ㅡ 𝒃𝒆𝒕𝒕𝒆𝒓 ²

255 9 0
                                    


⊱⋅ ──────────── ⋅⊰
⛅ ~ Happy reading !
⊱⋅ ──────────── ⋅⊰

.

.

Udara malam ini terasa semakin dingin. Namun nyatanya hal tersebut tidak menghentikan kedua pemuda dari jalan santainya.

Setelah berpamitan dari rombongan temannya, Wooyoung menarik paksa San untuk berjalan bersama. Dan tidak ditolak sama sekali oleh San.

Mereka berjalan bersama tidak tentu arah.

"San, duduk di sana dulu ya?"

"Boleh, sekalian aku ingin makan."

"Loh?! Sudah larut begini kamu belum makan?"

"Tadi pagi sudah sarapan kok."

"San kebiasaan banget!" Wooyoung menatap marah ke arah San. Lalu mempercepat langkahnya menuju toko kecil di dekat sana.

Wooyoung masuk ke toko tersebut, lalu mengambil banyak sekali makanan kemudian langsung membayar. San yang sedari tadi tidak dihiraukan oleh Wooyoung hanya mengikuti langkah pemuda itu.

Wooyoung mengambil tempat di luar dan langsung duduk, diikuti San.

Wooyoung menaruh semua makanan di meja mereka lalu menatap San.

"Makan, San."

"Kamu tidak makan?"

"Aku tadi sudah makan bersama temanku."

"Tapi ini terlalu banyak"

"Lagian kamu membuatku kesal! Bisa-bisanya hanya di waktu sarapan kau makan?!"

"Tapi kenapa harus kesal?" San menatap Wooyoung dengan bingung.

"Karena aku mengkhawatirkanmu, bodoh!" Wooyoung berkata tersebut tanpa sadar wajahnya memerah padam.

San tertawa kecil menatap Wooyoung yang memalingkan wajahnya tidak ingin menatap San karena malu.

"Makan bersama?" Tanya San.

"Tidak."

"Yakin? Kue stroberi ini sangat penuh krim dan tampaknya enak loh." San sangat tau apa kesukaan Wooyoung.

Wooyoung yang mendengar malah jadi memperhatikan kue yang dipegang San dengan penuh minat. San tersenyum lalu memberikan kue tersebut.

◆ ━━━━━━ ∴ ❴ ⸙ ❵ ∴ ━━━━━━ ◆

Setelah mereka menyelesaikan makan yang penuh perdebatan itu, akhirnya mereka melanjutkan perjalanan.

"Udara malam ini memang benar-benar keterlaluan!" Wooyoung berkata sembari mengeratkan jaket hangat yang digunakannya.

Wooyoung yang teringat, segera menghentikan langkahnya kemudian melihat ke arah San. Tentunya membuat San mengikuti hal yang sama.

Wooyoung terlihat ingin melepaskan jaket hangatnya itu.

"Jangan dilepas, pakai saja. Nanti kamu sakit." San yang mengerti apa yang akan dilakukan Wooyoung menahan pergerakan pemuda di hadapannya ini.

"Tapi San nanti kamu juga kedinginan."

"Tidak masalah. Setidaknya aku tidak gampang sakit."

Wooyoung dengan sengaja menginjakkan kakinya ke kaki San. Bukannya kesakitan, San tertawa melihat tingkah Wooyoung yang sangat menggemaskan baginya.

◆ ━━━━━━ ∴ ❴ ⸙ ❵ ∴ ━━━━━━ ◆

( f l a s h b a c k )

Wooyoung dan San saat itu berusia 13 tahun.

San yang tidak biasa pulang larut sendirian, menatap jalan gelap di depannya dengan ketakutan.

Terdengar ada suara gerombolan orang tertawa tepat di belakang San. San mengeratkan pegangannya di tas ransel yang ia bawa. Sungguh, ia sangat takut saat ini.

Gerombolan pemuda itu melewati San dan berhenti saat tepat di hadapan San, membuat San ikut menghentikan langkahnya.

San menghadap ke arah atas dan melihat gerombolan pemuda yang menghampiri dirinya dengan tertawa. Sangat menyeramkan bagi San ditambah jalanan yang sepi dan hanya ditemani lampu remang-remang.

San memundurkan langkahnya dengan cepat, hingga akhirnya ia terjatuh.

Tidak lama dari itu, terdengar suara langkah terburu-buru.

"HEI! APA YANG KALIAN LAKUKAN KEPADA TEMANKU??!!!" Anak kecil lain bernama Wooyoung yang melihat temannya terjatuh berteriak tanpa rasa takut. Dia sangat khawatir temannya itu disakiti.

Wooyoung menatap marah ke arah gerombolan pemuda yang tertawa remeh.

"Dasar anak kecil!"

"Dasar orang aneh!" Balas Wooyoung dengan berani.

Gerombolan pemuda yang kesal akhirnya memilih pergi meninggalkan dua anak kecil itu di jalanan yang sepi.

Wooyoung membalikkan badannya, lalu berjongkok dan mengulurkan tangannya.

San mengambil kacamatanya dan menerima uluran tangan Wooyoung.

"Sannie enggak apa kan?"

"Wooyo, maaf merepotkan lagi."

"Gak usah ngomong aneh-aneh kamu. Aku gak suka."

"Maaf."

"Sannn." Wooyoung menatap garang ke arah temannya itu

"Oh iya, San kenapa gak bilang ke Wooyoung kalau hari ini pulang sendiri?!"

"Sannie takut ganggu Wooyoung, tadi Wooyoung terlihat lagi sibuk."

"Ih kapan-kapan gak boleh gitu pokoknya! Wooyoung kan jadi khawatir apalagi pas denger eomma bilang Eomma-nya San telepon bertanya mengenai kamu yang ikut pulang dengan aku atau tidak? Jadinya Wooyo langsung lari dari rumah deh pas denger eomma bilang gitu. Untung ketemu Sannie." Wooyoung yang terus berceloteh dengan membara dan San yang tetap mendengarkan dengan serius.

Kemudian, San memeluk Wooyoung dengan erat.

"Iya, maafin Sannie ya. Wooyo jangan marah. Sekarang kita pulang."

"WOOYO!!"

"Ya ampun eomma, jangan teriak begitu."

⊱⋅ ──────────── ⋅⊰
🌟 ~ To be continued !
⊱⋅ ──────────── ⋅⊰

.

.


ૢ་༘࿐ ꒰🦋꒱┊ 𝐅𝐋𝐎𝐑𝐄-𝐂𝐘 𝐩𝐫𝐞𝐬𝐞𝐧𝐭.

Woosan OneshootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang