29-ANAK?

2.6K 137 46
                                    

pembaca baru?
part 1-28 diacc raholicofficial

~~~

Katanya, kesedihan bisa ditutupi dengan senyuman. Nyatanya, meski aqeela tersenyum rassya pasti tahu kesedihan melalui matanya. Mata itu cerminan dari hati. Sekuat apa pun orang berusaha menutupi kesedihannya, tetap saja orang lain akan menyadarinya.

Karena mata seperti hati yang tidak bisa berbohong.

Siang terik seperti ini aqeela melamun di taman samping rumahnya, tanpa menyadari ada sepasang mata yang sejak tadi memperhatikannya. aqeela merasa buku di tangannya sudah tidak menarik lagi karena mendadak tertarik melihat kolam ikan yang tak jauh dari posisinya, melihat dua ikan yang berenang bersamaan seolah mengejeknya, kapan ia bisa berdua sama rassya seperti itu?

rassya memang memberikan harapan besar sekaligus memberikan rasa malu pada aqeela seolah dia adalah wanita pengemis cinta. Tapi, salahkah dia mendapatkan cinta dari suaminya sendiri? Memang seharusnya dia mendapatkannya bukan? Kalaupun saat itu dia tidak meminta, apakah rassya tidak akan pernah memberikan cintanya? Mau sampai kapan?

Dan mau sampai kapan aqeela menunggu cinta itu dari rassya?

rassya berdiri di sana, berdiri sejauh lima meter dari posisi aqeela. Dengan dua tangan yang dimasukkan ke saku celana, lelaki itu mengamati Aqella sejak tadi, melihat air mata yang lolos dari matanya.

"Kenapa menangis?" Tanya rassya begitu saja, dan sepertinya mengagetkan aqeela. Terburu-buru, aqeela menghapus air matanya dan menoleh melihat rassya.

"Lho? Kok kamu di sini? Tumben jam segini udah pulang? Gak bisa jauh dari aku ya? Tau banget nih aku, kamu kan gak lihat aku satu detik aja udah kangen berat."

"Kenapa menangis?" rassya mengulang pertanyaannya. Masa bodoh dengan kata-kata aqeela yang memperlihatkan dirinya baik-baik saja, padahal nyatanya ... sebaliknya.

aqeela menghela napas dan menyunggingkan senyum, "Aku cuma ..."

"Cuma apa? Mau buat alasan apa lagi? Tikus lewat pakai bra?"

Untuk sejenak aqeela tercenung lalu tertawa geli, "Kamu bisa bercanda juga ya!"

"Aku hanya mengatakan apa yang kamu katakan sebelumnya." Lelaki itu terlihat dingin melangkah menghampiri aqeela.

Terkadang aqeela iri dengan pasangan lain, yang tertawa, terbuka terhadap satu sama lain, hingga membicarakan banyak hal. Semua itu tidak dia alami, rassya terlalu introvert dalam berkata. Terkadang aqeela tidak tahu apa isi hati lelaki itu serta pikirannya.

"Kamu kenapa udah pulang? Ini masih siang."

rassya berlutut menyamai tingginya dengan aqeela yang duduk di kursi roda.

"Memikirkan apa?" Tanya Rassya tak mengindahkan perkataan aqeela, "Aku pikir air mata kamu itu sangat berharga kenapa kamu membuangnya?" Imbuhnya. rassya bertanya seperti itu, penasaran kenapa akhir-akhir ini Aqeela selalu terlihat sedih.

"Biasalah ... anak gadis, wajar suka galau-galauan."

Rassya yang semula menatap aqeela biasa kini pun menajam.

"Iya, maaf," aqeela menundukkan kepalanya, "Aku memikirkan kamu."

"Kenapa memikirkan aku?" Tatapan rassya sedikit melembut.

"Hah? Siapa yang memikirkan kamu? Cie GR!"

Mendengus. Itu yang rassya lakukan selain ekspresi datar yang ia perlihatkan.

MARRIED [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang