5. Back to School

770 118 2
                                    

Hari demi hari Seulgi lalui dengan masih setia stalking akun Irene walaupun belum ada kemajuan yang signifikan, hanya sekedar menyukai postingan Irene tidak lebih. Ia bahkan tidak memiliki keberanian untuk mengirim pesan lagi. Hanya beberapa kali Seulgi menyimpan foto Irene yang menarik perhatiannya.

Hari ini adalah hari yang ditunggu-tunggu Seulgi, kembali bersekolah. Hey, tidak biasa-biasanya Seulgi menanti masa untuk masuk sekolah kan?

Hari pertama masuk sekolah hanya upacara dan acara salam-salaman tapi tidak ada tempelnya huhu.

Seulgi dari tadi terlihat gelisah, matanya mencari-cari dikerumunan anak kelas 8. Sosok yang memenuhi pikirannya belum juga nampak dipelupuk mata.

"Seul oy! Nyari siapa sih?" Moonbyul menepuk lengan Seulgi untuk mendapatkan perhatiannya.

"Ah enggak. Ayo MD!"

Seulgi berjalan mengikuti teman-temannya menuju warung yang terletak di ujung belakang sekolah yang dikelola oleh istri dari penjaga sekolah, anak-anak biasa menyebutnya MD; kalau kantin beda lagi tempatnya.

Ramai murid-murid saling berdesakan di MD ada yang membeli makan, ada yang sekedar membeli minum, ada juga yang nongkrong walaupun tempatnya sempit tidak seperti di kantin. Masih seperti tadi Seulgi menelusuri segala penjuru MD dengan matanya, siapa tau dewi fortuna berpihak padanya kan?

"Buk, bikin mendoan nggak?"

Suara Moonbyul terdengar jelas dan sangat familiar di telinga Seulgi. Mendoan MD memang menu favorit anak-anak saat pagi, karena kalau sudah siang hanya tinggal tempe goreng biasa.

"Seul, teh gelas? Kopikap? Panter?"

Seulgi menoleh kearah Wendy yang sedang membuka kulkas memilih cairan pelepas dahaga untuk mereka. Upacara tadi lumayan panas, acara salam-salaman dengan guru juga lumayan memakan waktu.

"Panter apa torpedo itu?"

"Panter duh, dikira aku gabisa baca apa ya."

Seulgi terkekeh pelan melihat Wendy yang mengambil teh gelas untuknya sendiri dan panter untuk Seulgi.

"Aku sama Moonbyul kopikap, Wen."

Lisa tiba-tiba berdiri disebelah kulkas sambil tebar pesona ke murid laki-laki yang nongkrong disebelah situ, membuat Wendy mencebikkan bibirnya namun tetap mengambil dua gelas kopi kemasan itu setelah memberikan minuman Seulgi.

Seulgi tersenyum sambil berjalan kearah meja makanan; mengambil sedotan, menancapkan sedotan pada gelas minumannya, dan menyesap sedikit-sedikit menikmati sensasi minuman kesukaannya.

Wendy menghampiri Seulgi dan berdiri disebelahnya, mengeluarkan uang lima ribuan untuk membayar minumannya dan Seulgi.

"Dua ya Buk, sama dia."

"Tumben, ada apa nih?"

Wendy hanya memonyongkan bibirnya mengkode Seulgi untuk diam, kalau Moonbyul dan Lisa tau nanti mereka minta ditraktir juga, sedangkan Seulgi hanya tertawa pelan.

Dengan ujung matanya Seulgi menangkap siluet yang akhir-akhir ini ikut ia perhatikan juga. Sedikit melirik kearah segerombolan gadis-gadis yang ia yakini adik kelasnya, mencari sosok yang ia cari-cari namun nihil. Seulgi memberanikan diri menoleh dan hanya mendapati sosok Jennie dan Joy, tidak ada Irene.

Sedikit menghela nafas kecewa, Seulgi duduk dikursi yang ada dibelakangnya diikuti Moonbyul yang duduk disebelahnya.

"Kak Seulgi?"

Sebuah suara yang familiar menarik perhatian Seulgi, ia mendongak mencari si pemanggil.

"Oh Yeri, hai."

Middle School || SeulRene ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang