27. Denial

583 91 2
                                    

Suara berisik kendaraan yang lalu-lalang di jalanan depan ST semakin memadat berbarengan dengan pulangnya anak-anak smp harapan 5, 11, dan 13. Rimbunnya pohon-pohon di pinggir jalan sangat menolong pelajar-pelajar yang berjejer menunggu angkutan dari teriknya matahari, tak terkecuali empat sekawan yang sedang duduk di pembatas jalan pesepeda ini.

"Jadi kamu mau gimana sekarang, Seul?"

Seulgi menyedot es kelapa mudanya sedikit-sedikit, mengendikkan kedua bahunya tidak berniat menoleh kearah Wendy yang duduk disebelahnya, "Menyerah dan mundur mungkin."

"Aku nggak tau juga harus nyemangatin kamu atau gimana Seul, kasusnya terasa baru buatku."

Mereka berempat bersama-sama menertawai ucapan Moonbyul barusan.

"Emang aku pernah ya ngomong ke kalian kalo aku 'suka' dia?" Seulgi menoleh kekanan dan kirinya mencari jawaban dari ketiga sahabatnya.

"Seingetku sih enggak." Lisa menjawab sambil mengunyah bakso ojeknya.

"Jadi kamu nggak 'suka' dia?" Moonbyul mencoba meyakinkan Seulgi akan perasaannya.

Seulgi terdiam, ia berusaha meyakinkan dirinya bahwa ia hanya ingin berteman dengan Irene, tidak boleh lebih.

Seulgi masih melamun saat lengannya disenggol Moonbyul, membuatnya menoleh kearah kiri, dimana Irene dan teman-temannya berjalan bersama hampir melewati mereka. Seulgi dengan cepat menundukkan kepalanya, mati-matian berusaha untuk tidak melihat kearah Irene yang sebentar lagi melewati mereka.

Ketiga temanya ikut terdiam saat Irene dan teman-temannya berjalan melewati mereka berempat, tidak ada yang membuka mulut untuk sekedar menyapa. Bahkan teman-teman Irene pun sepertinya juga tidak berniat menyapa kakak kelasnya seperti biasa.

Pemandangan sepatu convers milik Seulgi membawa kembali ingatan saat ia dan Irene berjalan bersama di lintasan lari, wajah Irene saat bersepeda dengannya, wajah Irene yang menggemaskan saat mengajaknya berfoto...

Dada Seulgi berdebar hanya dengan mengingat momen-momen itu, perutnya kembali diserang kawanan kupu-kupu tak kasat mata.

Seulgi menyadari kesalahannya, akhir-akhir ini ia sengaja mengabaikan pesan Irene, ia tidak mau keluar dari kelas dan bertemu Irene. Ia menghindari Irene, dan itu adalah sebuah kesalahan.

Seulgi mendongak mencari keberadaan Irene, tapi nihil, Irene dan teman-temannya sudah tidak ada didekat sana. Seulgi bangkit berdiri mencoba mencari, memandang lebih jauh, namun tetap tidak mendapati Irene dalam pandangannya.

"Kenapa, Seul?" Moonbyul menanyai Seulgi yang terlihat gelisah.

"Irene?"

"Tadi dia sama temen-temennya udah naik angkot, nggak liat?"

Seulgi menggeleng, kakinya terasa lemas. Setelah mengabaikan dan menghindari Irene selama berhari-hari Seulgi baru tersadar dan mengakui perasaannya.

Penyesalan selalu datang di akhir, Seul. Kalo di awal namanya ngisi andministrasi:)

Tambahan deh dikit wkwk

Krisar-nya boleh banget, tapi ingat jangan dihujat, nanti nyut-nyutan hati mungil bak yupi enih:)

Ini udah kepanjangan belum sih chapternya?

Middle School || SeulRene ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang