*Typo Everywhere*
🦋🦋🦋"Val..."
Valerie yang sedang berbaring di lantai itu membuka matanya dan melihat Ergy dengan keringat yang membasahi dahinya. Valerie terdiam saat isi pikiran Ergy terdengar olehnya. Ternyata lelaki itu berlari kemari, lalu kemana motornya?
Namun Valerie bersikap tidak peduli, ia berdiri dan mematikan lagunya, tangannya meraih sapu yang tergeletak di lantai dan membereskan beberapa kekacauan yang ia buat. Ergy menatap sekeliling rumah yang terlihat berantakan, seperti dugaan Ergy, Valerie telah berubah menjadi seseorang yang berbeda, dan menjauh darinya.
"Val." Ergy meraih tangan Valerie, gadis itu menepisnya dengan kasar. Ia kemudian menjatuhkan sapu di depan kaki Ergy.
"Mood ku untuk membereskannya sudah hilang." Valerie pergi berlalu ke lantai atas yaitu menuju kamarnya, sebenarnya ia tidak peduli jika ayah dan ibunya nanti marah, tadi hanya alibi saja agar Ergy tidak terlalu banyak bicara. Tapi ternyata Ergy malah mencekram lengannya.
Valerie membaringkan dirinya di atas kasur, ia memejamkan matanya untuk menenangkan diri, tapi setelah beberapa menit, suara ketukan pintu memecahkan ketenangannya.
"Val, ini aku Ergy."
"Aku sedang ganti baju. berbicaralah di luar." Ucap Valerie, ia berbohong, ia sedang berbaring dan tidak sedang mengganti bajunya. Gadis itu hanya terlalu malas melihat wajah Ergy.
"Val, aku mengaku salah, di sekolah tadi aku mendengar semua yang terjadi. Aku telah memutuskan hubungan dengan Mirai, aku baru tahu sikap nya seperti itu. Jadi maafkan aku." Ucap Ergy. Valerie menelisik kejadian maksud Ergy, dan ia langsung paham arah pembicaraan Ergy. Ternyata lelaki berbicara tentang kejadian saat Mirai menamparnya.
"Aku tidak peduli kamu putus atau tidak. Pergilah Ergy, aku peringatkan kembali untuk jangan pernah menemuiku lagi." ucap Valerie dari dalam kamarnya. Ergy menunduk, berbagai penyesalan datang kepadanya. Ergy menyentuh pintu kamar Valerie sebelum pergi dari sana.
Setelah merasa tidak ada suara apapun, Valerie keluar kamar karena ia hendak mencari tempat tinggal, ia ingin memebli sebuah rumah yang jauh dari rumah agar bisa terbebas dari tiga orang yang selalu membuatnya tertekan. Iya benar, ketiga orang itu adalah ayah, ibu, dan Ergy.
Valerie mengambil kunci mobilnya, dan saat ia menuruni anak tangga, ia melihat ruang tengah tersebut kembali bersih dan rapi.
"Rupanya Ergy membersihkannya. Tapi kenapa ia datang kesini? bukankah seharusnya ia berada di sekolah?" Valerie melirik jam besar di rumahnya, ia mengangguk paham.
"Ternyata tadi jam istirahat." Valerie merenggangkan badannya. Ia mulai berjalan menjuju bagasi mobil, dan menaiki mobil tersebut.
Valerie melaju dengan kencang di jalanan yang sepi tersebut. lalu gadis itu memperlambat mobilnya saat ia hampir mendekati tujuannya. Setelah berhenti, Valerie menatap layar handphone nya, ia menelpon seseorang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Valerie
Teen Fiction[HIATUS] Gadis ini bisa membaca pikiran dan membaca apa yang akan terjadi dimasa depan. Semua orang tidak percaya padanya, dan dia di anggap gila. Hal inilah membuat sikapnya dingin, tidak peduli dengan orang lain. Namun ia baru sadar satu kelas den...