Woosan Oneshoot

ㅡ 𝒎𝒚 𝒕𝒓𝒆𝒂𝒔𝒖𝒓𝒆

⊱⋅ ──────────── ⋅⊰
⛅ ~ Happy reading !
⊱⋅ ──────────── ⋅⊰

.

.

Pagi hari ini sangatlah cerah seperti ekspresi pemuda surai ungu. Senyum tidak pernah terlepas dari wajahnya sejak perjalanan tadi.

Mobil yang ditumpangi memasuki area di mana terdapat banyak permainan memacu adrenalin. Sejujurnya, ini baru kedua kalinya pemuda tersebut menginjakkan kaki di tempat bermain. Pertama kali sekitar 5 tahun yang lalu bersama sahabat dekatnya.

◆ ━━━━━━ ∴ ❴ ⸙ ❵ ∴ ━━━━━━ ◆

( f l a s h b a c k )

"Choi San, sudah kubilang tidak perlu khawatir!"

"Aku hanya mengingatkanmu."

"Iya aku sudah paham semua perkataanmu, Choi San. Kamu sudah mengatakannya beratus-ratus kali."

"Berlebihan, aku ulang 30 kali saja belum. Tapi aku serius loh, Woo. Kamu itukan anaknya keras kepala dan ceroboh. Bagaimana aku bisa percaya padamu?"

"Dasar menyebalkan!"

Pemuda surai ungu bernama Wooyoung mematikan sambungan telepon mereka. Kemudian, ia lekas tidur supaya dapat segera menyambut esok hari yang ditunggu-tunggu.

◆ ━━━━━━ ∴ ❴ ⸙ ❵ ∴ ━━━━━━ ◆

"Pokoknya kamu tidak ikut dengan mobilku!"

"La-lalu aku pulangnya bagaimana?"

"Wooyo ikut aku saja ya. Aku tidak masalah sama sekali kok." Ucap pemuda tinggi yang merasa kasihan terhadap temannya, si surai ungu.

"Yuyu enggak apa? Nanti kalau Wooyo mual lagi bagaimana?" Tanya Wooyoung dengan suara yang kian mengecil di akhir kalimat.

Pemuda tinggi yang dipanggil Yuyu tersenyum hangat. Kemudian menggenggam tangan Wooyoung. Pemuda itu membawanya ke parkiran tempat kendaraannya berada, setelah tadi sebelumnya mereka berpamitan dengan teman lainnya yang bernama Yeosang.

◆ ━━━━━━ ∴ ❴ ⸙ ❵ ∴ ━━━━━━ ◆

"Woo, bangun yuk. Kamu harus makan dulu."

Wooyoung yang merasa tidur nyenyaknya terusik berusaha membuka mata. Ia mengerjapkan matanya beberapa kali untuk menetralkan cahaya yang masuk ke retina.

Setalah beberapa saat, Wooyoung melihat jelas siapa pemuda yang di hadapannya.

"Loh, Choi San?"

"Iya Woo. Yuk bangun, kita makan bersama dulu ya. Aku sudah masak."

"Tunggu, tunggu! Aku kok di tempat kamu? Kenapa bisa? Bukannya tadi aku sama Yuyu? Eh, iya gak sih?"

"Astaga Wooyoung, kamu itu tidur atau kena amnesia? Udah yuk makan dulu, jelasinnya nanti saja."

"Wooyo ingin mengetahui sekarang, Sannie!"

San yang menatap lawan bicaranya itu hanya berdecak malas. Karena dia sudah sangat lapar dan ingin segera melahap Woo- makanan maksudnya.

"Sebelum itu, aku ingin bertanya padamu."

Entah mengapa intonasi dari kalimat yang dilontarkan pemuda bernama Choi San itu berhasil membuat bulu kuduk Wooyoung merinding seketika, ditambah tatapannya yang menatap dirinya sangat lekat.

"Wooyoung tidak mendengarkan perintahku dengan benar, iya atau tidak?"

"Tapi aku sudah besar, Sannie." Jawab Wooyoung yang lebih terdengar seperti sedang memelas.

"Aku tahu. Tapi sekarang lihat yang terjadi padamu?"

"Iya, maaf Sannie. Wooyo salah."

"Aku hanya khawatir padamu, kamu tahu itu kan?"

Wooyoung hanya mengangguk dan menunduk sembari bibirnya yang mengerucut, membuatnya terlihat seperti anak kecil yang sedang dimarahi.

San yang pada dasarnya tidak bisa melihat Wooyoung sedih, mengelus pemuda surai ungu itu.

"Tadi setelah bermain rollercoaster, kamu terlihat pucat dan muntah, benar? Aku tahu itu semua dari Yunho yang mengabari karena aku yang minta. Bukan ingin bersikap posesif, tapi aku tahu kamu tidak akan mendengarkan aku dengan baik. Dan itu selalu berhasil membuat aku khawatir setiap saat."

Wooyoung cukup terkejut dan masih menatap San yang kemudian kembali lanjut untuk berbicara.

"Tentang mengapa kamu ada di sini sekarang karena tadi aku yang memberitahu Yunho untuk mengantarmu ke tempatku saja. Orang tuamu pulang besok dan aku tahu kamu akan menangis sendirian seperti bayi dalam keadaan seperti ini. Aku tidak mau itu terjadi, jadi kau di sini bersamaku sekarang. Aku akan memulangkanmu besok."

"Sannie~"

"Hm?"

"Mau peluk Sannie erat-erat, gak boleh dilepas."

⊱⋅ ──────────── ⋅⊰
🌟 ~ The end !
⊱⋅ ──────────── ⋅⊰

.

.

ૢ་༘࿐ ꒰🦋꒱┊ 𝐅𝐋𝐎𝐑𝐄-𝐂𝐘 𝐩𝐫𝐞𝐬𝐞𝐧𝐭.