Shasa Adreyliana. Cewek sangar yang selalu memancarkan aura tak biasa setiap berpapasan dengan orang-orang yang menurutnya asing. Namun, dia akan berubah menjadi wanita yang perhatian ketika sedang berhadapan dengan orang terdekatnya. Cewek satu ini paling hebat dalam menipu semua orang. Mereka yang melihat sekilas tentang dirinya pasti menilai bahwa Shasa adalah cewek baddas yang tidak kenal takut. Padahal faktanya, ia menyimpan luka dan ketakutan yang tak biasa.
Sekarang ini Shasa sudah menginjak kelas XI SMA Nusa Bakti. Ia memilih untuk tinggal disebuah kost-an yang letaknya cukup dekat dengan sekolahnya. Kurang lebih sudah satu tahun dia tinggal di kost-an sendirian. Alasan Shasa memilih untuk ngekost adalah jarak rumahnya yang lumayan jauh dengan sekolahnya dan beberapa alasan lainnya. Sejauh ini dia tampak nyaman tinggal disana. Namun, kenyamanannya seketika lenyap kala seseorang datang.
Ziyan Briantara. Badboy tampan yang baru saja di DO dari sekolah lamanya karena kenakalannya yang sudah tidak bisa termaafkan. Saat ini ia sedang mengendarai motornya secara ugal-ugalan menuju tempat tinggalnya yang baru. Dengan lincahnya, ia berhasil menyalip beberapa kendaraan hingga membuat beberapa orang geleng-geleng kepala menyaksikan aksi nekat remaja satu itu. Tak berlangsung lama, akhirnya ia tiba juga di lokasi. Ia pun melepas helm dan turun dari atas motor. Kedua matanya menatap sebuah bangunan berlantai 2 dengan tatapan bahagia. Ia menyunggingkan senyum sembari memainkan kunci motornya.
Seorang lelaki paruh baya berjalan tergopoh-gopoh menghampiri Ziyan yang masih berdiri sembari mengedarkan pandangan. "Den Ziyan teh udah datang dari tadi?"
Ziyan menoleh lalu berujar dengan santai. "Hussstt pak Ujang nggak boleh ngomong keras-keras."
Pak Ujang terkekeh pelan lalu menjawab. "Ayok den, biar saya antarkan ke kamar aden."
Ziyan berjalan satu langkah mendekati pak Ujang. Lalu ia pun berbisik. "Bapak kalo masih mau kerja disini, tolong rahasiain identitas saya ya."
Setelah mengatakan itu, Ziyan menepuk bahu pak Ujang dan merampas kunci yang ada di genggaman pak Ujang. Tempat yang ia tinggali sekarang adalah kost-kostan khusus cewek. Ia adalah satu-satunya lelaki yang akan menetap disana. Kenapa bisa dia tinggal disana?? Nah, itu karena kost-kostan yang ia tinggali adalah milik keluarganya sendiri. Sebenarnya kost-kostan itu rencananya mau ditutup karena beberapa orang sudah memilih untuk pindah. Kini hanya tersisa dua orang saja yang menetap disana. Satunya adalah seorang mahasiswi yang bekerja paruh waktu di sebuah club malam dan satunya lagi adalah seorang siswi SMA Nusa Bakti.
Ziyan melangkahkan kakinya menuju lantai 2. Setibanya di atas, ia dibuat terkejut melihat wanita sebayanya yang tengah menjemur pakaian dengan mengenakan baju yang sangat sexy. Ziyan berbalik dan berdiri membelakangi wanita tersebut.
"Astagfirullah tahan-tahan, nggak boleh nerjang." gumam Ziyan mengelus dadanya.
Ziyan menolehkan wajahnya sedikit, dan kedua matanya terbelalak lebar kala melihat gadis itu tak kunjung masuk ke dalam kamarnya. Sebagai cowok yang tau diri, Ziyan melepas tas punggungnya lalu berjalan menuju kamar sambil menjaga pandangan.
Gadis yang ditatap Ziyan itu, tak lain tak bukan adalah Shasa. Seperti biasa, Shasa tipikal cewek yang acuh tak acuh pada orang yang tak dikenalnya. Selesai menjemur pakaian, Shasa masuk ke dalam kamar. Entah ini dinamakan takdir atau hanya kebetulan, kamar Shasa dan Ziyan ternyata bersebelahan. Padahal masih banyak kamar yang kosong, tapi kenapa mereka bisa bersebelahan gitu ya??
Ponsel Shasa berdering. Ada panggilan masuk dari seseorang. Tak mau basa-basi, Shasa menekan tombol terima.
"Halo, ada apa Zra?"
"Weekend gini kok nggak pulang kak, dicariin mama loh."
"Kemarin gue ada pelajaran tambahan trus pulangnya kemaleman. Emangnya ada apaan sih, kok dicariin mama segala?" tanya Shasa
KAMU SEDANG MEMBACA
SECRET LIFE OF SHASA
Teen FictionBukan rasa suka biasa! . Sebuah kisah yang diawali dengan rasa penasaran, keinginan untuk melindungi, lalu akhirnya sulit untuk melepaskan. Takdir benar nyata adanya, mereka ternyata menetap di tempat yang sama. Tempat itulah yang akan menjadi saksi...