"Lama banget bocah!" gerutu Melvin.
"Bawel banget, Kak. Lagian Gigi nyuruh Kak Melvin jemput jam dua siang kan? Siapa suruh jemput jam satu?"
Melvin melotot, "Lah! Bukannya terimakasih, seengaknya lu nggak nungguin gue, yang ada gue yang nungguin lo panas-panasan."
Gigi mendengus, ia memandang Melvin sebal, "Masa sih nungguin didalem mobil rasanya kek panas-panasan? Orang AC kenceng banget gini."
Perdebatan-perdebatan kecil mereka membuat mobil menjadi terasa berisik, bukan berisik tapi lebih tepatnya sedikit kacau, Melvin yang tak mau dan tidak akan pernah mengalah, Gigi yang terkadang memiliki sisi sinis dan ceplas-ceplos, mereka berhenti berdebat ketika sampai di kediaman rumah Hartono.
"Loh Princess? Hauw ar yuu?"
Muka Gigi mendadak semerah tomat ketika tukang kebun keluarganya- Pak Darsono kembali memaanggilnya Princess, dirumah Hartono, Gigi memang cucu tertua mereka, yang paling disayangi.
Sedari kecil semua orang yang ia kenal memanggilnya dengan sebutan 'Tuan Putri'.
Gigi? Ia senang sekali mendengar itu.
"Hehehee iya Pak Darso, I baik. Mami didalem?"
"Iya Princess, Bapak tadi lihat Nyonya ada didapur."
Melvin berjalan mengekori Gigi, rumah Gigi tidak kalah besarnya dengan kediaman Mandala. Tapi kalau dibanding apartemennya sendiri yang ia tempati bersama Gigi, itu tidak bisa dibandingkan karena apartemen Melvin tidaklah cukup besar dan tidak banyak memiliki ruang.
"Princess??"
Lulu menengok kebelakang ketika mendengar Inayah-ART rumahnya meninggalkan sawi yang ia potong-potong dan berjalan menuju Gigi, anaknya.
"Ibuuuu....." Gigi berhambur ke pelukan Inayah, sedari kecil Gigi memanggil Inayah Ibu.
Bukan suatu alasan lagi karena Inayah sudah seperti Ibu kandungnya sendiri disaat Lulu sedang mempertahankan perusahaan mereka karena suaminya yang telah tiada.
"Princess gimana kabarnya?"
"Gigi baik Ibu, Mamiiii itu kok bau gosong apa?"
Lulu sontak menengok kearah penggorengan, ia sedang menggoreng ayam. "Aduh gosong!!"
"Ini karena you durhaka makanya gosong! Kenapa telepon I kemarin nggak diangkat?" tanya Lulu mencoba menginterogasi.
"I aja nggak tau Mami telepon, tapi udah diangkat sama suami I kan? Lagian tumbenan sih telepon I segala."
"I mau tanya hasil SNM."
"Belum I buka, I kemarin tidur everytime. Kenapa Mami kok tanya hasil I?
"Jelas Mami tanya, kalau you gagal I bisa kirim you ke Sydney."
Mata Melvin terbelalak, "Apa Mami?? Sydney!"
"Bercanda Melvin, Mami bercanda. Gigi sekarang bukan tanggung jawab I, terserah Gigi sama kamu gimana kedepannya."
"Mami udah lihat kok, hasil you kemarin. It's okay Princess, you'll get it di UTBK, Okay?"
"Mamiiiiii..... "
Melvin mengusap-usap punggung Gigi yang terisak didekapan Lulu, mertuanya. Selama ia menikah dan hidup dengan Gigi, ia jarang memberikan perhatiannya pada Gigi, hanya baru-baru kali ini saja ia mulai melirik dan memberi perhatiannya.
Ternyata dirumah Gigi sendiri, gadis ini mendapat begitu banyak perhatian dan kasih sayang, Melvin jadi merasa tidak enak karena beberapa waktu lalu alias saat pertama kali mereka menikah Melvin mendiaminya saja.
"Mami sama Ibu bikin mie ayam, you jangan buru-buru pulang!"
"Bungkus aja ya, Mami? Kasian suami I kecapekan."
"Enggak kok Mami, Melvin bisa makan disini juga."
"Apasih Kak? Tadi katanya makalah belum kelar ngomel-ngomel dimobil!"
"You panggil suami you Kakak? Ya tuhan Gigi! Emang gaada panggilan lain? you're not child anymore, you udah jadi bini orang."
"Ya I tau Mami, I emang istri orang."
"Terus kenapa masih manggil Kak? Mami rasa tiap hari udah contohin ke you, I dulu manggil Papi apa?"
"Mas."
"Nah, you harusnya panggil suami you Mas, atau nggak sayang?"
"Mas Melvin? Geli Mami! Kayak manggil abang tukang bakso!"
---
tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Cheated On You (Hiatus)
Fanfiction"Mulai besok dan seterusnya gue jadi tutor lo, jangan gengsi buat tanya gue, Gi." ujar Melvin. Gigi terdiam, bibirnya terasa kaku untuk menjawab. "Gue kasih semua catatan gue buat lo, sering-sering dibaca ya nanti?" tambah Melvin lalu ia beranjak da...