🐱RA - DUA PULUH ENAM

1.8K 107 3
                                    

"Saya Revandra Gravano Dirgantara, suaminya Alydra Yola Dirgantara."

Banyak siswa-siswi yang patah hati, marah, kecewa, semuanya menjadi satu ketika mendengarkan pernyataan yang menyakitkan dan benar-benar pahit dari mulut seorang Revadra Gravano Dirgantara.

"Apa Kamu sedang bercanda, Revan?" tanya Ibu Rina, Guru yang tidak menyukai Alydra. Mengapa Ibu Rina tidak menyukai Alydra? Karena Clarissa. Clarissa adalah anak dari Ibu Rina. Dan Clarissa menceritakan kepada Ibu Rina, bahwa ia menyukai Revandra sudah dari lama, tetapi Alydra mengambilnya begitu saja.

"Untuk apa saya bercanda?" Nada dari pertanyaan yang keluar dari mulut Revandra terdengar ketus dan horor. Alydra selaku istrinya saja dibuat merinding.

"Tuh denger, saya nggak halu, kan," ucap Alydra dengan sengaja menekankan kata halu.

Clarissa mengepalkan tangannya marah. Baginya semua ini tidak benar, semua ini hanya rekayasa, semua ini hanya drama yang dilakukan oleh keduanya.

Clarissa menerobos masuk begitu saja dan langsung menarik paksa Alydra untuk berdiri. "Lo gila ya?! Kalo anak gue sampe kenapa-kenapa gimana? Mau lo masuk penjara hah?!" Alydra memegangi bagian bawah perutnya yang terasa sedikit sakit.

"Iya, aku gila! Aku gila karna Kak Revan! Aku gila karna Kak Lili!" jawab Clarissa dengan nada membentak.

Kening Alydra mengkerut. "Kenapa jadi Revan sama gue?"

"Aku suka sama Kak Revan dari lama, dari sebelum Kak Revan sama Kak Lili bareng. Aku kejar Kak Revan mati-matian, tapi malah Kak Lili yang dapetinnya. Aku yang selalu usaha buat dapetin hatinya Kak Revan!"

"Aku nggak suka dan nggak mau kalian deket, kalian jadian, dan sekarang apa?! Aku denger pake telinga aku sendiri kalau kalian udah nikah, kalau kalian itu sebenarnya suami istri!"

"Kamu jahat! Kamu perebut! Coba kamu bayangin, gimana jadinya kalau kamu ada di posisi aku?"

"Clarissa, denger ya, gue sama Revan itu emang suami istri dan bahkan pernikahan kami udah 8 bulan, lebih keknya. Cuma, ya, gue nggak ada ngerebut Revan dari lo. Gue sama Revan awalnya cuman dijodohin, dan pas dijodohin itu juga nggak ada rasa suka dari gue ataupun Revan nya," jelas Alydra panjang lebar hingga membuatnya sedikit merasa engap.

"Kalau nggak ada rasa suka kenapa diterima perjodohannya? Dan sekarang malah hamil," sahut salah satu teman sekelasnya yang diperkirakan juga memiliki perasaan terhadap Revandra.

"Gue pengen nolak, tapi Revan nggak mau, dan sekarang, gue sama Revan juga udah saling suka, saling cinta, saling nggak mau lepas, saling manja satu sama lain, saling-saling pokoknya mah." Alydra terkekeh. Menurutnya ini sedikit menggelikan, tetapi tidak apa. Alydra ingin membuat Clarissa dan perempuan-perempuan lain yang menyukai suaminya itu menjadi panas.

"Kan di pertengahan usia pernikahan lo bisa cerai kalo emang nggak bisa nolak pas itu."

"Ah iya, soal kenapa sekarang gue hamidun itu ya karena suami gue dan suami gue pengen melengkapi rumah tangga dan kebahagiaan."

"Dan buat yang tadi bilang, di pertengahan usia pernikahan bisa cerai, lo bego, lo bodoh. Kenapa? Lo pikir pernikahan itu sebuah permainan? Bukan Sayang!"

"Lagipula Revan nggak mau pisah sama gue. Revan pengennya menikah sekali seumur hidup, dan itu sama gue." Alydra masih mengingat jelas perkataan suaminya itu.

"Lagi nih lagi, Revan juga pernah bilang gini sama gue, mulai sekarang kita sama-sama belajar buat saling mencintai. Beuh sosweet banget nggak sih laki gue?" Inti Marganta dan The Girls dibuat tertawa akan ucapan Alydra.

"Permisi, Bu." Alydra melihat ke arah sumber suara.

"Iya ada apa, Vano dan Anneth?"

"Ini." Vano memberikan selembar undangan pernikahan kepada Ibu Sri.

"Siapa yang nikah, Vano?" tanya Ibu Sri.

"Saya dengan Anneth, besok."

"Saya memberi tahu kan ini karena saya tidak ingin ada yang disembunyikan. Saya juga tidak ingin ada cowok-cowok nakal yang mengganggu milik saya lagi. Bukan hanya cowok-cowok nakal, tapi juga cewek-cewek nakal, tukang bully, dan lain sebagainya."

Zaki datang dengan menerobos siswa-siswi berada di depan pintu ruang BK. "Ibu, Bapak! Saya juga mau ngasih undangan pernikahan nih."

"Siapa lagi yang nikah ini?"

"Saya atuh, Bu," jawab Zaki diakhiri dengan cengiran.

"5 hari lagi Bu pernikahannya, jangan lupa datang. Saya permisi," ucap Zaki.

"Anaknya nggak mau dinikahin juga, Bu?" tanya Alydra dengan ramah kepada Ibu Rina yang menjadi akhir perdebatan pada Pagi itu.

Revandra & Alydra Where stories live. Discover now