part 3

3K 216 0
                                    

"Maksud lo apa, ha!?"
Teriakan menggema dari Mark menyebar ke seluruh ruangan yang ada di dalam kamar mereka.

Jaemin terdiam sambil membuka setelan jas hitamnya.

"Lo gak puas sama gue!? Masih mau lubang dari jalang itu!? Ha!? Jawab gue Na Jaemin!"
Teriak Mark kesal. Bagaimana ia tidak kesal saat melihat sang suami tidak pulang dan malah pergi ke klub dan bermain wanita disana.

"Saya tidak ada main dengan mereka"
Ucap Jaemin melepas dasi yang melilit di lehernya.

"Ooh..gak ada main, ya? Terus yang gue lihat tadi siapa!? Hewan!?"
Ucap Mark masih dengan tatapan yang sama. Jaemin terlihat tidak peduli dan memilih melepas kemejanya. Meletakannya di sembarang arah dan hendak mengambil handuk untuk mandi.

Namun Mark segera menghalanginya. Lengan pria itu ia tarik agar menoleh kearahnya.

"Kalau istri lagi bicara tuh di dengerin!"
Teriak Mark. Jaemin yang mendengar perkataan Mark langsung mengerutkan keningnya.

"Apa maksud kamu? Di sini saya yang suami kamu. Seharusnya kamu yang mendengarkan penjelasan dari saya dulu"
Ucap Jaemin tidak terima. Mark terdiam lalu melepas pegangan tangannya pada lengan kekar Jaemin, ia menatap kesal pria itu lalu melipat kedua tangannya di depan dadanya.

"Ayo jelasin!"
Ucapnya kesal.

Jaemin menghela nafas pelan. Menatap wajah marah itu dengan tenang.

"Saya kesana untuk menjemput seseorang"

"Siapa?"

"Teman saya. Hyunjin. Kekasihnya meminta saya menjemputnya kesana karena dia sedang mabuk"

"Trus?"

"Saya ingin pulang. Namun ada wanita yang menarik saya dan menggoda saya. Lalu kamu datang dan salah paham"

"Menggoda sampai harus duduk di paha lo?"

"Bukankah kamu juga seperti itu?"
Ucap Jaemin dengan santai. Mark menatap kesal dirinya.

"Jadi lo nyamain gue sama jalang!"

"Bukan saya. Tapi kamu sendiri"

"Jaemin!"

"Sudah, sayang. Saya lelah. Saya mau mandi. Tubuh saya bau wanita itu"
Ucap Jaemin yang hendak pergi meninggalkan Mark. Namun Mark kembali menahannya. Ia menatap pria itu dengan raut wajah gugupnya.

"Lo ngapain aja sama dia?"
Tanyanya ragu.

Jaemin yang melihat ekspresi malu dari Mark itu. Tersenyum manis.

"Saya gak ngapa-ngapain. Cewek itu baru saja duduk di pangkuan saya. Dan kamu langsung datang"

"Kalau gue gak datang. Lo mau main ya sama dia?"
Tuduh Mark. Jaemin kembali menghela nafas lalu mendekati Mark.

"Kamu ngomong apasih? Saya tidak mungkin tertarik dengan orang lain, kalau kamu saja terasa sangat nikmat untuk saya"
Ucapnya seduktif. Pipi Mark memerah malu.

"Ih mulutnya!"
Kesal Mark, Jaemin tertawa pelan lalu mengecup pipi gembil itu.

"Mau mandi bareng?"
Tawar Jaemin. Mark tidak menjawab dan memilih memalingkan wajahnya.

"Kita akan bermain sebentar, sayang"
Ucapnya kembali memberi tawaran. Mark yang mendengar itu langsung menoleh kearahnya.

"Berapa ronde?"

"Satu"

"Enggak mau! Dua!"

"Baiklah, apapun yang kamu mau"

"Yeee! Hadiahnya aku mau dua blackcard kamu!"
Teriak Mark. Jaemin yang mendengar itu hanya tersenyum tipis. Apa Mark tidak sadar jika ia sudah seperti orang yang bekerja di klub malam. Bedanya pelanggan Mark hanya Jaemin seorang.






































SanzionNakamura

My Sugar Daddy (MinMark)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang