ㅡ 𝒆𝒕𝒆𝒓𝒏𝒂𝒍 𝒔𝒖𝒏𝒔𝒉𝒊𝒏𝒆

389 17 0
                                    


⊱⋅ ──────────── ⋅⊰
⛅ ~ Happy reading !
⊱⋅ ──────────── ⋅⊰

.

.

"Wooyoung hyung!"

"Iya San?"

"Makan di kantin sama San ya?"

"Gimana ya San, tadi aku udah diajak makan bareng juga."

"Ya sudah, San ikut! Bolehkan Wooyo Hyung?" Tanya San dengan mata berbinar penuh harap.

Wooyoung yang melihat adik kelasnya itu menjadi tidak tega. Jadinya ia menganggukan kepala menyetujui ucapan San.

◆ ━━━━━━ ∴ ❴ ⸙ ❵ ∴ ━━━━━━ ◆

Suasana kantin sangatlah padat. Untung saja teman-teman Wooyoung sudah memposisikan tempat untuk mereka bahkan 5 menit sebelum waktu istirahat.

Wooyoung duduk di meja itu bersama teman seangkatannya yang bernama Hongjoong, Seonghwa, Yeosang, dan Jongho. Jangan lupakan San, adik tingkat mereka yang sekarang ini sudah duduk menempel dengan Wooyoung.

Setelah berdiskusi beberapa lama, akhirnya diputuskan bahwa Seonghwa dan San yang akan pergi untuk memesankan makanan untuk mereka semua.

Diperjalanan mereka menuju antrian yang sangat panjang untuk memesan makanan, San mendongak sedikit untuk menatap Seonghwa. Seonghwa yang sangat peka kemudian menatap balik San.

"Ada apa, San?"

"Hwa hyung, apa aku boleh bertanya?"

"Iya kenapa San?"

"Wooyoung hyung.." San ingin bertanya, hanya saja ia terlihat ragu. Karena dirinya takut akan jawaban dari pertanyaannya nanti.

"Ada apa dengan Wooyoung?" Seonghwa menatap San dengan tidak sabar.

"Emm, bagaimana bertanyanya ya?" San terlihat sangat gelisah namun ia sangat penasaran.

Antrian mereka masih cukup panjang. Membuat Seonghwa masih sangat sabar untuk menunggu pertanyaan dari San. Lumayan untuk membunuh waktu ketika menunggu, itu pikir Seonghwa.

"Tanyakan saja, San. Aku tidak akan ceritakan ke yang lain. Kau bisa percaya padaku."

"A-aku menyukai Wooyoung hyung." Saking tegangnya untuk bertanya bukannya melontarkan pertanyaan, San malah memberikan informasi yang tentunya tidak membuat Seonghwa terkejut sama sekali. Bahkan ia yakin jikalau satu dunia juga sudah tahu, San sangat menyukai Wooyoung. Saking sangat terlihat usahanya dan perhatian dari San kepada Wooyoung.

"Aku sudah tahu itu. Lalu apa yang ingin kamu tanyakan?"

"Astaga aku salah berbicara. Hwa hyung lupakan yang tadi aku katakan ya." Mohon San kepada Wooyoung dengan nada paniknya.

Seonghwa hanya tertawa pelan mendengar ucapan adik tingkatnya itu.

"Hyung, apa Wooyoung hyung menyukai seseorang?" Akhirnya San memberanikan diri untuk mempertanyakan yang menyebabkan ia gelisah sedari lama.

Seonghwa yang melihat ekspresi San hanya tersenyum maklum.

"Mungkin iya." Jawab Seonghwa yang membuat San sangat terkejut dan hampir menangis, untung saja dia ingat kalau sedang di tempat ramai.

Setelahnya mereka tidak melanjutkan pembicaraan tersebut. Sampailah giliran mereka untuk memesan makanan.

◆ ━━━━━━ ∴ ❴ ⸙ ❵ ∴ ━━━━━━ ◆

Waktu berakhirnya sekolah telah tiba membuat seluruh penghuni sekolah bahagia saat itu juga.

