13

188 27 0
                                    

"Kak Melvin aja deh yang pilih, kalau aku yang pilih kita gak makan-makan yang ada."

"Elo pilihnya nyampe sejam, ke All you can eat aja."

Gigi mengangguk mantap lalu menggandeng lengan Melvin dan berjalan disampingnya.

Gigi duduk diam dikursi melihat Melvin memanggang daging untuknya, kata Melvin ia tidak usah ikut campur, biar Melvin yang menyajikan semuanya, hari ini Gigi sudah berjuang untuk dirinya sendiri, biar Melvin yang melayani untuk saat ini.

Hati Gigi sedikit was-was melihat beberapa daging mulai gosong karena Melvin terlalu lama membaliknya, tangan Gigi tidak bisa tenang, ingin sekali gadis itu mengambil alih semuanya karena tidak telaten dengan Melvin, "Itu gosong tuh!" Jemarinya menunjuk beberapa daging yang berwarna kehitaman itu.

"Eh! Eh! Aduh ini gimana cara ngecilin apinya!"

"Minggir, udah dibilang biar dipanggangin sama Masnya."

Gigi membalik daging-daging itu dengan cepat, Melvin yang duduk didepannya takjub melihat tangan Gigi yang cukup cekatan itu, "Gue pikir sebelum nikah sama gue kerjaan lo dirumah cuma makan tidur doang, sebelas duabelas sama beban keluarga, eh gak taunya bisa masak juga."

Gigi melotot, selama ini lelaki yang menjadi teman tidurnya itu menganggapnya adalah beban keluarga? "Kak Melvin! Pedes banget omongannya!"

"Lo tuh kayak anak Mami banget."

"Jadi aku beban keluarga? Sekarang ganti jadi beban Kak Melvin? Gitu?"

"Kok ngamuk."

"Kalo gini pikiran Kak Melvin, aku pulang kerumah Mami aja!"

"Tuh Mami lagi."

Sebelum-sebelumnya Melvin jarang atau bahkan tidak pernah membuatnya sekesal sekarang, lelaki itu seperti mengenalkan dirinya yang asli pada Gigi. Sungguh, tidak pernah Gigi kira ucapan Melvin akan menyinggungnya, mulut Melvin seperti cabai.

"Jadi ke Mami nggak nih? Main aja jangan nginep disana."

"Gak tau, soalnya aku masih tersinggung."

Melvin terbahak hingga tangannya secara tak sadar menggebrak meja, membuat daging-daging diatas panggangan itu meloncat sendiri dan jatuh, "Saya minta bon, Mas." ujar Gigi pada pramusaji yang berdiri disamping kursinya.

"Sebentar Kak, ini Kakak belum makan sama sekali, saya ambilkan dagingnya lagi."

"Enggak, enggak, saya minta bon."

"Makan dulu, lo laper kan?" tanya Melvin sembari menyuapkan daging gosong itu ke mulut Gigi yang kemudian Gigi tolak.

"Udah enggak, Kak Melvin aja, aku tunggu di mobil."

"Bareng gue, jangan balik sendiri."

Melvin meletakkan sumpit itu dimeja, lalu berjalan menyusul Gigi yang lebih dahulu meninggalkan restoran, gadis itu sepertinya benar-benar tersinggung oleh ucapannya.

Gigi mungkin masih sedikit shock, dan mungkin saja gadis itu tidak pernah menerima kalimat tidak mengenakkan selama hidupnya, padahal Melvin setiap hari selalu seperti itu, dia pedas secara kata-kata.

Reno dan Jere adalah makanan Melvin tiap hari, terlebih Jere. Melvin sering sekali mengatainya.

"Lo yang nyetir?"

Gigi tersadar, ia sedang duduk dikursi pengemudi. Gigi bergeser seketika kesamping, dan Melvin menyalakan mobilnya, menyapu teriknya matahari siang ini.

---


"Ibuuu!"

"Teteh Princess, kaget Ibu. Itu den bagusnya jangan suruh berdiri aja, duduk den."

Melvin tersenyum lalu duduk disembarang tempat, yang penting duduk, begitu pikirnya. "Mommy mana?" tanya Gigi.

