Disinilah Melvin sekarang, duduk di kursi pengemudi dengan suara bising ketiga temannya yang duduk di kursi penumpang, Jere si paling berisik benar-benar tidak bisa dihentikan mulutnya!
Melvin menatap lurus gerbang sekolah Gigi yang sudah mulai dibuka, namun belum ada satupun pelajar yang keluar, mungkin beberapa menit lagi karena saat ini masih pukul 15.58, alias kurang dua menit lagi.
flashback <3
"Tolong ya Melvin temanku, semalem aja ya? Biarin mobil Mika disini semalem doang ya?" pinta Jere.
Reno mengangguk, "Benar Melvin temanku, rumah lo enggak akan penuh cuma gara-gara mobil Mika yang seuprit."
Ban mobil belakang Mika gembos, tidak ada satupun dari mereka yang memiliki keahlian teknik semacam montir. Mika sendiri Mahasiswa Fakultas Hukum Semester 2, Reno sama dengan Melvin, sedangkan Jere dia Mahasiswa Fakultas Manajemen Semester 4.
"Kita balik ikut lo ya, Vin?"
"ENGGAK!"
flashback off <3
Lain dimulut lain dihati, mereka berempat duduk didalam mobil sambil mengamati beberapa pelajar yang mulai keluar dari gerbang.
Mata Melvin menangkap ransel kuning dengan gantungan kunci yang terbilang sangat amat banyak milik Gigi, entahlah Gigi memang suka mengoleksi gantungan kunci. Melvin turun dari mobil dan berjalan kearah Gigi yang sedang berbicara dengan temannya, dia perempuan.
Langkah kaki Melvin terhenti kala melihat Gigi menerima uluran buku dari cowok asing yang mungkin teman sekelasnya (?) Apa Gigi membagi buku catatan yang Melvin beri pada cowok itu?
"Gi!" panggil Melvin.
"Eh?"
Gigi berlari kearah Melvin, "Udah lama Kak? Maaf aku baru keluar, Ayo Kak!" Gigi pun berjalan mendahului Melvin.
"Aduh!" pekik Reno ketika ransel kuning Gigi terpental tepat mengenai wajahnya.
Gigi tidak melihat ada ketiga teman Melvin yang duduk dikursi belakang, ia melempar ranselnya sembarangan, "Loh? Kak Reno?" Gigi mengingatnya, dia Reno. Melvin sering sekali menyebut nama Reno saat dirumah, dan juga Gigi ingat Reno datang ke pestanya yang digelar privat.
Juga cowok yang tinggi itu, Mika. Dia kakak kelasnya dulu. "Hai Gigi." sapa Jere, Gigi tidak pernah melihat cowok yang satu ini alias ia memang tidak mengenalnya.
"Maaf Kak Jere nggak bisa dateng waktu itu, lagi pulang kampung soalnya."
"Ahh Kak Jeremy ya? Kakak putranya mendiang Bunda Shiela ya? Gigi suka banget sama lagu-lagunya Bunda, waktu ulang tahun Gigi yang ke-9 tahun Bunda Shiela nyanyi di ulang tahun Gigi, seneng banget waktu itu. Ketemu idola!" Gigi bercerita penuh semangat, senyumnya terpancar.
Jere dulu sering mondar-mandir di televisi mengisi program acara anak-anak, dia dulunya penyanyi anak-anak. Setelah sang Bunda tiada, Jere ikut vakum dari dunia entertainment dan memilih kembali ke Bandung bersama sang Ayah dan membuka usaha distro mereka yang sekarang sudah berkembang sebesar ini.
Tidak sadar sejak kapan Melvin sudah berada didalam mobil dan terbatuk-batuk, "Kak Reno bisa ambilin tas Gigi?" pinta Gigi.
"Makasih Kak Reno, maaf tadi Gigi nggak sengaja."
Reno mengangguk.
Gigi memberikan sebotol air mineral yang masih tersegel pada Melvin, cowok itu meneguknya hampir habis. "Haus, Vin?" tanya Jere.
"Hawanya panas!"
Melvin mulai melajukan mobilnya menuju Penthouse Reno. Rencananya ia akan menurunkan ketiga bestie-nya ini disana, sekalian karena jalan menuju resto favoritnya searah dengan jalan menuju tempat Reno.
Gigi memainkan ponselnya, sekali-kali Melvin melirik Gigi yang tersenyum kecil ketika menatap benda pipih itu.
"Thanks bre."
Melvin mengangguk, ia melambaikan tangannya, "Jere muka lo kusem amat!" pekik Melvin.
---
tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Cheated On You (Hiatus)
Fanfiction"Mulai besok dan seterusnya gue jadi tutor lo, jangan gengsi buat tanya gue, Gi." ujar Melvin. Gigi terdiam, bibirnya terasa kaku untuk menjawab. "Gue kasih semua catatan gue buat lo, sering-sering dibaca ya nanti?" tambah Melvin lalu ia beranjak da...