Wooyoung berjalan ke halte bis untuk pulang bersama kedua temannya, Yunho dan Mingi. Selama di perjalanan pulang, mereka berbicara ringan.

"Kalian tadi hadir ke sekolah jam berapa?"

"Kira-kira 1 jam sebelum sekolah berakhir." Jawab Mingi dengan santai membuat Wooyoung tidak habis pikir dengan kedua teman uniknya ini.

"Tadi ban motor milik Mingi bocor, Woo. Terus ya sudah, kita bersantai dulu di kedai milik keluargamu." Belum bertanya alasannya, Yunho berinisiatif menjelaskan dan lagi-lagi membuat Wooyoung terkejut.

"Sekarang motornya di mana?"

"Loh iya di mana ya?" Bukannya menjawab pertanyaan dari Wooyoung, Mingi balik bertanya dengan ekspresi kebingungan.

Memang berbicara dengan kedua temannya yang ini tidak pernah terjadi obrolan yang normal dan pasti selalu membuat dirinya berpikir keras.

◆ ━━━━━━ ∴ ❴ ⸙ ❵ ∴ ━━━━━━ ◆

Wooyoung telah sampai di halte tujuannya. Ia turun dari bis setelah berpamitan dengan kedua teman kesayangannya itu.

Perjalanan Wooyoung dari halte ke rumahnya tidak bisa dibilang dekat. Ia harus melewati jalan yang cukup panjang.

Wooyoung melangkahkan kakinya melewati taman. Namun langkahnya terhenti ketika ia melirik dan melihat pemuda yang sedang berjongkok sembari mengelus-elus kucing liar.

Wooyoung menghampiri pemuda yang sepertinya cukup familier untuk dirinya. Wooyoung bertanya dengan ragu, "San?"

San berbalik menghadap Wooyoung. Hal ini membuat Wooyoung seketika ikut berjongkok dan menatap San dengan khawatir.

"Hei, kenapa menangis?"

"A-aku tidak menangis, Wooyoung hyung." Jelas sekali San berbohong karena setelah mengucap itu, San semakin menangis tersedu-sedu.

Wooyoung yang bingung harus bagaimana, akhirnya memilih untuk tidak bertanya lagi. Wooyoung memeluk San sembari mengusap pelan punggung milik pemuda itu.

San sedang menetralkan nafasnya setelah menangis, kemudian ia berkata "Wooyoung hyung jangan begini."

"Kenapa San?"

"Kalau Wooyoung hyung terus-terusan bersikap seperti ini ke San akan semakin menyulitkan San untuk lupain hyung."

"Kenapa San mau lupain hyung? Hyung ada salah sama San ya?"

"Aku sudah dengar dari orang lain dan dia bilang hyung menyukai seseorang, benarkan hyung?"

"Maaf San. Aku pikir perhatianmu selama ini artinya kamu menyukaiku juga. Ternyata enggak ya? Maaf aku yang terlalu percaya diri untuk mengartikan demikian." Wooyoung berkata dan diakhiri tertawa yang terdengar sangat lirih.

San yang mendengar penuturan hyung kesayangannya itu terdiam sebentar. Kemudian ia baru tersadar maksud dari setiap ucapannya.

"Tunggu, jadi maksudnya Wooyoung hyung juga menyukaiku?"

Wooyoung yang malu hanya menganggukkan kepalanya pelan. Ternyata pemikiran San mengenai Wooyoung menyukai seseorang yang lain perlu sedikit di revisi.

⊱⋅ ──────────── ⋅⊰
🌟 ~ The end !
⊱⋅ ──────────── ⋅⊰

.

.


ૢ་༘࿐ ꒰🦋꒱┊ 𝐅𝐋𝐎𝐑𝐄-𝐂𝐘 𝐩𝐫𝐞𝐬𝐞𝐧𝐭.

Woosan OneshootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang