AKU TIDAK AKAN MENYERAH (Yoongi)

24 0 0
                                    

Yoongi, 12 Mei (22)

Ketika aku membuka pintu ruang kerjaku, kulihat Jungkook berjongkok di sudut ruangan. Saat mendengar pintu terbuka, ia terlonjak. Ia bertanya apakah aku baik-baik saja dan melangkah mundur dengan ragu.

Aku menjatuhkan tasku dan kutatap sekeliling. Itu adalah pertama kalinya aku kembali ke tempat itu setelah keluar dari rumah sakit. Lembaran musik dan cangkir-cangkir ada di tempatnya. Mungkin Jungkook selalu di sini setiap hari. Aku sadar saat itu adalah pertama kalinya aku melihat dirinya sejak hari itu. Ia telah menyelamatkan hidupku. Aku harus berterima kasih padanya dan juga meminta maaf.

Alih-alih ucapan itu, aku malah mengambil botol soju dan memberikan itu padanya. Jungkook mengambilnya dan menatapku seakan bertanya apa yang harus ia lakukan dengan botol itu. "Bukankah seharusnya kau tidak minum?" Ia menunjuk lengan kiriku yang berbalut.

"Itu tidak dapat membunuhku. Akan menyenangkan jika bisa." Jungkook menatapku dan botol soju secara bergantian, kemudian mengatakan sesuatu yang tidak terduga. "Kau benar. Akan lebih menyenangkan jika itu bisa membunuh seseorang." Kemudian, Jungkook mulai menenggak dari botolnya.

Aku membatin, "Apa kau juga ingin mati?" Semua orang mestinya memiliki alasan mereka sendiri sampai menginginkan kematian. Dan keinginan untuk hidup. Kenapa Jungkook ingin mati? Dan untuk apa ia hidup? Saat pertama kali aku bertemu dengannya, ia masih SMP. Ia terlihat ketakutan, kesepian. Alih-alih bermain dengan anak-anak seusianya, ia malah terhanyut bersama kami. Semua orang memiliki alasan mereka sendiri. Lebih baik tidak ikut campur dalam kehidupannya. Aku memegang botol soju kemudian menenggaknya, namun Jungkook merebutnya dariku. Waktu berlalu. Kami membuka penutup sebuah botol baru dan botol-botol yang lainnya.

"Kenapa kau hidup dengan cara seperti itu?" Aku bertanya seakan meracau. "Hidup dengan cara apa? Apa yang salah dengan caraku hidup?" Jungkook bertanya, kata-katanya seakan merasa terhina. Dia membungkuk dan wajahnya terlihat lemas. "Lupakan. Minumlah." Setelah megambil tegukan lain dari botol, Jungkook bertanya, "Apa kau tahu aku masih di bawah umur? Aku masih anak SMA. Siapa pula yang menyuruh anak SMA untuk minum?" Setelah mengucapkan hal itu, ia berbaring di lantai.

"Kau pikir aku mengikutimu karena aku menyukaimu? Aku sama sekali tidak mengkhawatirkanmu. Apa ada yang perlu dikhawatirkan darimu? Aku sendirilah yang harus dikhawatirkan. Tapi tahukah kau kenapa aku datang menemuimu?" Ia menggumamkan sesuatu yang sulit dipahami.

"Itu karena aku menyukai musikmu. Ketika aku mendengarmu bermain piano, aku terharu. Aku, yang selalu menangis. Aku yang merasa sekarat lusinan kali dalam sehari. Tapi saat aku mendengar musikmu, aku ingin hidup. Itulah alasannya. Kubilang itulah alasannya. Maksudku adalah musikmu seperti apa yang ada di hatiku."

Jungkook terus berbicara, tapi ia mulai berhenti dan akhirnya tertidur. Aku duduk bersandar di dinding dan menyesap botol soju kemudian menatap piano.[]

[BTS Universe] BTS "The Notes" 2 (Book Ver.)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang