33. Sama Rindu

636 95 3
                                    

' 2014 '

Kini Seulgi telah resmi memakai seragam putih abu-abu, ia berhasil masuk ke SMA yang dari dulu ia idamkan; SMAN Harapan 5.

Bagi murid baru angkatan 2014 pasti tahu rasanya menjadi angkatan uji coba kurikulum baru, ya, pada kurikulum ini siswa SMA baru langsung mendapat kelas penjurusan lewat tes IQ yang diselenggarakan saat MOS.

Seulgi merana saat ia tahu ia tidak sekelas dengan ketiga sahabatnya, Seulgi berada di IPA-1, Wendy IPA-3, sedangkan Lisa dan Moonbyul berada di IPS-3. Biarpun mereka tidak berada dikelas yang sama namun mereka tetap sering berkumpul bersama.

Awal-awal masuk menjadi murid SMA Seulgi merasa bersemangat karena ia tertarik mengikuti organisasi paskibra sekolah, sedangkan Lisa memilih masuk ekstrakulikuler seni tari, dan kedua sahabatnya yang lain menjadi STO alias siswa tanpa organisasi.

Bulan pertama menjadi murid SMA Seulgi sangat sibuk karena organisasinya sedang mempersiapkan momentum besar upacara 17 Agustus untuk menyambut hari kemerdekaan, karena itu sering kali Seulgi pulang sangat sore dan kecapekan sehingga ia tidak sempat menangisi kerinduannya pada Irene.

Dan malam ini akhirnya Seulgi dapat kembali pada rutinitas melamunnya, jam sudah menunjukkan pukul 21:45 namun ia belum mengantuk. Tangan Seulgi sibuk memainkan hp lamanya, membuka-buka galeri sembari mendengarkan radio.

Beberapa lagu yang mengalun lewat speaker diatas meja belajar mengingatkannya pada Irene, kali ini Seulgi menangis lagi dalam diam. Matanya masih menyoroti foto sosok Irene dalam hp lamanya, tidak bisa dipungkiri dadanya sesak dan sakit karena rasa rindu yang ia tahan selama ini.

Reflek tangan Seulgi membuka kotak pesan percakapan lama miliknya dengan Irene, dibacanya lagi pesan-pesan itu hingga pesan terakhir yang tak terbalas. Jari-jari Seulgi bergerak dengan sendirinya mengetik pesan yang ditujukan pada nomor Irene itu.


Irene Elenora

Good night, sleep well, i
miss u


Seulgi memandangi sejenak pesan yang baru saja ia kirim, kemudian meletakkan hp-nya disebelah bantal, tidak ingin menunggu laporan terkirim yang tidak akan pernah muncul. Ia bangkit dan keluar dari kamar karena tiba-tiba saja merasa lapar.

Seulgi kembali kedalam kamar setelah makan sebungkus mi goreng yang dibuatkan oleh mamanya. Setelah mengunci pintu kakinya melangkah menuju meja belajar, menata buku untuk hari esok. Seulgi pun juga bertanya-tanya ada apa dia ingin menata buku malam-malam begini.

Tanpa mematikan radionya Seulgi pergi menjemput alam mimpi, ia selalu berharap bisa bertemu Irene dalam tidurnya, tak apa hanya dalam mimpi yang penting ia masih bisa mengingat sosok Irene dengan baik.


Irene Elenora

You miss me?

Sudah tidur ya? Good night,
have a nice dream...


. . .

Seulgi bangun kesiangan karena keasikan bermimpi main di pantai bersama Irene dan ketiga sahabatnya, buru-buru ia mandi dan sarapan.

'Untung tadi malem udah nata buku.' Batin Seulgi sambil memasukkan kedua hp-nya kedalam tas.

Beruntung Seulgi tidak terlambat sampai ke sekolah, bel masuk berbunyi tepat saat Seulgi masuk ke dalam kelas.

Middle School || SeulRene ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang