Ulang Tahun Suci

291 12 8
                                    

Setelah kejadian beberapa hari lalu hari-hari yang Raya lewati terasa sulit? Rafa seperti sengaja dan Annisa seperti orang dungu yang dengan gampangnya menceritakan semua hal yang ia alami bersama rafa, ia bahkan menunjukkan barang-barang pemberian Rafa. Ia selalu di antar pulang oleh Rafa, jadilah Raya harus menahan diri untuk tak menangis saat dirinya dengan terpaksa harus seangkot dengan rafa dan annisa, bertambah dongkol-lah raya pada sahabatnya itu. Ia bahkan mulai menjauhi segala kontak dengan annisa, ia tak akan berlama-lama jika annisa juga ada disana. karena ia sudah mulai merasa tak suka dengan sikap sok polos annisa, sikap di buat-buat annisa yang jelas kentara berbeda sekali dengan nada suaranya ketika membicarakan rafa.

"ulang tahun gue dateng lo", ucap suci pada raya yang tadi hanya memperhatikannya sedang member pengumuman di depan kelas agar satu kelas dapat hadir di ulang tahunnya nanti.

"nggak janji" balas raya singkat

"nggak asik, gue sama rafa dateng"

Lihatlah, annisa bilang begitu pada raya, mengesalkan bukan!

Raya hanya melirik annisa lewat ujung matanya, ia sudah sangat kesal dan tidak bisa lagi berpura-pura baik pada sahabatnya yang satu itu, ini benar-benar menggelikan, biarlah rafa menganggapnya jahat karena terang-terang ingin menjauhkannya dari annisa, masa bodo! Hatinya sudah tak tahan melihat gerak-gerik dan ucapan sok polos annisa.

"dateng ray, nanti nebeng sama gue aja", Rafly, si ketua kelas langsung bersuara melihat raya yang hanya diam saja dari tadi

"hm..", hanya itu jawaban raya.

***

Raya, Julio, imam, putra, rafly, annisa sudah berkumpul di tikungan pasar cimanggis di daerah ciputat. Mereka janjian di tempat itu karena memang tempat itu strategis dan tinggal ke arah kiri untuk ke rumah suci, dan yang terpenting hanya raya yang tahu jalan ke rumah suci, baik naik angkot maupun naik motor. Seperti ajakan rafly saat di sekolah kemarin, ia menjemput raya di gang rumahnya karena memang jarak rumah rafly dan raya yang tidak jauh-jauh amat. Lalu rafa di bonceng imam, dan Julio membonceng annisa lalu putra naik motor seorang diri. Sisanya naik angkot, karena yang datang tak semua karena yang lain ada keperluan di hari sabtu ini. Suci sengaja mengadakan acara ulang tahunnya itu pada pukul 01.00 siang, karena menjelang pukul lima sore angkot jurusan reni jaya sudah tidak beroperasi lagi dank arena kebanyakan temannya yang datang menggunakan angkot.

Sesampainya di rumah suci, semua tak langsung masuk melainkan memancing suci ke lapangan badminton dekat rumahnya dan menceplokinya dengan telur, trigu, kopi, kecap, saus dan minyak goreng, serta air got. Lalu sambil menunggu suci mandi yang lain duduk-duduk di teras sambil berbincang dan bercanda. Rafa duduk di sebelah annisa dan raya pun duduk di sebelah rafa, ressa memotret ketiganya secara candid. Rafa terus mengajak ngobrol annisa dan hanya sesekali menanggapi celoteh raya. Raya sedikit bete, tapi demi kelancaran aksinya mejauhkan dua sejoli yang belum jadian ini ia rela meski sudah diabaikan terang-terangan oleh rafa.

"sini masuk, kita potong kue terus makan, gue udah masak bakso" ucap suci dengan suara cemprengnya yang khas

"lo masak bakso sendiri mak?" tanya octa

"babeh gue yang bikin hehe"

Semuanya masuk lalu duduk membentuk lingkaran, kali ini tampak Julio berada di sisi kiri annisa dan di sisi kiri Julio ada novi, sementara rafa duduk di luar bersama putra dan rafly. Raya memperhatikan rafa dari tempatnya duduk karena ia berada dekat jendela yang megarah kepada rafa.

"pacar, gue nggak di ambilin kue"

Deg!!..

Itu suara rafa, sontak raya menyembulkan kepalanya ke luar jendela dengan pandangan tak percaya, karena pasalnya sejak kejadian ia menangis saat class meeting itu rafa tak pernah memanggilnya seperti itu.

Sepotong Bulan Untuk BerduaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang