03 : Be Mine

687 70 10
                                    

Asahi sudah pulang dari rumah Yoshi. Niatnya yang ingin langsung istirahat tapi malah ditelepon oleh sepupunya untuk membantu diCaffe shop mereka, dan tentu saja Asahi mau tidak mau harus meng-iya-kan kemauan sepupunya itu. Selagi dibayar, kenapa tidak. Anggap saja dia bekerja diCaffe shop mereka sebagai karyawan, jadi setiap tenaga yang Asahi keluarkan akan terbayar. Ya, walaupun tidak akan diberi banyak, paling hanya 10-20% dari penghasilan perharinya.

Kini pria manis bernama Asahi itu sedang membuat salah satu minuman yang terdaftar dibuku menu, minuman yang Asahi tak suka. Jus Strawberry with vanilla ice cream. Entah, Asahi dan sepupunya itu memang tidak suka buah, cake, jus, dan yang lain-lain yang berhubungan dengan Strawberry. Mereka tidak akan mau memakannya meski akan mendapat uang 5 milliar sekalipun.

Asahi memberikan dua gelas jus Strawberry with vanilla ice cream itu pada sepupunya, dan sepupunya itu memasukan sedotan pada gelas jusnya. "Atas nama kak Lucas!" teriak sepupunya itu, tak lama orang yang dipanggil datang menuju kasir.

Sepupu Asahi memberikan minumannya pada pria tinggi itu, "Terimakasih kak" ucap sepupu Asahi. "Santai, kaya sama siapa aja" ucap pelanggan itu tertawa dibalas dengan tawa oleh sepupunya juga.

Setelah pelanggan itu pergi tanpa membayar, Asahi menghela nafasnya membuat perhatian sepupunya beralih kepadanya. "Kenapa? Kalo cepek pulang aja, biarin gue nelpon Haechan" balas sepupunya.

"Gausah, biarin dia kuliah dengan tenang" balas Asahi lalu pergi masuk kedalam ruangan yang bertuliskan 'Staff Only' dan sepupunya hanya bisa menghela nafas pasrah dengan kelakuan Asahi.

Asahi duduk dibangku yang ada diruangan tersebut, mengistirahatkan kepalanya yang terasa pusing. Tubuhnya sekarang juga ikut melemas, tak sanggup rasanya untuk melanjutkan pekerjaannya. Tapi tidak tega juga membiarkan sepupunya bekerja sendiri.

"Buka Caffe shop malah makin nyusahin, dasar Jaemin" gumam Asahi menyandarkan dirinya pada tembok dibelakangnya. Lelah, sangat lelah.

Lenguhan kecil terdengar, Asahi mengerjapkan matanya guna untuk menyesuaikan cahaya yang ada diruangannya sekarang ini. Dia langsung tersadar, Asahi melihat jam diponselnya, sudah pukul empat sore. Ah, Asahi ketiduran selama tiga jam. Asahi merasakan tidak enak pada Jaemin —sepupunya sekarang, pasti selama tiga jam ini dia bekerja sendiri. Adik sepupu macam apa Asahi, diminta bantuan malah tertidur.

Asahi segera bangun dari duduknya, ia segera mencuci muka didalam kamar mandi yang ada diruangan itu. Setelah mencuci dan mengeringkan mukanya, dia langsung keluar dan mencari Jaemin. Tapi sosok yang dicari tidak ada, hanya ada Haechan —pacar Jaemin yang sedang membuat sesuatu.

"Kak, mau Sahi bantu?" tanya Asahi mendekati Haechan yang sedang membuat minuman, "Oh, kamu yakin kuat? Kalo gak bisa istirahat lagi aja, aku bisa kok" balas Haechan tersenyum ramah padanya.

"Gapapa, mana lagi yang belum?"

"Beneran, ya? Kalo iya itu ada dimeja ada beberapa yang belum, tolong ya?" Asahi mengangguk, dia langsung mengambil dua note yang tertempel pada meja kasir itu.

"Coconut Cookie satu, Milk Shake satu.
Tart Caramel Tiramisu satu, Americano satu" gumam Asahi membaca pesanan pada dua note dengan nama pesanan yang berbeda.

Asahi langsung mengambil Coconut Cookie dan memasukannya pada sebuah kertas yang bisa dimakan lalu menaruhnya pada piring, dia juga menaruh Tart Caramel Tiramisu pada kertas dan piring lainnya. Setelah itu Asahi mulai membuat Americano dan Milk Shake. Tak sampai lima menit Americano sudah selesai, tinggal menunggu Milk Shake yang masih dalam blender.

"Pesanan atas nama kak Hyewon!"
"Pesanan atas nama kak Yeri!" panggil Asahi, dua orang wanita mendekat kearah meja kasir, keduanya mengambil pesanan mereka yang dipesan. Mereka juga berucap 'Terimakasih' dan tersenyum ramah, Asahi balas membalas dengan senyum kecil.

