Laki-laki Pengalih

273 11 0
                                    

"Mas.koko, kiper 3 ips nomor punggung 97 namanya siapa?"

"Kiper kelas gue?, Faris"

"Salam ya"

Raya sedikit berteriak ketika memanggil kaka kelasnya itu yang sedang berdiri di depan kelasnya di lantai 2, dia ingat wajah laki-laki yang menjadi kiper kelas 3 ips ketika class meeting kemarin. Si pendek yang memiliki jambul, memakai kostum serba biru dengan nomor punggung 97, memakai sarung tangan kiper dan tangkapannya bagus sekali.

Raya dan sahabat-sahabatnya sempat meneriaki nama laki-laki itu untuk memberi semangat di pertandingan final lalu. Syifa, sahabatnya si kecil nan gembul meyukai laki-laki itu, sedangkan raya bertanya nama laki-laki itu bukan karena suka tapi karena ia butuh pengalihan dari Rafa. Dan pilihannya jatuh pada si kiper itu, masa bodo dengan reaksi sahabatnya yang lain jika menganggap ia pagar makan tanaman, yang jelas ia membutuhkan laki-laki bernama faris itu untuk pengalihan.

"Lo suka ray sama faris", tanya koko padanya

"Iya, kemarin pas final keren dia mainnya", jawab raya tak sepenuhnya bohong. Lalu koko memanggil faris dari dalam kelasnya

"Ini kan orangnya? Haha. Tuh ris raya, nitip salam katanya"

"Hai kak", oke. Raya tau ini basi sekali, tapi demi mengalihkan perasaannya dari rafa tak apalah, pikirnya.

Faris hanya mengangkat ujung bibirnya sedikit, lalu kembali masuk ke dalam kelas. Ia tampak malas meladeni raya, dan koko pun juga pamit masuk ke kelas.

Sementra di bawah, raya duduk di bangku penonton di pinggir lapangan, memandang ke kelas ips saat syifa muncul dari dalam.

"Cie, abis nitip salam ke faris? Gue denger loh", ucap syifa

"Iya, lucu ya dia orangnya"

"Nah, emang makanya gue resep. Lo nggak suka sama dia kan ray?" Tanya syifa santai

"Nggak tau, semoga aja enggak", jawab raya sekenanya.

***

Begitu memasuki kelas pagi ini, suasananya tidak enak menurut raya. Dia canggung karena kejadian saat ia banjir air mata saat class meeting lalu. Pandangan rizka, sarah, maulida, ayu dan ade berbeda padanya. Rafa pun sama, malah sudah seminggu berlalu mereka tak pernah bertegur sapa atau sekedar ngobrol seperti biasa, rafa seolah-seolah menjauh dan tak ingin raya berseliweran di dekatnya.

Sementara para siswa lelaki biasa saja, memandang raya tak seperti pandangan beberap siswi perempuan. Raya duduk sambil membuka akun facebook di ponselnya, munculah status syifa di beranda facebooknya, sekitar 20 menit yang lalu syifa update.

Gue rela mundur kalo lo suka dia

Hanya sebaris kata itu tapi raya tau siapa 'dia' yang di maksud syifa. Faris! Yap, tidak mungkin salah. Nanti saja saat istirahat raya berniat menanyakan itu pada syifa.

"Syifa kenapa deh update begitu di fb, lo baca kan?" Suara suci

"Baca. Enggak tau, galau kali" sinta menimpali

"Galau sama siapa?" octa menimpali lagi

"Nanti aja tanya pas jalan pulang", ucap sinta

Raya hanya menyimak, karena feelingnya syifa galau karena dia mendekati faris.

***

Istirahat kedua yang waktunya lebih pendek tetapi jadi pilihan waktu paling pas bagi raya untuk mengobrol berdua saja dengan syifa. Karena di jam itu para temannya yang lain tengah sibuk sholat sambil memandangi kaka kelas gebetan mereka, ya walau yang seperti itu hanya suci saja.

Sepotong Bulan Untuk BerduaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang