06

167 36 1
                                    

"Kuota SNM sekolah lo tahun ini berapa?" tanya Melvin.

Gigi mengendikkan bahunya tak yakin, "Katanya sih cuma 98, semoga aku masuk salah satunya biar nggak ngecewain Mami karena aku sendiri yang maksa pindah ke sekolah umum." Gigi mengerucutkan bibirnya sambil membalik halaman buku-buku pelajarannya.

"Sebelumnya lo dimana?"

"JPO, terus pas masuk SMA mau dipindah Mami ke London but I don't wanna move there, akhirnya Mami setuju buat daftarin di sekolah biasa aja. Udah bosen jadi anak International School, Kak. Gaya mereka enggak sesuai sama kantongku."

"Emang sehari dikasih uang saku Mami berapa?"

"Dua juta."

Melvin menggeleng, "Masih mending, gue dulu cuma sejuta malahan sehari. Tiap hari ngantin makan salmon, bosen juga sih. Makan kentang juga tiap hari, makanannya gitu-gitu aja, beda ama sekolah biasa makanannya beuh josss!"

"Kak Melvin dulu dimana?"

"Gue dulu di Excelso, lo tau kan gue murid pindahan waktu di SMA Yayasan punyanya Mika."

"Excelso ya? Sama kayak Kak Ken dong."

"Kak Mackenyu?

Gigi mengangguk, membicarakan Mackenyu membuatnya mengingat kakak semata wayangnya itu yang sudah 4 tahun tidak kembali ke Indonesia. Ken sangat sulit dihubungi, Gigi hanya tahu keberadaan Ken di LA.

Gigi terkadang berpikir apa Irene tengah mengandung anak Ken lagi? Apa kabar keponakannya? Yang Gigi ingat hanya Ken pergi bersama Irene yang ia hamili, waktu itu usia kandungan Irene masih 2 bulan dan belum kelihatan perutnya yang besar, Gigi sendiri masih sangat belia saat itu, jarak usia Ken dengannya saja 6 tahun.

"Gi?"

Gigi mendongak, Melvin menatapnya lekat-lekat, "Jangan ngelamun! Lo kalo ujian ngelamun kayak gini bisa abis waktu lo." celetuk Melvin.

"Ya nggak mungkin juga lah ujian diem-diem bae, Kak."

"Lo ada waktu luang?" tanya Melvin.

"Sekarang luang." balas Gigi lalu menutup buku setebal 5cm itu dan meletakkannya kembali di rak buku.

"Eh? Minimal waktu belajar itu 4 jam!"

"Ya kan Kak Melvin tanya aku ada waktu luang nggak? Sekarang udah luang, lagian buatku belajar itu sampai sengantuk-ngantuknya aku, nggak perlu sampai 4 jam!"

Melvin menggeleng-gelengkan kepalanya, pikirnya Gigi mudah diatur, sejak pertama kali bertemu kesan Melvin sampai sekarang padanya adalah Gigi gadis yang lembut, sederhana, dan juga bisa Melvin bimbing dengan mudah.

Tapi kalau seperti ini sekarang, Melvin sendiri merasa seperti dekat dengan Gigi. Anehnya mereka sudah mengenal bertahun-tahun, tapi selalu merasa asing. Gigi sendiri saat masih janin sudah diminta oleh keluarga Mandala untuk menjadi bagian dari keluarga Mandala kelak, "Kak? Bisa jelasin yang ini?" tanya Gigi.

Melvin menyimpan ponselnya disaku, kemudian beralih menatap soal yang ditunjuk Gigi. Melvin mengambil kacamatanya, tangannya mulai menulis soal menyangkut trigonometri yang menurut Gigi cukup sulit.

Step by step, Melvin menjelaskannya perlahan agar Gigi mengerti, karena tingkat kecerdasan serta pemahaman setiap orang itu berbeda, bukan maksud Melvin meremahkan Gigi, Melvin bisa saja menjelaskannya secara cepat dan singkat, dia bisa saja membocorkan rumusnya tetapi Melvin ingin melakukan semuanya perlahan-lahan, dia ingin Gigi merasa nyaman.

"Ngerti?" Gigi mengangguk.

Melvin mengeluarkan ponselnya yang berbunyi dari sakunya, ia melirik Gigi yang masih kembali sibuk dengan soal-soal yang ia beri.

Rei

Kak, cowo sukanya dikasih
apa ya?

Melvin

Coba googling Rei

Rei

Engga nemu kak :)

Melvin

Terserah mau lo pake apa
enggak, cowo sukanya
dikasih mahkota.

Rei

Seriusan??

Melvin

Bercanda anak bloon,
kasih aja parfum kek
apa kek, baju gitu.

Rei

Pantesan gue rada
nggak yakin waktu lo
bilang mahkota!

Rei

Lo mau kibulin gue?!

Melvin

Udah ya, gue lagi ngajar
anak orang

Rei

Kak Vin lo hajar siapa?!
Lo berantem?!

Melvin

Gue jadi tutor sukarelawan.
M E N G A J A R.


---

bersambungggggggggggggggggg

Cheated On You (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang