Seokjin, 22 Mei (22)
Ketika aku tidak bisa melihat pantai lagi, kuangkat kakiku dari pedal gas. Matahari telah lama tenggelam. Jalanan kosong dan gelap.
Pusing ini tidak akan hilang. Begitu pun dengan rasa cemasku. Rasanya tidak seperti diriku yang telah menyusun semuanya seperti ini. Dan aku tidak tahu bagaimana caranya untuk tenang.
Kulihat kaca spion kemudian teringat wajah Taehyung.
"Apakah kau akan segera melupakanku? Jimin juga? Dan Jungkook? Dan Namjoon hyung?"
Suara Jungkook juga berdengung di kepalaku. "Ayo berfoto di sini." Foto-foto tak terhitung yang kuambil di pantai berkelebat di kepalaku, yang terasa seolah akan meledak.
Kubuka mataku karena suara klakson yang keras dan kulihat lampu utama tepat di depanku. Sontak aku memutar kemudi. Ban meluncur di aspal dan mobil terguncang. Aku menginjak rem, namun perlu beberapa saat agar mobil berhenti. Mobil menabrak pagar di seberang dan akhirnya berhenti. Aku mendengar suara gesekan, namun tak terpikirkan olehku kalau itu kecelakaan serius. Kubuka pintu mobil dan aku melangkah keluar.
Kurasakan hembusan yang dingin. Entah dari ketegangan atau rasa pusingku, leherku penuh dengan keringat. Jalanan kosong dari mobil-mobil. Mobil yang menyorotkan lampunya juga telah menghilang. Aku merasa frustasi. Mengapa aku dulu mengiyakan perjanjian itu? Mengapa aku harus melalui hal yang sama lagi dan lagi? Bagaimana bisa aku menyelamatkan Namjoon? Dan dimanakah peta jiwa itu?[]
KAMU SEDANG MEMBACA
[BTS Universe] BTS "The Notes" 2 (Book Ver.)
General Fiction"Di tengah keputus asa-an atas kekeliruan dan kesalahan serta sedikitnya harapan, perjalanan untuk menemukan peta jiwa pun dimulai" Disclaimer : Cerita milik Bighit Entertainment. Di sini aku hanya membantu menerjemahkan. Maaf apabila ada kesalahan...