part 1

9.4K 640 1
                                    

"Tuan, ini ada berkas untuk rapat minggu depan"
Terlihat Renjun salah satu teman sekelas Jaemin dulu dan merupakan sekretarisnya, datang menghampirinya dengan beberapa kertas di tangannya.

"Letakan saja di situ"
Ucap Jaemin menunjuk kearah meja miliknya. Renjun hanya mengangguk saja lalu meletakkan kertas-kertas itu di atas meja itu. Namun ketika ia ingin berjalan keluar ruangan, Jaemin tiba-tiba saja menghentikannya.

"Renjun!"

"Ya?"

"Kau ingin ke kantin?"
Tanyanya. Karena sekarang sudah memasuki jam istirahat kantor.

Renjun mengangguk. Jaemin terdiam sesaat, lalu berdehem pelan.

"Bisa panggilkan Mark ke sini sebentar?"
Tanyanya.

Renjun yang mendengar itu berdenyit bingung.

"Kak Mark? Untuk apa?"
Tanyanya.

"Saya ada urusan sama dia"
Jawab Jaemin. Renjun hanya mengangguk, walau sebenarnya ia tidak berani jika berhubungan dengan Mark yang merupakan ketua dari geng berandalan di sekolahnya dulu. Tapi sebagai sekrestaris yang baik, ia harus patuh dengan perintah atasannya.

Setelah kepergian Renjun. Jaemin kembali memeriksa beberapa surat ijin untuk acara pelelangan yang akan perusahaannya adakan minggu depan.

Braak!

Pintu ruangan itu terbuka. Menampilkan wajah sangar Mark yang datang dengan pakaian yang sangat mengundang nafsu seperti biasa. Ia menutup pintu lalu menguncinya. Berjalan kearah Jaemin dengan permen yang terus ia hisap sedari tadi.

"Ngapain manggil gue?"
Tanyanya yang kini berdiri di depan Jaemin. Jaemin hanya diam dan masih memperhatikan kertas yang ia pegang sedari tadi.

Mark berdecih pelan,
"Buruan! Gue gak ada waktu!"
Ucapnya kesal. Jaemin menoleh kearahnya.

"Kamu di skorsing lagi?"
Ucap Jaemin sambil menunjukan kertas yang ada di tangannya.

Mark yang mendengar itu hanya menatap malas Jaemin.

"Itu udah biasa buat gue"
Ucapnya acuh. Jaemin menatap tidak suka kearahnya.

"Jangan menganggap remeh semua hal. Kamu sudah dewasa sebentar lagi akan lulus kuliah. Saya harus bilang apa sama orang tua kamu?"
Ucap Jaemin.

Mark kembali menatap malas Jaemin. Berjalan kearahnya, lalu duduk di atas meja kerja miliknya. Mark menggeser tempat duduk Jaemin agar memberi ruang untuknya.

"Kan ada lo. Jadi gampang kan"
Ucapnya.

Jaemin menatap nyalang sang istri. Ia sudah berjanji akan membuat Mark menjadi lebih baik. Tapi istrinya ini benar-benar diluar ekspestasinya.

"Saya tidak bisa melindungi kamu terus"

"Lo bacot banget sih! Tinggal bilang sama papa dan mama kalo gue masih ngampus. Ntar gue nginep di tempat temen gue biar gak ketahuan"

"Cukup Mark!"
Jaemin menatap nyalang sang istri. Mendekat kearahnya. Membuat wajah mereka berdekatan.

"Saya suami kamu. Jaga sopan santun kamu!"
Ucapnya dengan wajah serius.

Tapi bukan Mark namanya jika takut dengan perkataan suaminya itu. Ia membuka pahanya lalu menatap nakal sang suami.

"Kenapa sih, sayang? Mau marah, hm?"
Ucapnya menggoda sang suami. Kaki kirinya terjulur kebawah. Menyentuh gundukan di tengah celana Jaemin dengan sensual. Jaemin tercekat dan sedikit mengerang pelan.

"Na Minhyung.."

"Apa hem? Mau main?"
Tanyanya dengan tatapan menggoda. Jaemin menelan ludahnya kasar.

"Saya lagi marah sama kamu"
Ucap Jaemin yang masih menatap nyalang sang istri.

Mark hanya tersenyum tipis. Lalu beranjak dari atas meja. Menaiki paha sang suami dan duduk disana.

"Mau?"
Tawar Mark menunjukan permen yang sedari tadi ia hisap. Jaemin hanya menatap datar dirinya. Mark berdecih pelan lalu membuang permen itu sembarang.

"Euhm..kita buat kesepakatan bagaimana?"
Ucap Mark. Jaemin masih saja diam.

"Aku bakalan puasin kamu sampai kamu puas malam ini. Tapi kamu janji jangan bilang sama mama papa kalau aku di skorsing"
Ucapnya dengan tatapan intensnya.

Jaemin tidak bergeming. Menahan pinggang Mark agar tidak jatuh dari pangkuannya.

"Itu kewajiban kamu sebagai istri. Kenapa harus memberi tawaran pada saya?"
Ucap Jaemin protes. Mark menatap tidak suka kearah Jaemin. Sengaja menggerakan pinggulnya untuk menggoda Jaemin.

"Hentikan Mark!"
Marah Jaemin. Anak itu benar-benar keterlaluan.

"Turun! Saya ada rapat sebentar lagi!"
Ucapnya memperingati Mark.

Mark menggeleng pelan. Lalu menatap sensual Jaemin.

"Daddy main yuk!"
Ajaknya.

"Kamu jangan macam-macam. Saya lagi sibuk, Mark. Turun!"
Pinta Jaemin sekali lagi. Mark merengut kesal.

"Pilih pekerjaan atau aku!"
Ucapnya.

"Pekerjaan"
Jawab Jaemin dengan cepat.

Mark yang mendengar itu langsung menatap Jaemin kesal.

"Dengar tuan Na. Anda tidak akan bisa pergi kemana-mana.."
Ucap Mark dengan penuh drama. Jaemin hanya menatap datar dirinya. Jaemin rasa istrinya sudah sedikit tidak waras. Sifatnya selalu saja berubah-ubah.

"Saya mau rapat sebentar lagi"
Ucap Jaemin lagi.

Mark kembali merengut kesal.
"Yaudah..ayo main dulu!"
Mark kembali menggerak-gerakan bokongnya.

"Mark.."

"Main dulu daddy! Ayo!"
Pekiknya kesal.

Jaemin menggeram pelan. Lalu menahan pinggang Mark.

"Janji tidak akan minta apapun?"
Ucap Jaemin. Mark merengut kesal.

"Gak bisa gitu dong. Aku kan nanti capek. Kasih hadiah dong!"
Ucapnya.

Kan benar!
Batin Jaemin.

"Baiklah, satu ronde"
Ucap Jaemin. Mark memekik senang.

"Kita ke kamar"
Ajak Jaemin. Mark menggeleng

"Di sini aja.."

"Nanti ada yang masuk"

"Kan tadi udah aku kunci pintunya.

Jaemin menghela nafas. Dan memilih mengalah. Ia terlalu lelah meladeni sifat kekanakan Mark.

"Sekarang tutup matanya"
Ucap Mark yang sudah beranjak dari pangkuan Jaemin.

"Kenapa harus di tutup matanya, sayang?"
Tanya Jaemin.

"Tutup aja ih! Nurut sama aku!"
Ucap Mark yang kembali merengut kesal. Jaemin terpaksa menurut.








































SanzionNakamura

My Sugar Daddy (MinMark)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang