Hari ini setelah beberapa hari lalu soal kejadian di angkot, raya pura-pura tak peduli, selama beberapa hari ini dia menganggap apa yang di dengarnya di angkot tak begitu penting untuknya.
Hari ini, jum'at malas. Ya karena seluruh siswa akan sholat jum'at bersama dan para siswi akan keputrian lalu di lanjutkan dengan belajar lagi.
Raya sedang sibuk mendengarkan musik dari ponsel suci sambil duduk dibawah rindangnya pohon yang berada tepat di pinggir lapangan depan kelasnya, ponselnya tidak bisa di pasangkan headset. Maklumlah ponsel cina yang jadul.
Ia merasa damai dengan angin sepoi-sepoi yang menerpa wajahnya dan musik yang mengalun lembut di telinganya. Sampai ia lihat dari arah musholah julio berjalan kearahnya dengan santai dan diiringi tatapan memuja dari para siswi smk dan smp.
Raya memandangi julio dengan kening berkerut dan bibir menyunggingkan senyum, betapa dulu saat kelas X dia sangat menyukai julio, dia sangat ingin dekat dengan pria itu tapi pria itu menolaknya mentah-mentah, alasannya sepele.
Novi bilang pada raya kalau julio pernah berkata, ia bisa dekat dengan perempuan hanya sebagai teman kecuali kalau memang julio duluan yang menyukai perempuan itu. Barulah saat semester 2 kelas X mereka bisa dekat karena sudah tergabung di osis yang membuat mereka harus sering bersama dan di tuntut untuk bersikap profesional bisa memisahkan masalah pribadi dan karena pada saat itu perasaan raya pada julio sudah hilang sedikit dan tak begitu dominan lagi.
Makanya selama itupun raya bisa dengan bebas bergelayut manja pada julio tanpa harus takut di hadiahi tatapan tak suka yang bisa bikin siapapun yang melihat jadi mengkeret.
Tapi raya sadar sebenarnya sampai sekarang ia pun masih menyukai julio dan betapa beruntungnya dia bisa memeluk julio dengan bebas tanpa di marahi, betapa senangnya dia saat seluruh mata para siswi di sekolah menatapnya iri dan sebal, sungguh raya menikmati tatapan itu.
"Kenapa lo?"
"Enggak apa-apa"
Julio menarik kaki raya supaya jadi selonjor dan pahanya jadi merapat, dan kemudian dia membaringkan kepalanya di paha raya.
"Eh lu"
"Ssst, pinjem paha lu bentar"
"Gue geli dodol, bener deh"
Ya, raya memang tak tahan jika pahanya tersentuh kepala apalagi julio dengan sengaja menggerakkan kepalanya dan mebuat raya tertawa geli.
"Begini geli?, begini?" Ucap julio sambil nyengir meledek
"Lio ih"
"Iya, nih diem udah tuh ya, lu jangan gerak-gerak. Elus-elus kepala gue aja"
Dan raya kembali menikmati lagunya karena pergerakan julio sudah terhenti, sementara tangannya melakukan instruksi julio tapi bukan di elus melainkan di jambak dengan lembut.
"Ya ampun udah kaya orang pacaran lo" itu dio
"Tau luh, itu bocah pada ngeliatin. Sampe bu.eka sama bu.indah juga ngeliatin" imam nyambung
"Biarin si, berisik lo lagi enak nih" julio menjawab
Raya hanya diam memandang sambil menaikan sebelah alis ke arah imam dan dio, seolah bertanya 'masalah?'
***
Hari ini pelajaran terakhir setelah sholat jum'at dan keputrian adalah olahraga, raya senang dengan pelajaran ini. Hanya saja kalau di suruh senam lantai ia sangat benci sekali.
Untung saja pak.kardi tidak memberikan pelajaran senam lantai hari ini, bisa malu ia. Masih ingat saat kelas X semua temannya menertawakan karena ia paling konyol sekali melakukan senam lantai. Ia tak bisa melakukan rol depan dan belakang, ia hanya bisa sikap lilin dan itupun tak sempurna.
"Hari ini kita basket, satu-satu aja masukin bolanya ke ring. Saya ambil nilai" pak.kardi.
"Absen nomor 2 maju, pimpin pemanasan" lanjutnya
Dan olahraga terus berlanjut tapi raya tak bisa dengan benar memasukan bola ke ring, ia terus berlatih bersama nadiyah dan ressa sebelum namanya di panggil, sampai julio datang berdiri di sampingnya dan mengarahkannya lewat kata-kata dan mencontohkan padanya. Kalau kalian berpikir ini seperti adegan romantis di film-film, tentu tidak. Sebab julio tak mengajarkannya sambil memeluknya dari belakang.
Tampak beberap siswi smk dan smp mencuri intip dari celah jendela kelas masing-masing. Dan raya hanya tersenyum kecil melihat tatapan siswi-siswi itu.
*****
Itu di mulmed julio ya ♡^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Sepotong Bulan Untuk Berdua
Teen FictionSoraya Putri Aku yang selalu beranggapan, bahwa aku dapat melakukan segala hal sendiri ternyata masih membutuhkan orang lain untuk menunjukan apa yang belum pernah ku lihat, sentuh dan ku temui. Note: judul cerita ini dari kumpulan cerpen tere liye...