‹ Be Mine ›

Asahi kembali pulang kerumahnya diantar oleh Haechan dan Jaemin. Kenapa bisa diantar? Saat kerja tadi Asahi semakin lemas, dan dia pingsan, karena itu Jaemin sebagai sepupu yang baik dia mengkhawatirkan keadaan Asahi. Karena dia baik, jadi dia antar Asahi pulang kerumahnya. Terlalu berbahaya jika Asahi menyetir dengan keadaan yang tidak baik-baik saja seperti tadi. Asahi sempat menolak, tapi dia tidak bisa menolak jika Haechan yang sudah memintanya. Jadi, dia setuju buat diantar pulang. Toh, rumahnya dan rumah Jaemin dengan Haechan hanya beda cluster. Dan cluster mereka juga depan depanan.

Jaemin dan Haechan sudah pulang beberapa menit lalu, Asahi yang meminta mereka pulang saja. Jaemin pasti lelah sudah dari siang bekerja setelah pulang kuliah, Haechan juga pasti sama dengan Jaemin. Asahi tak mau merepotkan. Lagi pula mungkin setelah minum obat seperti biasa dia akan lebih baik, dia hanya lupa minum obat makanya tubuhnya ini melemah. Tapi tenang, dia nanti bakal minun obat kok, tapi nanti dia makan dulu sebelum minum obat. Laper soalnya.

Sebelum pulang tadi Jaemin sempat membeli makan dulu, dia tau dirumah sepupunya ini tidak ada makanan dirumahnya. Tidak masak? Masak, tapi bundanya masak cuma buat porsi tiga orang, dan itupun untuk sarapan.

Tak perlu waktu lama untuk Asahi menyelesaikan makannya, dia sudah selesai, sudah mencuci piringnya juga tadi. Karena perutnya sudah terisi, Asahi langsung masuk kekamarnya. Menghidupkan saklar lampu kamarnya. Asahi menghadiri meja belajarnya, mencari obatnya yang ia pikir tertinggal itu dilaci. Tapi dia tak dapat menemukan obat tersebut, hanya ada plastik obat dari rumah sakit. Ya, obatnya sudah habis sejak kemarin.

Ia menghela nafasnya, sudah sangat lelah untuk membeli obat kerumah sakit atau apotek terdekat. Tapi dia butuh obat itu sekarang juga. Tak minum obat sehari tidak akan membuatnya lemah, jadi Asahi memutuskan untuk pergi tidur saja tanpa meminum obat. Besok saja, lemas, lelah dan dia juga malas.

'Drrt , drrt'

Sebuah ponsel berdering, pemilik ponsel tersebut terbangun karena suara getaran yang dihasilkan ponselnya. "Hallo?"

"Asahi, kamu gapapa 'kan nak?" tanya wanita paruh baya disebrang sana, Asahi melihat ponselnya, ternyata yang menelepon adalah ibunya.

"Aku tak apa-apa, urus saja suami dan pekerjaanmu itu" balas Asahi, terdengar helaan nafas disebrang sana, "Asahi, maafkan kami, bunda tau kalau bunda dan papa salah, maaf ya?" ucap bunda Asahi yang terdengar sedih.

"Akan aku maafkan kalau dalam seminggu kalian tidak bertengkar, kalau masih bertengkar jangan harap aku akan berada dirumah sepulang kuliah" dengan tidak sopannya Asahi langsung menutup sambungan telpon.

Asahi kembali memejamkan matanya, sangat menyesal karena sudah mengangkat telepon dari bundanya itu. Ah, keluarganya kacau sekarang, dan itu semua karna papanya sendiri. Semua berawal dari dua tahun lalu, dimana bunda Asahi memergoki suaminya sedang bermesraan dengan adik sepupunya. Sakit hati? Sangat. Tidak perlu ditanya lagi. Mereka terus bertengkar sejak itu, sudah dia tahun lamanya mereka terus bertengkar. Setiap pertengkaran pasti Asahi selalu ditanya, 'Kamu mau ikut bunda atau papa?' dan mereka juga terus membawa perceraian. Namun lihat, sampai sekarang mereka masih bersama, tidak bercerai. Asahi muak, mengapa tidak cerai sungguhan saja? Agar omongan mereka bukanlah kebohongan. Apa Asahi tak takut kalau orangtuanya benar-benar cerai? Tidak tahu, dia sudah muak dengan pertengkaran mereka berdua. Padahal masalah sudah clear dan bahkan adik sepupunya bunda Asahu sudah memiliki tiga anak. Hebat sekali suaminya.

Nenek Asahi tiga bersaudara, bunda Asahi dua bersaudara, dan Asahi anak tunggal. Jaemin juga anak tunggal dikeluarganya. Namun sayangnya orangtua Jaemin lebih dulu bercerai satu tahun lalu, orangtuanya Asahi masih mau terhubung dipernikahan mereka yang penuh dengan pertengkaran. Bosan. Apa mempunyai ibu atau ayah baru itu menyenangkan? Atau akan seperti kartun Cinderella? Entah.

Tidak ada hal penting yang harus Asahi kerjakan besok, jadi dia memilih untuk kembali tidur. Nanggung, sudah jam delapan malam.

━━━━━━━━━━━━━━━━━━
‹ Be Mine ›

Hallo, hallo
Gimana nih bagian 03?
Semoga kalian suka, ya, and thank you!
See you kalian

➽ be mine ー yosahiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang