Kedua kaki Melvin berselonjor di sofa panjangnya, jari jemarinya memainkan remote, Melvin mengubah salurannya lagi, ia bosan. Sembari menunggu Gigi pulang dari sekolah, Melvin beranjak dari sofa dan berjalan memasuki kamarnya.
Tubuhnya berdiri didepan rak buku, tempat ini mirip perpustakaan. Ada ribuan buku didalam kamar Melvin yang besarnya sebesar lapangan golf, bercanda. Melvin sendiri suka membaca buku, ia mudah mengingat apa yang dibaca.
Melvin duduk dikursi belajarnya, ia sudah menyiapkan beberapa materi untuk ujian semesternya yang akan diadakan 2 bulan lagi. "Kak Melvin... " suara ketukan pintu membuat Melvin menoleh, ada Gigi disana yang masih memakai seragam sekolahnya dengan menenteng sebungkus mie instan.
"Mau mie instan sekalian?"
"Boleh, jangan lembek-lembek ya."
Gigi mengangguk, "Gigi tadi ketemu Mama Kinan di bengkel, ban mobil Gigi gembos, kena paku."
"Kok nggak telpon gue?" Melvin berdiri dari kursinya dan berjalan menghampiri Gigi.
Kedua tangan Melvin memegangi bahu Gigi, "Nggak papa?" lirih Melvin.
"Tadi karena mobil Mama Kinan selesai duluan Gigi pulang dianter Mama, terus Gigi dibeliin mie instan sama jajan ini, banyak banget."
"Mama udah pulang?" Gigi mengangguk sebagai balasan pertanyaan Melvin.
"Besok biar dianter sopir aja. Mobil lo masih di bengkel, gue sendiri kuliah pagi."
Kerongkongan Gigi rasanya tercekat karena jarak Melvin yang dekat dengannya, lelaki jangkung ini tak henti-hentinya membuat darahnya berdesir. Melvin adalah orang kedua yang menurut Gigi sangat gentle, yang pertama mendiang Papa Kevin yang telah berpulang 8 tahun yang lalu.
Aswatama Group dikelola oleh Ivanka, Mama Gigi. Seharusnya saat ini Mackenyu yang duduk di kursi itu, tetapi pria itu malah melarikan diri dengan istrinya ke luar negeri. Mack enggan mengemban tanggung jawab besar itu, ia menyerahkan semuanya pada sang Mama dan memilih hidup damai berkecukupan diluar negeri.
"Aww!" pekik Gigi kala cipratan air mie yang panas mengenai kulit tangannya.
Mata Gigi terpejam merasakan dinginnya air kran wastafel mengenai tangannya yang sedikit terbakar, "Nih kalau Mami pasti udah heboh sendiri." lirih Gigi.
"Ayo, Kak."
Kepala Gigi menyelundup masuk kedalam kamar Melvin mengajaknya pergi ke meja makan, "Doa dulu, Kak." ujar Gigi ketika melihat Melvin sudah siap menyantap mie instan yang terlilit di garpunya.
"Gimana?"
Melvin mengacungkan jempolnya, "Enak. Habis makan kekamar gue ambil buku catatan, masih banyak yang belum gue kasih. Oh ya Gi, boleh nanya?" tanya Melvin.
"Boleh, tapi selesai makan ya."
Melvin menyeruput mie kuah buatan Gigi dengan lahap, Melvin akui yang ini rasanya enak sekali, juga Gigi merebus mie nya tidak terlalu matang, pokoknya terasa perfecto di lidah Melvin.
Setelah menghabiskan semangkok mie kuahnya, Melvin meneguk habis air putih dan menuangkannya untuk Gigi.
"Gue tungguin lo selesai?" tanya Melvin.
"Nggak perlu, Kak. Makanku lama, mau nanya apa tadi?"
Melvin terdiam cukup lama, "Lo bagi buku catatan gue sama temen lo?"
"Hah?"
"Gini ya, Gi. Gue kasih perumpamaan mata, itu nggak bisa dikasih ataupun dibagi-bagi ke sembarang orang, sama kayak buku gue, lo itu pengecualian." ujar Melvin cukup panjang.
Gigi nampak memikirkan maksud dari ucapan Melvin, berbagi buku? "Maaf aku masih nggak paham, Kak." ujar Gigi.
"Gue lihat lo bagi buku gue sama temen lo pas pulang sekolah kemarin, waktu gue jemput."
"Kak!" pekik Gigi teramat keras, sedetik kemudian ia tertawa terbahak-bahak, bisa-bisanya Melvin mengira itu bukunya, memang sih sampulnya agak mirip, "Maksud Kakak, Putra? Dia emang temenku, temen sekelas tapi aku nggak ada bagi catatanku sama dia. Aku cuma pinjemin bukuku yang masih kosong karena kebetulan buku Putra halamannya udah habis, kemarin dia ganti bukuku. Kak, kok bisa sih?" Gigi menutup mulutnya, ia hampir saja menangis.
"Oh kirain."
Si abang malu sendiri.
---
tbc
gajelas banget aing

KAMU SEDANG MEMBACA
Cheated On You (Hiatus)
Fanfiction"Mulai besok dan seterusnya gue jadi tutor lo, jangan gengsi buat tanya gue, Gi." ujar Melvin. Gigi terdiam, bibirnya terasa kaku untuk menjawab. "Gue kasih semua catatan gue buat lo, sering-sering dibaca ya nanti?" tambah Melvin lalu ia beranjak da...