🎶Berdua Bersama - Jaz🎶
><
"AHH!!"
Revandra tidak sengaja menjatuhkan handphone-nya karena kaget.
"Ayok, Mbak. Tarik nafasnya dan hembuskan secara perlahan."
Ternyata Revandra hanya berhalusinasi tadi itu. Istrinya sedang berjuang melahirkan anaknya, tetapi dirinya malah berhalusinasi yang tidak-tidak.
"Aa', sa-sakit ...," lirih Alydra pelan.
Revandra kembali menggenggam tangan Alydra sembari tersenyum. "Aku tahu kamu bisa."
"Semangat, Sayang."
Alydra ikut tersenyum dengan tipis. Dengan kekuatan yang masih tersisa, Alydra kembali mengejan sesuai perintah sang dokter.
"AHH!!"
"Kak Lili pasti bisa!" Clarissa mengepalkan tangannya ke depan diiringi yang lainnya.
"Nggak usah teriak nanti pas bagian karena kita adalah-nya, ya, Dek. Soalnya ini lagi di rumah sakit." Clarissa menoleh kearah Medina lalu mengacungkan jari jempolnya.
"Kita semua akan selalu bersama-sama. Akan selalu ada satu sama lain. Akan selalu memberikan doa dan dukungan yang terbaik. Akan selalu setia tanpa adanya pengkhianatan, juga akan selalu merangkul satu sama lain."
"Karena kita adalah?"
"Adelfia!"
owek ... owek ... owek ...
Mereka semua tersenyum setelah menghempaskan kepalan tangan secara bersamaan.
"Alhamdulillah."
"Puji Tuhan."
•••
"Lili ...."
Dokter Sinta tersenyum. "Mas tenang saja, Mbak Alydra hanya pingsan. Karena tenaganya yang cukup terkuras ketika sedang mengejan tadi."
"Iya, Dok, terima kasih banyak," ucap Revandra tanpa mengalihkan pandangannya dari wajah Alydra yang terlihat kelelahan.
"Ini bayinya, Mas. Sudah dibersihkan, dilakukan tes APGAR, ditimbang juga diukur panjangnya. Sekarang bisa diadzankan terlebih dahulu sebelum diletakkan didada Ibunya, ya."
Revandra menyambut dengan hangat buah hati pertamanya dengan Alydra.
"Saya tinggal dulu, Mas."
Revandra mengangguk. Matanya menatap sang buah hati terlebih dahulu sebelum mengadzaninya.
"Perjuangan kamu." Revandra meletakkan anak mereka didada Alydra, membiarkan sang anak mencari ASI-nya sendiri.
"Eumm ..."
"Sayang?"
Alydra membuka matanya secara perlahan. Dia merasakan ada pergerakan di atas dadanya. "Ba-baby Arsa?"
"Iya, baby Arsa. Selamat atas keberhasilannya. Terima kasih banyak karena telah berusaha demi dan untuk pelengkap keluarga kecil kita. I love you so much, my wife. I love you forever." Revandra mengecup kening Alydra cukup lama.
YOU ARE READING
Revandra & Alydra
Teen Fiction"Meski pernikahan kita berawal tanpa cinta, kita tetap harus menjalani sebagaimana mestinya sebuah pernikahan. Karena, pernikahan itu sakral dan cinta bisa datang kapan saja." - 𝐑𝐄𝐕𝐀𝐋𝐘 ***