"Dikamar, lagi gak enak badan Nyonya. Ini Ibu lagi masak sop buat Maminya teteh."

"Biar aku aja Bu yang bawain, sekalian mau lihat Mami."

Gigi membawa semangkuk sup hangat itu dengan pelan, langkah kakinya begitu pelan sampai-sampai Melvin yang berjalan mengekorinya khawatir, takut-takut sop hangat itu akan jatuh mengenai kaki Gigi.

"Bisa bawa?"

"Bisa kok." balas Gigi, hampir saja ia terpeleset ketika menaiki anak tangga, kuahnya terciprat dipipinya.

Gigi meringis, bukannya hangat tapi panas, "Sini-sini, biar gue yang bawain." Melvin mengambil mangkok dari tangan Gigi itu dan berjalan mendahuluinya.

Melvin yang membawa semangkuk sup, dan Gigi yang membukakan pintu kamar si Mami, "Pelan-pelan Kak, Mami lagi tidur." lirih Gigi, lalu menutup pintu kayu itu.

"Melvin? Kesini sama Gigi?"

"Mami kok bangun? Mami tiduran aja lagi, Mami gak enak badan kan?" ujar Gigi yang tiba-tiba muncul dari belakang punggung Melvin.

"Udah cukup tidurnya, masa Mami tiduran terus."

"Mau gimana lagi? Mami sakit, orang sakit kerjanya ya tiduran, istirahat."

"Ambilin hape Mami diatas situ, tadi lagi dicharger Mami tinggal tidur, sekarang pasti udah penuh."

Gigi menggeleng, "Nay! Mami tidur, I udah ingetin Mami buat istirahat dulu. Urusan kantor besok-besok aja."

"Siapa bilang urusan kantor, Mami mau lihat balesan Papi. Ambilin Mami air, Gi."

Gigi lantas pergi meninggalkan Melvin dan Maminya, pergi menuruni tangga untuk mengambil air.

"Tolong ambilin hape Mami diatas situ, Vin." Perempuan paruh baya itu begitu lemas untuk menunjuk.

Melvin mengambil benda pipih itu dan memberikannya pada Sarah, kemudian ia duduk disisi ranjang karena Ibu mertuanya itu yang memintanya.

"Gigi ada nyusahin kamu nggak?"

"Sama sekali nggak pernah, Mi. Hadirnya Gigi malah membantu Melvin untuk membenahi diri menjadi lebih baik lagi, Gigi cakap mengurus rumah, Gigi bisa masak."

Entahlah ada rasa senang tersendiri dihati Melvin, ia membanggakan istrinya didepan mertuanya.

Sedangkan respon Sarah agak terkejut, "Yang bener kamu Gigi bisa ngurus rumah, dia mana bisa masak."

"Bisa, Mami. Tadi aja Gigi panggangin Melvin daging, tangannya telaten banget, kayak udah sering gitu."

"Daging? Gigi makan dagingnya juga?"

Melvin mengangguk, "Ada makan dikit banget, soalnya kita lagi marahan tadi. Bukan salah Gigi, salah Melvin."

"Bohong ah kamu, Vin! Dia itu kekanakan dan nggak mau ngalah sama sekali. Jadi sampai sekarang belum maaf-maafan?"

Lelaki itu kembali mengangguk, beberapa menit yang lalu hatinya begitu gembira memamerkan kecakapan istrinya dalam mengurus rumah, namun sekarang hatinya gundah gulana mengingat pertengkaran kecil mereka tadi.

"Kalau salah satu dari kalian nggak ada yang mau duluan, Mami minta tolong kamu ya, Vin. Kamu ngalah sama Gigi, ya?"

"Mami! Pasti ngomongin keburukan aku didepan Kak Melvin!"

Gigi menyodorkan segelas air putih itu dengan eaut muka kesalnya, "Kamu sama suami sendiri gak sopan! Panggil Mas! Setiap hari udah Mami ajarin, pernah kamu lihat Mami panggil Papi kamu kayak kamu manggil Melvin?"

"Cuma panggilan doang!"

"Justru itu kuncinya biar hubungan tetep awet, susah ngasih tau kamu."


----


bersambung

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 21, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cheated On You (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang