Typo Everywhere
🦋🦋🦋
Valerie terbangun karena sinar matahari menerangi wajahnya. Ia masih memakai pakaian kemarin malam, ia juga belum mencuci muka atau menyikat gigi saat kemarin malam hendak tidur, karena ia tidak sadar tertidur saat menangis.
"Aku akan bolos sehari." Gumam Valerie, ia tidak ingin pergi ke sekolah dengan matanya yang sangat bengkak.
Gadis itu memejamkan matanya untuk beberapa saat, otaknya mulai bekerja untuk memikirkan apa yang akan mulai ia lakukan saat ini. Gadis itu membuka handphone nya, ia melihat grup kelas yang mulai rame.
"Guys, aku baru ingat jika tugas kimia harus dikumpul hari ini!"
"Kimia yang mana ya?"
"Itu yang Hukum Faraday!"
"Ya ampun!"
"Gelo urang acan!" (Trans: Gila aku belum)
Valeria Membaca grup kelas dengan tidak berminat, sejujurnya ia malas memiliki grup kelas, mereka hanya membahas pelajaran, merencanakan meet, dan sebagainya. Hal yang membuatnya malas ialah, saat ia pernah mencoba untuk berkomunikasi dengan yang lain, ia merasa tidak di respon, Valerie pernah berpikir jika mungkin karena terlalu banyaknya pesan yang muncul di chat itu, sehingga chat nya terselip. tapi ia mencoba untuk kedua kalinya, dan hal sama pun terjadi.
Setelah kejadian itu Valerie sadar jika semua anak kelas mengucilkannya, ia tidak tahu kenapa, tapi ia tahu salah satu alasannya, yaitu karena dia dekat dengan Ergy. Ergy sangat populer di kelasnya, dan Valerie yang terus lengket dengan Ergy membuat para gadis benci kepadanya. Tapi Valerie tidak tahu kenapa murid lelaki yang lain juga membencinya.
Valerie melihat anggota grup kelas itu, dan ia melihat photo profil Aaron.
"Bahkan di dalam photo itu ia tidak tersenyum." Valerie bergumam.
Gadis itu merenggangkan tubuhnya, ia merasakan pegal di punggungnya.
"Sebaikanya aku olahraga pagi." Valerie berjalan ke kamar mandi, ia tidak bertujuan untuk mandi, ia hanya akan mencuci mukanya, dan menyikat gigi, karena ia akan berolahraga, baru sehabis itu ia mandi dan melakukan kegiatan selanjutnya.
"Sepertinya aku menjadi wanita terjorok." Valerie berbicara pada dirinya sendiri sambil menatap cermin.
"Apa, semua wanita mandi dulu sebelum olahraga pagi? atau hanya aku yang tidak mandi dulu sebelum olahraga?" Valerie berpikir keras, lalu ia memasukan air kedalam mlutnya dan membuangnya. ia terkekeh sendiri, "Kenapa aku memikirkan hal yang tidak penting?"
Tangan lentik gadis itu membuka lemarinya, lalu ia memilih pakaian olahraga berwarna hitam yang serba panjang. gadis itu mengikat rambutnya menjadi satu, ia juga memakai tabir surya agar wajahnya tidak terbakar.
Saat membuka pintu kamarnya, gadis itu melirik ke lantai bawah karena kamarnya berada di lantai dua, ia melihat ayah dan ibunya yang sedang duduk di meja makan. Valerie berjalan ke pintu utama tanpa memperdulikan mereka.
"Val. Kamu tidak sekolah?"
"Bukan urusan ibu."
"Val!"
Valeria mengepalkan tangannya, ia menoleh kebelakang. Ayahnya masih belum berani menatap Valerie setelah apa yang terjadi kemarin.
"Ibu, Aku ingin bolos sehari. Ah aku tahu, ibu pasti akan menyuruhku berangkat bersama Ergy kan? Maaf itu tidak akan terjadi lagi." Valerie tersenyum saat melihat wajah ibunya yang terkejut.
"Karena aku sudah gila seperti yang sering ibu pikirkan." Valerie menyeringai, ia berbicara seperti ini karena iamendengar pikiran ibunya yang bertanya-tanya kenapa ia bisa tahu maksud ibunya, dan menganggapnya gila atau hal lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Valerie
Teen Fiction[HIATUS] Gadis ini bisa membaca pikiran dan membaca apa yang akan terjadi dimasa depan. Semua orang tidak percaya padanya, dan dia di anggap gila. Hal inilah membuat sikapnya dingin, tidak peduli dengan orang lain. Namun ia baru sadar satu kelas den...