26 | AL

373 41 7
                                    

Happy Reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading

|||

"Cukup denganmu, maka duniaku akan sempurna"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Cukup denganmu, maka duniaku akan sempurna"

-Elzhar-

•••

Elzhar menggenggam tangan Xiera walaupun gadis itu nampak tak nyaman, kali ini Elzhar boleh sedikit egois kan?

Mereka berenam berjalan menuju ruang musik di kediaman Elzhar, rumah besar dengan cat putih dan abu yang tampak elegan dan mewah.

"Bukannya kita latihan di sekolah ya?" Kendra membuka suara ketika tau tujuan mereka adalah rumah Elzhar.

Namun tak ada jawaban membuat kendra kembali terdiam dan memilih mengikuti dengan tatapan mengarah pada gadis yang tampak cantik dan manis itu.

Kendra menatap sendu tangan mungil yang tergenggam oleh tangan yang tampak lebih besar, andaikata dia dulu tidak bodoh, apakah gadis itu sekarang ada bersamanya?

Cklek.

Pintu bercat putih itu terbuka menyuguhkan ruangan penuh dengan alat musik yang tampak luas dan bersih dengan beberapa lukisan terpajang di dinding.

Xiera tampak sedikit terkejut dan sedikit membuka bibir merah muda nya yang tampak mungil berfikir jika ini adalah studio musik yang ada di entertainment besar.

Elzhar mengulum bibirnya agar tak tersenyum mencoba menahan gemas melihat reaksi gadisnya, ia membawa Xiera untuk duduk di sofa yang bahkan mejanya sudah terdapat aneka camilan, kemudian lelaki itu pergi menuju kulkas dan mengambil beberapa kaleng minuman di sana lalu meletakkannya di meja.

Teman Elzhar yang memang sudah sering latihan nampak dengan santai mengambil alat musik mereka, Axel dengan pianonya, Reikendra yang mulai mengecek drumnya, Ervaen dengan gitarnya bersama Zien.

Elzhar mengambil dua mikrofon dan menyerahkan satunya pada Xiera yang di Terima gadis itu.

Jreng!

Ervaen mulai memetik senar gitarnya di ikuti oleh Axel memainkan piano nya begitu lihai sedangkan Kendra mulai memukul stik drumnya hingga menciptakan sebuah harmonisasi, setelahnya Zien masuk dengan jari panjangnya memetik senar gitar dengan wajah tanpa ekspresinya.

Elzhar tersenyum pada Xiera yang membuat matanya menyipit, senyum hangat ketika gadis itu mulai bernyanyi dengan sangat lembut dan indah, salah satu dari banyak hal yang Elzhar sukai dari gadis yang tampak menghayati lagu tersebut dengan memejamkan matanya dengan bulu mata lentiknya yang membingkai.

Lelaki keturunan Alcander itu tau betapa tak sukanya gadis itu disini bersamanya, bersama orang yang membuat luka yang masih menganga lebar, tapi Elzhar takan pernah bisa untuk pergi menjauh, mengubur rasa hatinya yang kian tumbuh begitu lebat dan rimbun akan cintanya pada gadis itu.

Tak apa jika dia harus mendapat tatapan takut juga benci dari gadisnya, asalkan dia tetap bersamanya dan menemaninya hingga tekadnya untuk membuat Xiera jatuh cinta padanya terwujud, dan setelah itu tak akan ada lagi yang diinginkan olehnya.

Mengingat rencana akan hidup bahagianya bersama Xiera, Elzhar memegang dadanya yang berdegup begitu kencang, membayangkannya saja sudah membuatnya merasa orang paling bahagia apalagi kalau sampai terwujud?

Elzhar memasukan tangannya pada saku celana dan menggenggam sebuah kotak kecil di sana, keputusan nya kali ini sudah benar kan?

Handphone Xiera berdering membuat gadis itu membuka tas slepangnya untuk melihat siapa yang menelfon, latihan mereka sudah berakhir 2 jam yang lalu, dan kini i tengah duduk di sofa dengan meminum isi kaleng soda.

Emira?

Xiera mengerutkan keningnya lantas melihat jam yang ada di pergelangan tangannya menunjukkan pukul 11:21 yanga artinya dua jam lagi ia akan pergi untuk menemui Emira, namun kenapa gadis itu menelfon nya sekarang?

Tak ingin banyak berfikir ia lantas menekan ikon hijau dan menggesernya ke atas.

"Hallo Emi?"

"..."

Kelopak mata bulat itu membelalak dengan reflek tangan membungkam mulut kecilnya.

"Aku ke sana sekarang, share lokasi kamu."

"... "

Tut!

Xiera dengan tergesa mengambil tasnya "latihan kita udah selesai kan? Aku ada urusan jadi aku duluan,"

Gadis berkaos putih itu tak menunggu jawaban dari mereka dan bergegas menuju pintu namun tangan kekar nan besar menahan pinggangnya.

"Kemana." Xiera menegang, ia menekan kuat tangannya agar tak memberikan lelaki itu sebuah ciuman tangan.

"Kak El, aku ada urusan jadi aku harus pergi." tekan Xiera mencoba melepas cengkraman kuat itu dari tangannya.

Elzhar tersenyum melepas pinggang ramping itu dan membiarkan Xiera membuka pintu dan keluar dari ruangan.

Elzhar mengikuti dari belakang bersama temannya dan melihat Xiera menuruni tangga menuju ruang tamu dan bergegas menuju pintu keluar rumah ini, sebelum langkah nya terhenti ketika menemukan kehadiran seseorang di ruang tamu.

"A-ayah?"

Elzhar tersenyum dan memeluk tubuh tegang Xiera dari belakang mengecup pipinya lancang dan memangku wajahnya di pundak gadis itu.

"Bagaimana kejutannya apa Cantik suka?"

Xiera tak menjawab tenggorokannya terasa kering dan lidahnya terasa kelu untuk berbicara.

"Kamu tau hari ini adalah hari paling bahagia di hidup El, apakah Cantik tau sebabnya?" Elzhar bertanya seraya menatap wajah gadis itu dari samping, tak mendapat jawaban apapun Elzhar semakin mengeratkan pelukkannya tak peduli ada banyak keluarga besarnya berkumpul disini.

"Karena hari ini kita akan bertunangan, dan dalam tiga tahun kita akan menikah? bagaimana? Cantik setuju?"

Mata Xiera merebak merah dengan jantung yang serasa teremas linu.

"Cantik harus setuju karena El tidak memberikan pilihan apapun."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Salam hangat
Fadelljul
24 Januari 2022

About LexieraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang