10

72 14 0
                                    

Warning typo bertebaran
🦋🦋🦋

Valerie duduk di atas bangkunya dengan rasa ketidakpercayaan bahwa ia tidak terlalu merasakan sakit kepala seperti waktu itu. Hal ini membuat Valerie bisa menjalankan kelasnya sampai jam istirahat berbunyi.

"Apa ini karena kalung itu?" gumam Valerie.

"Kamu tidak makan?" tanya Aaron yang duduk menghadap Valerie. Gadis itu menggeleng karena ia merasa tidak lapar.

"Aaron, kita ke kantin yuk." Tiba-tiba saja tiga gadis mendatangi Aaron. Tentu saja mereka hanya mengajak Aaron, tidak dengan Valerie.

"Aku tidak lapar." Ucap Aaron dengan suaranya yang dingin.

"Ah, apa kau mau ikut Val?" Tanya gadis itu dengan sok akrab.

Valerie terkekeh, lalu berdiri sambil merapikan bajunya, "Aku tahu kalian tidak mau mengajakku, kalian hanya tidak enak karena Aaron sedang berbicara denganku tadi." Setelah mengatakan itu Valerie tersenyum lalu melewati tiga gadis itu.

"Dia kenapa sih. untung saja dia nolak." Ucap salah seorang gadis. Aaron hanya diam mendengar itu lalu pergi bergitu saja tanpa sepatah kata.

"Eh Aaron! Kamu benar-benar tidak lapar?" tanya gadis-gadis itu yang kembali dengan sikap mereka yang berubah menjadi baik.

"Aku tidak lapar, karena nafsu makanku hilang saat melihat kalian." Aaron menatap mereka dengan tajam lalu pergi. Ketiga gadis itu memandang satu sama lain dengan kebingungan.

Sementara itu Valerie berjalan santai di lorong-lorong yang banyak orang. Mood gadis itu sedikit baik, karena ia bisa pergi ke tempat yang ramai tanpa harus merasakan sakit kepala karena banyaknya isi hati orang-orang sekitar yang masuk kedalam kepalanya. Meskipun begitu, Valeria memilih membeli agar-agar di mesin jual yang ada di belakang sekolah untuk menjauhi kerumunan, karena ia lebih nyaman tidak berada di tempat yang ramai.

Setelah dirinya mendapatkan apa yang ia inginkan, Valerie tidak sengaja menangkap Ergy yang sedang berciuman dengan Mirai, gadis yang katanya sudah diputuskan oleh Ergy.

Mata Ergy membulat besar tatkala melihat Valerie yang berdiri di belakang sambil memandangi dirinya dengan Mirai.

"V-Val! I-ini salah paham!" Ergy mendorong Mirai, gadis yang di dorong itu terkejut karena Ergy mendorongnya. Valerie pergi dari tempat itu tanpa sepatah kata, tepatnya ia kehabisan kata-kata. Ergy ditarik oleh Mirai sambil mengeluarkan air mata agar tidak mengejar Valerie.

Valerie berlari cukup jauh dari velakang sekolah, saat ini ia berada di depan gudang olahraga. Tempat yang benar-benar jarang di kunjungi siswa.

"A-aku sudah membenci Ergy, tapi kenapa dadaku merasa sesak?" Valerie memukul-mukul dadanya sambil melihat ke arah tanah. 

Tes

Air matanya tiba-tiba jatuh.

"Aku tidak menangis, aku tidak sudi menangis karena lelaki buaya itu." Valerie berjongkok, ia menyembunyikan wajahnya di lipatan tangan.

"Kamu mau menerima tawarannya?" Ucap suara laki-laki yang tiba-tiba ada di depannya dengan duduk bersila. Wajah lelaki itu tidak menunjukkan eskpresi apa-apa, ia hanya menatap lurus ke arah Valerie.

"Bisakah kau pergi? ini bukan waktu yang tepat untuk-"

"Menurutku waktu ini sangat tepat." Aaron menaikan salah satu sudut bibirnya.

"Aaron, aku sedang tidak ingin bercanda."

"Aku serius. Kamu menangis karena lelaki itu, dan kamu bisa menggunakan aku untuk melupakan lelaki itu dan sekaligus menjadi bahan komik mu. bukankah kau mendapatkan semua keuntungannya?"

ValerieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang