33-HANYA PENGGANTI?

1K 112 33
                                        

Tiga lelaki ini begitu kontras, pikir aqeela. Yang kanan terlihat ramah, sementara yang tengah terlihat dingin dan kejam, dan yang kiri luar biasa ramahnya bahkan kelewat banyak berkata. Siapa lagi kalau bukan Verrel, rassya, dan rey. Ketiga lelaki itu berjalan beriringan ke dalam mansion dengan segala pesonanya.

Mereka bertiga memutuskan membicarakan soal bisnis di rumah Rassya. Dengan begitu Rassya bisa menjaga aqeela, memastikan Jevan tidak datang dan melakukan sesuatu yang membahayakan aqeela.

"Mowning sayang." Tadinya, aqeela harap rassya yang mengucapkannya tetapi bukan, rey yang mengucapkannya sambil senyum.

aqeela hanya tersenyum tanpa minat ke arah lelaki tengil itu. Lantas apa kabar dengannya? Dirinya juga tengil bukan?

"Kusut banget mukanya. Kenapa sayang?" Tanya rey kemudian.

"Bisa diam?" ucap Rassya dingin menghentikan rey. rassya menatap aqeela yang berdiri dengan kruknya di ruang tengah, "Ada apa?"

"Gak, gak ada apa-apa," jawab aqeela, kentara sekali sedang berbohong.

"Neng kenapa? Marah ya Aa datang kemari? Atau kangen sama Aa? Padahal Aa baru pergi tadi pagi Neng." aqeela memutar bola matanya mendengar rey bicara.

Verrel mengamati aqeela dengan tersenyum meski sebenarnya dia merasa khawatir dengan kondisi kaki aqeela, belum lagi bahaya yang mengancamnya.

Verrel ini sebenarnya teman Rassya saat sekolah di menengah atas dulu. Memang rassya disebut-sebut tidak punya teman, tapi Verrel mengenal Rassya dan sempat menjadi teman sebangku, entah rassya menganggapnya ada atau tidak, tapi Verrel tetap menganggap rassya temannya, bahkan sahabat hingga mereka menjadi rekan bisnis.

Selain itu, Verrel adalah sepupu kandung aqeela, tanpa aqeela ketahui. Dekat dengan aqeela atau tidak, rassya tidak berhak cemburu.

"Bagaimana keadaanmu, aqeela?" Tanya Verrel begitu saja. aqeela tersenyum tipis menatap Verrel, beralih dari rey juga rassya.

"Maaf karena aku tidak sempat menjengukmu di rumah sakit," tambah Verrel. Ada nada sesal di dalamnya.

"Aku baik, Pak Verrel. Gak apa-apa kok Bapak gak jenguk yang penting Bapak udah bilang ke Mrs. Angela kalau sementara aku gak kerja dulu mendesain gaun."

Tersenyum. Senyum yang terus mengembang dan terlihat tulus. Tapi, mengapa hati rassya seakan tercubit ya? Verrel itu sepupu aqeela!.

Tanpa rassya tahu, keceriaan Aqeela yang selama ini ditunjukkan di hadapannya, sebagian besar hanya menutupi kesedihan, bukan kebahagiaan alami.

"Kalian ke sini mau ngomongin pekerjaan kan? Mau aku buatkan teh atau kopi?"

"Ada banyak pelayan di sini," kata rassya seolah tidak mau aqeela yang mengerjakan itu.

"Biar aku aja." Seperti biasa aqeela memaksa.

Verrel pun berkata, "Kalau begitu buatkan aku secangkir kopi hitam yang kental sedikit gula."

"Oke Pak Verrel. Pakai sianida gak?" aqeela terkekeh akan penawarannya sendiri.

"Boleh ..." aqeela terkejut mendengar jawaban Verrel. Sejurus kemudian Verrel tertawa. "Bercanda."

"Gak bercanda juga gak apa-apa kok Pak. Saya rela campurin sianida ke dalam kopi daripada ke dalam cinta, bisa ribet."

"Ada-ada aja kamu ya," Verrel tertawa bersama aqeela.

"Kalau Pak rey mau minum apa?"

Rey memberengut merasa dikacangi sejak tadi.

"Pak rey?" Tegur aqeela pelan. rey pun mengerjapkan matanya.

MARRIED [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang