawat dirumah sakit, dia terkena Stroke."

Deg

Jantungnya berdegup kencang saat mendengar kabar mamanya, penyakit apa mamanya? Selama ini ia tak mengetahui ini.

"Kak Beezya gue mohon pulang yah."

LET US BE HAPPY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang