Berjuang dong!

7 0 0
                                    

Shasa kini telah kembali bersekolah. Sekarang ia tengah berjalan menuju kelas XI IPA 3. Setibanya di kelas ia telah disambut teman sekelasnya dengan tatapan tak suka. Bukan Shasa namanya kalau tidak cuek. Sesampainya di tempat duduk, tatapannya teralihkan pada Aurel yang saat ini sedang berbincang dengan teman satu gengnya.

Sesil, teman sebangku Aurel menatap aneh ke arah Shasa. Lalu gadis itu berbisik. "Rel, lo abis bikin perkara apa sama Shasa?"

Aurel mengernyitkan dahi bingung. Setelahnya gadis itu menoleh dan kini tatapannya bertubrukkan dengan tatapan mematikan dari seorang Shasa Adreyliana.

"Ya mana gue tau. Dari kemarin kan gue sama kalian terus." sahut Aurel mengedikkan bahu acuh.

"Tapi tatapannya sekarang ngeri banget anjir."

"Plis deh ya masih pagi, gausah bahas hal yang nggak penting kayak gini dong."

"Ya tapi kan gue pe-." 

Brak!!! Aurel menggebrak meja secara tiba-tiba. Sesil yang hendak melanjutkan perkataannya langsung mengunci mulutnya rapat-rapat. Ia masih tak percaya dengan sikap Aurel pagi ini.

"LO BISA DIEM NGGAK SIH?!!" bentak Aurel

"Oke sorry." ucap Sesil mengalah sembari mengangkat kedua tangannya.

Naura yang baru sampai di ambang pintu kelas dibuat terkejut melihat pertikaian antara Aurel dengan salah satu teman satu gengnya. Merasa itu bukan urusannya, ia pun mencari keberadaan Shasa yang sudah duduk manis di bangkunya.

"Shasoyyy gue tadi abis telfon lo, tapi kenapa nomor lo nggak aktif sih?!!"

"Udah selesai marahnya?" tanya Shasa memastikan.

Naura nyengir kuda melupakan kejadian semalam. Gadis itu sekarang sudah duduk di tempatnya. Ia mulai meluapkan semua isi hatinya termasuk Shasa yang sangat susah dihubungi pagi tadi.

"Sebenernya gue itu masih kesel sama kejadian semalem. Disisi lain gue juga nggak terbiasa kalo harus marahan sama lo. Dan lo tau semalem gue abis diceramahin Apin panjang lebar gara-gara kejadian itu. Maafin gue ya Shasoyyy," sesal Naura

"Gue juga udah lupa sama masalah kemarin." sahut Shasa 

Kedua mata Naura berbinar. Gadis itu menangkup wajah Shasa lalu dikecupnya bibir sahabatnya itu. Seketika Shasa langsung menatap horor Naura, sedangkan yang ditatap justru malah memamerkan deretan giginya yang rapi.

"OH IYA SHA!" seru Naura secara tiba-tiba

Shasa yang mendengar itu langsung memukul kepala sahabatnya dengan buku yang dipegangnya. "Pelan-pelan aja Ra." peringat Shasa

"Gue tuh mau nanya, kenapa ponsel lo nggak aktif?"

"Bentar." sahut Shasa singkat

Shasa baru teringat kalau dari kemarin ia telah menonaktifkan ponselnya. Sekarang ia mengeluarkan ponselnya dari dalam tas lalu mengaktifkan kembali ponselnya itu. Ada puluhan panggilan tak terjawab dari adek dan mamanya. 

"Kalo lo males berurusan sama bokap lo, seenggaknya lo kasih kabar mama lo biar nggak kepikiran lo terus." ucap Naura menasehati Shasa.

"Otak gue udah buntu Ra nggak bisa dipake buat mikir." 

Naura menepuk pelan bahu sahabatnya itu sembari berkata. "Apapun yang terjadi sama lo, gue  pastiin lo akan baik-baik aja selagi disini. Lo nggak sendiri Sha, lo masih punya gue, kak Fe, ada Ziyan and the geng juga. Kita selalu siap bantuin lo setiap lo butuh, jadi lo nggak perlu mendem semuanya sendirian. Ada kalanya lo harus ceritain apapun yang mengganggu fikiran lo sama kita, biar kita bisa sama-sama cari jalan keluarnya."

SECRET LIFE OF SHASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang