Halo everybody selamat menikmati
(〜^∇^)〜
Jangan lupa vote and komen yaa
o(〃^▽^〃)oJane akhirnya memutuskan kontak mata dan menatap Diandra. "Nyo-maksud ku Dira sudah mandi?"
"Iya, udah mandi, udah wangi, tambah syantik" ujarnya mengibaskan rambutnya yang basah.
"Baiklah baik, kemarilah aku akan membantu mengeringkan rambut mu" berjalan mendekati Diandra dan menuntunnya duduk di depan meja rias.
"Dira, itu kucing siapa?" tanya Jane sembari mengeringkan rambut Diandra menggunakan hair dryer.
"Oh, Arnav? Entahlah, dia tiba-tiba ada di balkon kamar ku. Karena imut jadinya ku ambil lah, kan sayang kalo dibiarkan" jawabnya santai.
"Arnav?"
"Iya, Arnav. Aku memberinya nama itu karena mata birunya yang seperti samudra"
Jane pun mengernyit tak suka "Dira, dia seekor kucing liar, lebih baik dibuang saja ya. Nanti aku akan membelikan mu kucing baru"
Diandra pun berbalik menatap Jane dengan raut sedih. "Boleh ya Jane, please. Kasian kucingnya terlantar, kita juga pernah mengalami hal itu. Jadi Jane pasti tau gimana rasanya" dengan air mata yang siap jatuh.
"Aku tidak tau seperti apa rasanya terlantar. Dulunya memang, aku sebagai Sinta juga yatim piatu sejak usia 17 tahun karena orang tua kami kecelakaan. Tapi aku masih punya kakak yang selalu ada untuk ku dan kami berdua saling melindungi, meski sering bertengkar. Entah kenapa aku sangat sedih mendengar perkataan Jane untuk membuang Arnav, seolah diri ku juga pernah merasakan jadi anak terlantar. Apa mungkin, ini reaksi alami dari tubuh Diandra?" batinya bingung akan apa yang ia rasakan.
Jane yang mendengar hal itu seketika terdiam melihat Diandra yang hampir menangis. Ia kini memeluk Diandra sayang dan menepuk-nepuk punggungnya.
Entah apa yang Diandra rasakan ia mulai menangis terisak. "Hiks hiks jangan buang Arnav, dia cuma sendirian. Nanti dia kesepian, aku masih punya Jane, tapi Arnav tidak memiliki siapapun. Hiks hiks Aku tidak tau kenapa menangis, tapi di sini sakit hiks hiks" Diandra pun menangis dalam dekapan hangat Jane dengan tangan yang mencengkram dadanya yang terasa sakit.
Jane yang mendengarnya juga mulai ikut meneteskan air mata, ikut menangis bersama Diandra sembari terus mengusap punggungnya memberikan ketenangan kepada Diandra. Sejak kecil, Jane telah merasakan seperti apa manisnya memiliki keluarga lengkap yang menyayanginya. Meski ketika keluarga Geishara bangkrut dan sang ayah tak lagi menyayanginya, tapi ia masih memiliki ibu yang sangat menyayangi dirinya.
Hingga suatu hari, sang ibu mulai sakit-sakitan dan wafat sekitar dua tahun lalu, meninggalkan dirinya sendirian bersama sang ayah. Sang ayah yang telah lama kecanduan judi semenjak keluarga mereka bangkrut, dengan teganya menjual Jane kepada Viscount tua kaya raya demi mendapatkan mahar yang berlimpah darinya.
Tapi Diandra, dia tidak memiliki siapa pun selain Jane yang saat ini baru berada di sisinya. Terlahir sebagai anak haram bangsawan pastilah membuat Diandra dikucilkan dari lingkungan sekitarnya. Saat Jane pertama kali menjadi maid pribadi Diandra, dia tak sengaja melihat Diandra yang sedang berganti baju dan di punggungnya terlihat ada banyak bekas cambukan yang masih utuh. Seberapa keras cabukkan itu, hingga meninggalkan bekas luka yang tak bisa hilang. Itulah yang Jane pikirkan saat melihat bekas luka tersebut.
Diandra yang tau akan tatapan rumit yang Jane tunjukkan saat itu, ia tanpa ragu menceritakan penyiksaan yang sering dilakukan oleh keluarga Viscount Frank kepada dirinya sejak usia 5 tahun. Ia juga berkata, jika dirinya sangat bersyukur bisa keluar dari neraka itu untuk selamanya meski dengan pernikahan paksa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Duchess: Victim of a Reverse Harem Novel
Fantasy{BUKAN NOVEL TERJEMAHAN} Sinta merupakan seorang wanita kantoran berusia 25 tahun yang baru saja mengalami hal teraneh dalam hidupnya. Dia kini telah menjadi Diandra yang merupakan istri dari salah satu tokoh utama pria dalam novel setelah pingsan a...