Try to Look in Your Own Eyes

253 10 7
                                    

"Imam mana, Ray?." Audy bertanya pada Raya saat Raya selesai berfoto-foto dengan teman-temannya di keraton jogja. Ia lalu melongokan kepalanya untuk mencari keberadaan Imam.

"Enggak tau, kayaknya sama Oji deh beli minum."

"emangnya mereka udah keluar?."

"udah dari tadi sih, mereka ngeluh haus dan laper."

"thank's Ray."

"Yo."

Selepas Audy pergi, Raya memperhatikan Rafa yang sedari tadi memandangi Annisa. Tadi saat tengah menonton tarian yang diadakan pihak keraton teman-temannya meledeki Raya, mereka bahkan menyuruh Raya turun menari mengingat Raya pernah menampikan tarian yang sama di taman bunga dan fotonya di pajang di mading sekolah.

Rafa yang memang saat tarian pun di mulai sempat beberapa kali mengalihkan pandangannya dari Annisa lalu ke penari dan Raya, Raya pun menangkap tatapan Rafa dan bukan seperti kebanyakan gadis lainnya yang akan langsung memalingkan wajah bila ketahuan sedang memandangi orang yang di suakinya. Raya justru membalas tatapan Rafa, tidak disertai senyuman tapi tatapan yang seolah berkata "tolong lihat gue, berpalinglah dulu ke Annisa." Tapi Rafa hanya memandanginya dengan kening berkerut dan sepertinya Rafa pun tak mengerti arti tatapannya itu. Raya tau isi pikiran Rafa adalah sedang membayangkan jika yang menari disana adalah Raya dengan kostum penari yang sama persis seperti foto yang terpajang di mading.

Dan saat ini, Raya tengah memandangi Rafa yang sedari tadi memandangi Annisa yang sedang mengobrol dengan Ami. Entah Annisa pura-pura tak melihat pandangan Rafa atau bagaimana, yang jelas Raya tau pasti kalau Annisa tau jika dirinya tengah di perhatikan oleh Rafa.

***

"Lo tadi di keraton nggak belanja, Ray?." Octa bertanya pada Raya karena memang saat di keraton Raya tak berbelanja apapun termasuk membeli minuman. "Lo lagi ngirit ya?," lanjut Octa lagi.

"Bah, ngirit?. Iya sih tapi nggak kayak gitu juga Nta, gue cuma nggak minat aja nanti paling pas abis dari sini ka nada pasarnya tuh banyak, kayaknya juga sama murahnya dengan yang di keraton tadi." Octa hanya mengangguk-angguk menanggapi.

Sekarang ini rombongan SMA Dua Mei Ciputat tengah berada di Candi Prambanan, mereka tengah berkumpul di halaman Candi mendengarkan beberapa penjelasan yang tengah di berikan oleh tour guide yang di tunjuk sang guru untuk menemani mereka berkeliling Candi.

Raya sudah berusaha agar mendapatkan tempat berdiri di sebelah Raya, tapi tau-tau Annisa datang mnyelak berdiri disebelah Rafa yang entah itu di sengaja atau tidak. Sementara Dio pun sudah menyerobot di tengah-tengah Annisa dan Rafa guna untuk menggoda Annisa. Jadilah Raya berdiri bersisian dengan Julio dan Nadiyah, sesekali matanya tak pernah terlepas dari Rafa. Ia seperti sedang memantau Annisa dan Rafa.

***

Candi Prambanan begitu lekat dengan legenda Roro Jonggrang, legenda ini mengisahkan cinta seorang pangerang kepada seorang putri yang berakhir dikutuknya sang putrid akibat tipu muslihat yang dilakukannya. Roro Jonggrang artinya adalah Dara atau gadis langsing.

"Jadi ada kepercayaan yang dianut oleh warga sekitar bahwa bila pasangan kekasih datang mengunjungi Candi Prambanan ini maka ikatan mereka akan terputus atau hubungan mereka akan berakhir seperti kisa Roro Jonggrang dan Bnadung Bondowoso, tapi sebaliknya bila menemukan tambatan hati di Candi ini, maka hubungan mereka akan langgeng. Toh itu hanya kepercayaan yang sudah tertanam sejak dulu, percaya atau tidak kita kembalikan lagi semuanya pada Tuhan."

Tour guide sudah selesai menjelaskan tentang legenda Candi Prambanan dan kepercayaan yang telah lama tertanam dalam pemikiran orang-orang tentang Candi ini. Raya berpikir kepercayaan itu sama saja seperti yang warga percaya tentang jembatan merah yang terdapat di Kebun Raya Bogor. Raya entah percaya atau tidak, tapi saat kalimat terakhir sang tour guide yang merupakan bapak-bapak seusia kakeknya itu selesai dan mereka semua melanjutkan perjalanan menuju ke dalam Candi, mata Raya terus memandang Rafa yang tengah di ledek oleh anak-anak Ips.

Sepotong Bulan Untuk BerduaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang