8

71 14 2
                                    

Aaron duduk diam di dalam rumah baru Valerie. Gadis itu kembali setelah mendapat pesanan makanan yang ia pesan melalui hanphone nya.

"Ini rumahmu?" Tanya Aaron.

"Hm." balas Valerie tanpa melihat ke arah Aaron sedikitpun karena ia sedang sibuk membuka makanan.

"Rumahmu bukan disini." Ucap Aaron.

"Iya, aku baru pindah. Kenapa kau bertanya hal yang tidak penting, dan kenapa kamu bisa tahu ini bukan rumah asliku?"

"Aku hanya tahu." Jawab Aaron lalu memakan makanan yang Valerie sediakan. Gadis itu terdiam mendengar jawaban Aaron.

"Bagaimanapun kau murid baru di sekolahku, jadi sangat aneh jika kau bersikap segala tahu tentangku." Valerie menatap intens Aaron. 

drrrt

Suara handphone Valerie berdering, ia meraih handphone itu dan melihat nama lelaki brengsek itu di layar handphonenya. 

"Selalu saja Ergy yang menelpon, bukan ayah atau ibu." Pikir Valerie. Gadis itu menutup handphonenya, ia tidak berniat menjawab telepon itu.

Sudah hampir satu jam Aaron tidak kunjung pergi dari tempat Valerie. 

"Pulanglah, ini sudah hampir sore." Ucap Valerie.

"Bagaimana denganmu?" tanya Aaron.

"Aku akan tinggal di sini." Ucap Valerie tanpa ekspresi. Gadis itu mengambil ikat rambut yang ada di sakunya, ia merasa cuaca hari ini sedikit panas sehingga tubuhnya sedikit berkeringat. Aaron terdiam melihat Valeria yang sedang mengikat rambutnya sehingga leher putihnya terpampang.

Aaron berdiri dan mendekat ke arah Valerie. Gadis itu terkejut saat Aaron saat ini hanya ada beberapa senti di depannya. Tangan kekar Aaron meraih ikat rambut itu dan melepasnya, lalu melemparnya asal.

"Jangan mengikat rambutmu." Ucap Aaron lalu berbalik. Aaron mengacungkan sebuah benda yang ada di tangannya.

"K-kunci mobilku?! Kembalikan."

"Ayo ke rumah asalmu, aku yang akan mengemudi." Aaron memainkan kunci mobil itu dengan memutar-mutar dan melempar pelan. Valerie masih diam, ia bersikukuh ingin tinggal di sini.

"Kau akan tidur disini? tanpa kasur? bagaimanapun rumah ini masih kosong." Aaron berbicara tanpa melihat ke arah Valerie, dan meninggalkan gadis itu yang terdiam.

Valerie terpaksa ikut dengan Aaron, dan membiarkan Aaron mengemudi.

saat sampai di dalam mobil, Aaron tidak sengaja menjatuhkan foto yang ada di bagasi, foto itu seperti sengaja disobek sehingga hanya ada dua orang anak di dalam foto itu. satu orang seorang anak yang sudah pasti terlihat seperti Valerie, dan satu lagi anak laki-laki gemuk dengan gigi depannya yang ompong.

Valerie masuk kedalam mobil tanpa mengatakan apapun. Ia tidak memperdulika Aaron yang sedang memandangi foto itu.

"Mau sampai kapan kau melihat foto itu?" Tanya Valerie.

"Kenapa ini sobek?" tanya Aaron yang bukannya menjawa pertanyaan Valerie.

"Karena ada setan di samping foto itu, jadi aku merobeknya." Raut wajah Valerie mengeras saat mengingat kembali wajah ergy.

"Siapa anak kecil ini?" Tanya Aaron.

"Dia? aku juga tidak tahu, waktu itu aku sering bermain dengannya saat kecil, tapi dia pergi pindah tanpa sepengetahuanku, dan aku tidak ingat apa yang terakhir dia katakan padaku. Bodohnya, sampai sekarang aku tidak tahu namanya, aku hanya memanggilnya bocah gendut yang cengen tapi ia selalu tersenyum saat aku memanggilnya seperti itu. Seharusnya dia marah. aku jadi merasa bersalah." Ucap Valerie.

ValerieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang