Warning typo bertebaran
🦋🦋🦋Valerie berbaring di atas kasurnya, ia memikirkan dalam dalam apa yang terjadi hari ini sangat di luar dugannya.
"Pacar pertamaku... meski hanya kontrak pendek." Valerie memandang langit-langit kamarnya lalu kemudia duduk tegak.
"L-lalu kenapa memangnya kalau kontrak pendek?" Valerie tertawa paksa, ia sedikit memukul-mukul dadanya yang terasa aneh.
"Sebenarnya ada apa denganku? aku berhenti menyukai Ergy, tapi sakit hati melihatnya berciuman, lalu dadaku terkadang aneh saat di dekat Aaron." Valerie memijat keningnya, lalu menatap dirinya di pantulan cermin.
"Aku perempuan yang buruk."
Gadis itu menghela nafasnya lalu menatap ke arah jendela, ia melihat kupu-kupu yang terbang dengan indah.
"Aku hanya ingin bebas seperti kupu-kupu itu, tapi aku malah menjadi buruk seperti ini. Aku tidak akan pernah bisa menjadi kupu-kupu."
Valerie menutup gordenya, ia menghela nafas sesaat, ruangan itu tidak terlalu gelap. meskipun jendelanya ia tutup dengan gorden, masih ada banyak celah untuk cahaya dapat masuk. lengan gadis itu meraih baju yang ada di dalam lemari dengan asal. Karena hari ini cuaca nya panas, ia hanya memakai celana selutut, dengan kaos tanpa lengan, selain itu Valerie juga mengikat rambutnya menjadi satu.
"Padahal AC sudah dinyalakan, tapi kenapa udara masih tetap panas."
Valerie keluar kamarnya, ia berdiri di atas balkon kamarnya. Matanya menatap sekitar, lalu ia menangkap seeorang sosok yang berdiri di jalan rumahnya. Sosok itu berdiri sambil tersenyum menatap ke arah Valerie. Saat menyelidik siapa yang berdiri di sana, dengan cepat Valerie merogoh kalung yang ada di dalam saku rok seragamnya yang tergantung, dan berlari menuju tangga. Valerie berlari dengan sangat terburu-buru karena rumah yang ia beli tergolong besar, dengan tangga yang lumayan panjang, sehingga membutuhkan waktu beberapa menit. Namun, saat sampai di depan gerbang, Valerie tidak menemukan sosok tersebut.
"Hallo."
"Aahh!!"
Valerie terkejut sampai berteriak dengan kencang. Orang yang tiba-tiba muncul tersebut matanya menyipit saat tersenyum.
"Kenapa kaget begitu?"
"Ah maaf, hanya saja tadi aku sedang mencari seseorang."
Lelaki itu masih tersenyum, ia menyisir rambutnya kebelakang, rambutnya yang panjang sebahu, membuatnya harus mengikat rambutnya setengah, meski begitu masih banyak rambut di bagian depan kepalanya yang menghalangi pandangannya.
"Bos bilang, sepeda ini milikmu. Aku membawanya dari sekolah."
"Ahh... Aaron yang menyuruhmu ya? Iya ini sepedaku. Terimakasih banyak, maaf juga merepotkan."
"Sama-sama, aku tidak merasa keberatan sama sekali. Apapu yang bos suruh kepada kami, kami akan langsung melakukannya tanpa berat hati." Ucap lelaki tersebut dengan wajahnya yang terlihat ceria.
"Bagaimana jika Aaron menyuruh kalian bunuh diri?" tanya Valerie.
"Kami akan melakukannya." Jawab Lelaki tersebut tanpa ragu.
"Woowww... aku tidak tahu apa yang telah Aaron lakukan kepada kalian hingga seperti ini." Valerie sedikit bergidik ngeri.
"Terus... bagaimana jika Aaron menyuruh kalian membunuhku?"
Lelaki tersebut sedikit mengernyit karena pertanyaan Valerie sangat out of the box, tapi kemudian lelaki itu tersenyum dan mendekati Valerie. Lelaki itu sedikit menunduk agar bisa sejajar dengan Valerie.
KAMU SEDANG MEMBACA
Valerie
Teen Fiction[HIATUS] Gadis ini bisa membaca pikiran dan membaca apa yang akan terjadi dimasa depan. Semua orang tidak percaya padanya, dan dia di anggap gila. Hal inilah membuat sikapnya dingin, tidak peduli dengan orang lain. Namun ia baru sadar satu kelas den...