28. Menyesal

670 98 4
                                    

Irene Elenora

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Irene Elenora

Berpacaran dengan Suho Bartolomeus

Tinggal di Kota Sejuta Bunga

Pernah Bersekolah di SMPN Harapan 5

72 teman yang sama


. . .

Seulgi tengkurap di atas kasur, telinganya tersumpal earphone yang masih melantunkan lagu You're Beautiful milik James Blunt untuk yang kesekian kalinya. Bantal Seulgi sudah sangat basah dan ya, Seulgi menangis.

Seulgi kebingungan mengapa rasanya sesakit ini merindukan Irene, padahal baru beberapa bulan ia mengenal Irene namun banyak sekali perasaan baru yang belum pernah ia rasakan sebelumnya- kini ia rasakan akibat sesosok Irene.

Seulgi sudah mencoba menghubungi Irene lewat pesan singkat, namun pesannya hanya terkirim dan tidak pernah masuk ke nomor Irene, saat ia mencoba menelpon nomor Irene juga selalu tidak aktif. Dua kali Seulgi mengirim pesan lewat akun facebooknya namun tidak satu pun dibaca oleh Irene.

Seulgi tidak seberani itu untuk menghubungi Irene lewat kolom komentar atau menulis di linimasa akun Irene, bayang-bayang tatapan sengit dari teman-teman Irene selalu muncul menghantui Seulgi.

Seulgi bolak-balik membuka kontak, melihat kontak milik nenek Irene. Ini satu-satunya cara yang tersisa untuk menghubungi Irene, namun Seulgi mengurungkan niatnya, ia tidak mau membuat Irene dalam masalah yang lebih lagi.

Saat disekolah Moonbyul, Lisa, dan Wendy sering mengajak Seulgi untuk berkeliling sekolah dengan harapan bisa berpapasan dengan Irene dan sedikit menghibur Seulgi.

Pada satu kesempatan mereka melihat Irene bersama Solar dan Rose berjalan di lorong, Seulgi tebak mereka akan menuju MD. Tanpa pikir panjang Moonbyul mengajak berjalan kearah Irene. Namun tanpa disangka, sepertinya Irene melihat mereka akan berpapasan, yang terjadi kemudian adalah ia memilih memotong jalan, keluar dari lorong dan berjalan melintasi lapangan.

Hati Seulgi mencelos, wajahnya berubah lesu dan menunduk. Melihat apa yang sedang terjadi Wendy segera merangkul Seulgi, sedangkan Moonbyul dan Lisa menepuk-nepuk pundak Seulgi.

Moonbyul mengajak ketiga temannya untuk duduk didekat kolam diujung lorong, Lisa dan Wendy bermain-main diatas jembatan kecil yang membelah kolam ikan itu, sedangkan Moonbyul duduk disebelah Seulgi.

"Kok jadi gini, Byul?" Seulgi mengayunkan kedua kakinya.

"Katamu kamu mau menyerah dan mundur?"

"Aku mau! Tapi sakit ternyata." Seulgi menunduk, rambutnya tergerai menutupi wajah sampingnya.

Moonbyul menyandarkan punggungnya, mendongak dan menghela nafas pelan, "Padahal kamu sendiri yang awalnya mau menghindar, sekarang dia ngikutin permintaanmu buat menghindar juga, tapi kamu malah kesakitan."

Seulgi terdiam tidak tahu mau menjawab apa atas perkataan Moonbyul yang seratus persen benar dan tidak bisa ia ingkari, matanya menyorot kearah Lisa dan Wendy yang malah memberi makan ikan dengan roti.

"Mumpung kamu belum ngelangkah lebih jauh lagi, Seul, move on nggak buruk-buruk amat kok." Moonbyul menoleh kearah Seulgi.

Lagi-lagi Seulgi hanya bisa diam, memikirkan perkataan Moonbyul. Ia mencoba menyemangati dirinya sendiri bahwa ia harus bisa melupakan Irene.

Namun pada kenyataannya, keesokan harinya dan hari-hari berikutnya, Seulgi masih terus mencoba mengirimi pesan ke nomor Irene walaupun apa yang ia dapatkan tetap sama. Irene mungkin sengaja mengganti nomornya, hingga akhirnya yang Seulgi bisa lakukan hanya menangis lagi dan lagi.

Semakin Seulgi mencoba menghapus perasaannya, semakin ia sering bertemu Irene yang terlihat seakan tak pernah mengenalnya, dan Seulgi tidak bisa berbuat banyak. Seulgi hanya bisa mengikuti kegiatan Irene dari postingan akun facebooknya, dan ia cukup lega saat tau Suho terlihat baik untuk Irene.

Disisi lain sahabat-sahabatnya terlihat tidak tega dengan Seulgi yang nilai pelajarannya semakin menurun, mereka hanya bisa menghibur Seulgi dan memintanya untuk melupakan Irene. Andai bisa semudah itu...

Di rumah Seulgi menjadi senang mengurung diri di kamar, mendengarkan musik, melamunkan Irene, dan menangis lagi tanpa suara. Hanya seperti itu setiap harinya.

Sampai hari-hari Seulgi sibuk tryout dan ujian sekolah pun fokusnya masih terbagi dengan Irene yang masih belum bisa ia hubungi lagi, sahabat-sahabatnya sudah ingin memarahinya namun rasa khawatir mereka lebih besar. Seulgi memang terlihat baik-baik saja dan masih bisa tertawa diluar, tapi sahabat-sahabatnya tau Seulgi selalu mengantuk dan terlihat kurang tidur. Seulgi jadi lebih sering menyalin pr daripada memberi contekan pr, bahkan terkadang Seulgi menjadi tidak nyambung saat diajak bicara.

Jimin yang mulai kembali mendekati Seulgi bahkan harus menelan kenyataan pahit, saat tidak sengaja mendengar Seulgi berkata pada sahabat-sahabatnya bahwa ia merasa risih sampai mual tiap Jimin mendekatinya, atau bahkan saat anak-anak kelasnya meledek mereka berdua yang terlihat akrab. Jimin hanya tidak tau bahwa alasan Seulgi mau merespon Jimin adalah agar Jimin sadar Seulgi tidak punya rasa ketertarikan yang sama dengan miliknya.

Sore ini Seulgi kembali melamun, ia kepikiran bahwa ternyata selama ini dia cukup populer dikalangan murid seangkatannya. Buktinya hampir semua anak seangkatan Seulgi mengenalnya dan sering menyapa, namun Seulgi tidak tau nama mereka. Mungkin ini efek dari kepopuleran Moobyul dan Lisa yang membuatnya ikut dikenal murid lain juga?

Masih bergulat dengan pikirannya, Seulgi memikirkan respon murid perempuan seangkatannya saat mereka mengetahui Seulgi mempunyai ketertarikan terhadap Irene. Kepala Seulgi penuh pertanyaan yang tidak bisa ia jawab sendiri, dan ia memutuskan untuk menghubungi Krystal.

Ditha Krystalia

Tal dimana?

Dirumah seul, kenapa?

Pengen ngobrol

Sini kerumah, aku habis bikin
brownis

Meluncur..

Kasian Seulgi, mana masih muda...

Sedang memikirkan season dua.. nanti kalo sampe chapter 30 an kali ya?

Votmen-nya jan lupa 👌

Middle School || SeulRene ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang