delapan

1.3K 210 47
                                    

Seoul....


Beberapa hari kemudian xiao zhan sudah lebih baik, meski dia jadi lebih irit bicara dan tersenyum tapi beruntung dia masih menjawab pertanyaan yang di ajukan orang-orang terdekatnya.

Nyonya xiao menyuapi puteranya sarapan bubur, ya bubur rumah sakit rasanya hambar.

" Apa kau mau ikut kami ke den Haag?" Tanya nyonya xiao, setelah kejadian beberapa hari lalu dirinya tak bisa meninggalkan puteranya sendirian lagi, mereka berdua takut terjadi hal yang lebih buruk pada xiao zhan jika di tinggal sendirian di Seoul.

" Untuk apa?" Ekspresi wajah xiao zhan masih sama, datar.

" Kita mulai hidup yang baru di sana, jauh dari semua masa lalumu." Nyonya xiao menyentuh lengan kurus xiao zhan, hatinya serasa tercabik, dia sibuk menemani suaminya mengurus bisnisnya di den Haag hingga tanpa sadar menelantarkan puteranya sendirian sampai kurus seperti ini.

" Aku ingin memulai hidup yang baru di tempat pilihanku." Zhan meminum air putihnya.

" Dimana, disini?" Nyonya xiao tidak akan mengizinkan xiao zhan tetap tinggal di seoul mengingat yibo lah yang menjadi penyebab semua penderitaan putera semata wayangnya.

" Tidak, di tempat lain." Xiao Zhan sudah memutuskan untuk pergi jauh dimana tidak ada seorangpun yang tahu termasuk yangzi dan orang tuanya.

" Kemana nak, ibu tidak ingin kau terluka lagi." Nyonya xiao menatap prihatin xiao zhan yang masih saja datar.

" Aku tidak bisa memberitahu ibu atau siapapun, ini sudah menjadi keputusanku." Xiao Zhan tak ingi. Orang tuanya mencemaskan dirinya sepanjang waktu, dia harus mandiri dan menyelesaikan masalahnya sendiri.

" Baiklah, ibu akan selalu mendukungmu, tapi ingat jika kau gagal lagi dan memilih cara seperti kemarin untuk menyelesaikan masalahmu ibu dan ayah tidak akan mengizinkanmu pergi jauh dari kami, ingat itu nak."

Beberapa hari kemudian...

Seung gi berlari mencari xiao zhan, dia baru mendengar kalau xiao zhan pergi ke bandara sejak jam empat pagi, ada apa sebenarnya, kenapa dia tidak tahu apapun tentang kepergian xiao zhan.

" Kau mau kemana?" Yangzi juga sama, dia ke apartemen yang di sewa xiao zhan dan ternyata kosong, pihak pengelola apartemen mengatakan jika xiao zhan sudah menyerahkan kunci apartemennya, xiao zhan pergi tanpa memberitahu siapapun.

" Aku mau menemui xiao Zhan." Seung gi menghampiri yangzi.

" Dia tidak ada, dia sudah pergi." Ucap yangzi.

" Kemana?" Seung gi tidak rela xiao zhan pergi begitu saja.

" Aku juga tidak tahu, aku menghubungi bibi xiao juga sama mereka tidak tahu kemana xiao zhan pergi." Yangzi mencemaskan Xiao Zhan.

" Ya Tuhan, kenapa dia memutuskan pergi dari kita." Padahal Seung gi menyayangi xiao zhan.

Yangzi menggeleng pelan tanda tidak tahu. " Semoga saja dia baik-baik saja di tempat barunya, jangan sampai Yibo menemukan xiao zhan lagi."

" Kalau Yibo mengganggu xiao zhan lagi aku yang akan menghajarnya sampai mati!" Tandas seung gi.

.

.

.

Songyi berlari menuju ruangan pemilik moldir, dia tidak mungkin di pecat kan.

Brak

Songyi menjeblak pintu ruangan Kim Jaejoong, beruntung Kim Jaejoong terkenal sebagai bos dengan kesabaran penuh.

Songyi menghampiri Jaejoong yang sama sekali tidak terusik dengan kehadirannya.

If I Can (End Di Pdf)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang